νo. 1

9.5K 409 10
                                    

Suasana berubah menjadi keruh, hampir seluruh penghuni kantor tidak mengucap sepatah katapun disaat CEO mudanya marah besar.

CEO itu beberapa kali meninggikan suaranya disaat tidak mendapati sebuah dokumen penting maupun prosedur yang belum dikumpulkan kepadanya.

Rahang tegasnya mengencang sempurna, dingin dan kelam. Matanya menatap nyalang kepada layar monitor didepannya.

Rapat hari ini berjalan tidak sempurna, menambah kesan buruk diselimuti hawa menyeramkan di sekeliling Perindustrian Kapal Pesiar Terbesar Di Dunia itu. Maka kesalahan sekecil apapun tidak akan pernah termaafkan.

Mengingat kedisiplinan didalam semua aspek yang dimiliki oleh CEO muda mereka, maka tidak akan ada yang berani membantah sedikit pun akan semua hal yang ia katakan.

Telfon berdering, dengan kesal ia rampas dengan kasar.

-"00.00 KST perbatasan Busan"-

Telfon ia matikan, seringai kecilnya keluar.

"Hoseok! Atur ulang jadwalku"

"Ada apa kim?" Hoseok memandang serius kali ini.

"Surga kita akan datang" Jawabnya asal lalu segera pergi meninggalkan sekertaris pribadinya yang hanya tersenyum, ia tahu maksudnya mungkin.

Jung Hoseok, bergumam kecil sembari mengganti ulang seluruh jadwal bosnya itu, lima rapat penting ditunda. Pertemuan dengan divisi interior arsitektur ditunda, dan masih banyak lagi.








-VO-









"Kim, sepertinya kau harus memperketat penjagaan di Busan mulai sekarang" Hoseok menyesap batang nikotin itu dengan tenang.

"Berhenti memanggil marga ku jika berada di underworld" Sinis nya tidak suka.

"Oke, dude" Hoseok menyeringai kecil. Ia senang sekali melihat tuannya kesal seperti ini.

"Mr. V, sekarang waktunya" bergumam kecil sebagai jawaban, kaki jenjangnya melangkah tegas, ia siap dengan hari ini.

Hoseok melirik, "Siapkan semuanya, tanpa terkecuali" Lalu pergi menyusul.

Mobil berpacu dengan kecepatan di atas rata - rata. Hoseok menyeletuk sembari tetap menatap layar iPad nya "Seharusnya kita tidak membatalkan pertemuan dengan si tua bangka ini"

"Rubuhkan saja kantornya besok pagi" Hoseok hanya diam, tentu ia akan melaksanakannya.

V. Yang tidak lain ialah Kim Taehyung, sosok CEO dari Vante Company. Berperawakan tinggi, tegap dan tegas. Ia hanya diam saat getaran handphone nya terasa pada saku jas hitam yang ia kenakan.

"Tidak berniat menjawab huh?" Hoseok mengoceh dengan sekaleng bir ditangan. Tidak lupa menawarkan sekaleng lagi tentunya.

Taehyung bergumam malas. Ia hanya ingin menyelesaikan tugasnya hari ini.

"Mereka kembali berulah"

"Dan aku tidak akan diam saja" Taehyung melirik kerah jalanan yang sepi sembari sesekali menyeruput minumannya.

"Sekarang hanya Busan lah jalan mereka masuk dan keluar" Taehyung mengangguk setuju. Hoseok kembali berkutat dengan iPad yang ia pegang.

Perjalanan menempuh waktu hanya satu jam. Tepat didepan sebuah Casino Elite, V berjalan dengan angkuh diikuti Hoseok dibelakangnya. Pintu dibuka, sepi hanya beberapa sebuah tumpukan box besar ditengah dan beberapa orang saja.

"Hallo Mr. V, kuharap kali ini kau tidak akan kecewa dengan apa yang kubawa" Taehyung bergeming. Terlalu malas menanggapi sapaan selamat datangnya.

"Ah, baiklah. . Kau tampaknya sangat lelah, aku hanya ingin kau menyerahkan satu kapal tempur yang akan dikirim ke AS sebagai imbalan nya"

V menyeringai kecil. Menurutnya pria tua ini memiliki selera humor yang sangat rendah.

"Dengan membawa semua pasokan minuman yang kau bawa disini, kau mungkin hanya mendapat roda kemudi usang"

"Jangan bermain - main denganku!" Geramnya kesal.

"Dan, jangan pernah bermain dengan api" Hoseok maju, dengan gesit ia mengunci pergerakan pria tua buncit ini.

Bahkan beberapa orang bawaan pria itu sudah terkapar dilantai. Taehyung tersenyum, "Siapa atasanmu?"

Taehyung berjalan mengelilingi salah satu box didepannya sembari menunggu jawaban yang akan ia dapat, menggerakkan tangannya sekilas lalu para bawahannya membuka box kayu tersebut. Taehyung melihat isi didalamnya dan tertawa cukup keras.

"Black Sea" Hanya terdengar sebuah bisikan halus bagi V di tempat sepi ini. Ck, semudah itu dia berani berkhianat?

"Hanya ini yang bisa kau bawa huh?!" Kekehan nya mulai berhenti. Hoseok tahu ini akan menjadi awal yang menyakitkan bagi pria tua ini.

"Siapkan Helikopter, aku akan kembali ke Seoul. Mari kita lihat seberapa hebat mereka bermain" Taehyung menyeringai, matanya melirik tajam pria tua tak dikenal itu.

"V. Apa yang akan kita lakukan dengan nya?" Hoseok mendengus jengah, letih juga memegangi tangan besar keriput ini.

"Panggil J, dia tahu apa yang akan harus kau lakukan" Taehyung melangkah menuju Helipad di rooftop tentunya.

Hoseok menghela nafas, memanggil bawahannya untuk mengambil alih. Lalu melangkah menjauh dari sana.

"Hi. Park, cepat kemari"

-"Ada apa? Aku sedang sibuk kau tahu?"-

"Kau punya mangsa disini"

-"Ah, benarkah? Tunggu sebentar aku akan segera datang"-

Hoseok tersenyum jengah.







-VO-







"Dimana semua berkas yang harus ada di mejaku hari ini?!" Taehyung menggeram, menatap tajam Hoseok yang sama bingungnya.

Kim Taehyung. Melekat dengan sifat disiplin yang tinggi. Hoseok menelan ludah, meskipun ia bisa dibilang sangat dekat dengan pria bermarga Kim ini. Tetap saja Kim Taehyung bisa membunuhnya kapan saja.

"Akan ku cek sekarang" Hoseok melenggang pergi dari sana.

Handphone Hoseok berdering. Malas menjawab, bersikap acuh lebih baik. Namun lama - lama membuat geram saja.

-"Hos-"-

"Sudahlah Jim, aku sedang sibuk sekarang"

-"Yak! Ruangan pendinginnya sudah tidak muat untuk menampung daging sialan ini"-

"Buang saja, apa susahnya huh?!"

-"Haish! Merepotkan, kenapa setiap mangsa yang kudapat selalu berlemak tebal!"-

Hoseok dengan cepat mematikan sambungan telfon itu sepihak sebelum pemuda yang tidak lain ia lah Park Jimin itu kembali mengoceh. Berisik.








ZAE~








"ⓗⓘ ⓐⓛⓛ-,-"

𝐕ictory 𝐎'utfitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang