vo. 9

2K 143 17
                                    

"Tae, apa paket ini milikmu?" Cengkraman pada rambut panjang ditangan kanan Jimin mengencang saat mengangkatnya ke udara, Kepala seorang wanita.

Taehyung memincing, "Tidak tahu"

"Oh, ini milikmu" Jimin melempar kepala itu tepat didepan Taehyung. Jimin memutar tubuh, menghilang ditelan pintu sebelum Taehyung membalas apapun.

Taehyung berdiri menghadap jendela. Pemandangan lebatnya hutan membuatnya tenang. Menatap segerombol sekelebat Shadows berlari melatih fisik di hutan.

Jimin berjalan menyelusuri lorong, menuruni anak tangga menuju basement. Membuka pintu kayu besarnya tidak main. Kembali menyelusuri etalase - etalase. Otak, Kornea, Jantung, Paru - Paru, Ginjal, Lambung, bahkan Usus. Tempurung kepala, Lengan, Kaki, Tulang rusuk. Dan lemari pendingin milik Namjoon, semua golongan darah ada didalam sana.

Dan berhentilah dia tepat pada mainan kesayangan. Bagaimana Aquarium merah itu sekarang hampir penuh.

Jimin membuka kotak kaca, Jantung yang bahkan masih berdetak berkat bantuan Namjoon. Indah sekali.

Menekan - nekan, tidak ada yang bisa dia lakukan sekarang; Inilah aktifitas luangnya. Jimin meraih pisau lipat dibalik saku jaketnya. Menekan kan pisau itu dengan perlahan, dengan ekspresi wajah seakan ia terlalu kasihan untuk mempermainkan organ penting ini.

Tembus, Jimin tertawa sekilas; merasakan darah menempel diwajahnya. Detakan semakin kuat, Jimin menusuknya semakin dalam. Mencabut selang - selang dan beberapa kabel entah apa itu, dengan kasar. Mencincangnya gemas.

"Ugh. ." Jimin mengais udara.

Membanting pisau lipatnya lalu melempar cacahan jantung kedalam tempat sampah dipojok ruangan. Tenang, tempat Jimin ini tentu selalu bersih.

Menyalakan ponselnya, melihat ada kiriman data dari Seokjin. Pelonjakan dana pembelian organ dalam di rumah sakit pusat Argentina. Jimin mendengus, tidak sebutuh itu akan uang sampai rela menjual mainannya.









-VO-










Taehyung berdiam diri dengan proposal menggunung drastis dimeja perusahaannya. Demo mengenai kapal pesiarnya sudah ia ekspos, dan melonjaknya pesanan mulai terasa bagi departemen pengiriman di perusahaan nya. Beserta adanya pengiriman tambahan alat berat sedang menuju kemari.

Nada dering mengacau konsentrasi,

"Hm"

-"Presdir, tambahan alat berat telah sampai"-

"Kerjakan sesuai prosedur, aku tidak ingin ada kekacauan"

-"Baik Presdir"-

Taehyung kembali mengecek kekacauan pemegang saham pada perusahaan cabang di Ilsan. Bertindak sendiri tanpa seizin Taehyung dalam pekerjaan benar - benar ingin di bunuh rupanya.

Pikiran Taehyung benar - benar terbagi sekarang. Bagaimana ia tetap gusar memikirkan Jungkook dan beberapa masalah di Underground.

Taehyung melenggang pergi menuju Mansion. Biarkan saja Hoseok yang menuntaskan sebagian pekerjaannya. Terfokus pada jalanan, iPad hitam itu menyala menghubungkan titik dimana struktur kawasan wilayahnya. Taehyung menekan beberapa tombol dan muncul lah titik - titik bergemelap saling bertemuan di Daegu, transaksi narkoba.

Berfikir sejenak saat notifikasi dari Jimin, menyampaikan bahwa ada sepucuk surat ditempat tidurnya.

"Jalankan mobilnya dengan cepat"

"Baik tuan"

'Apa yang sedang Jungkook lakukan sekarang; hm' Taehyung memejamkan manik hazel nya saat pikirannya bertanya dengan sedemikian rupa.

Hampir satu jam perjalanan, Taehyung tetap pada posisi awal. "Tuan, anda sudah sampai"

Tanpa basa - basi kakinya melenggang pergi menuju ruang pribadinya. Membuka pintu lalu menarik sepucuk surat itu saat sudah mendudukkan diri dengan bersandar di frame ranjang.

'Perpustaaan'

"Hanya ini?" Taehyung berdecak kesal. Beberapa menit terlewat. Senyumnya mengembang, lalu berjalan menuju perpustakaan atau ruang kerjanya di Mansion. Taehyung tahu siapa dalang dari sepucuk surat ambigu ini.

Membuka pintu brutal, memandangi bagaimana punggung terbalut kemeja merah berdiri tegak tepat pada namanya di silsilah keluarga.

"Lama sekali" Taehyung mendekat saat mendengar gumaman.

Tidak peduli, Taehyung memeluk erat sekali dari belakang. Paham betul dengan kemeja ini dan paham sekali dengan kebiasaan aneh dengan memandangi namanya pada silsilah keluarga. Kim Jungkook.

"Jungkook, akhirnya kau pulang; hm?"

"B datang saat aku menjauh darimu, dia terbentuk dari rasa amarahku saat kau tidak segera menjemput ku Master?"

"Aku mencarimu"

"Lama sekali"

"Maafkan aku, sungguh" Taehyung tetap bersih kukuh memeluk dari belakang.

"Sudah menerima hadiah ku? Aku akan pergi sekarang"

"Lagi? Tidak akan, kau tetap disini" Jungkook melepas jeratan tangan Taehyung.

"Ada hal yang belum tuntas" Jungkook mengambil langkah panjang, menyisakan ruang besar bagi Taehyung.

Taehyung menghela nafas, meski yakin dia akan pulang namun hal ini begitu berat baginya. Entahlah sesuatu sulit dijelaskan, rasa kosong menghantam keras sekali. Taehyung mendudukkan tubuhnya pada kursi Kebanggaan.

Meraih iPad, menyalakannya. Casino Busan nya dipenuhi titik merah. Hampir tidak menemukan titik dimana Jimin dan Namjoon berada.

"Apa yang terjadi?" Taehyung menekan tombol hijau diantara banyaknya tombol keamanan pada layar iPad nya. Hanya mengaktifkan sistem laser dibeberapa bagian Casino untuk mengamankan ruangan penting saja.

Sistem CCTV pintar ini dikembangkan oleh Seokjin, cara kerja yang relatif efisien membunuh dengan laser. Tidak akan ada yang akan terluka untuk pasukan VO sendiri. Dilain hari Taehyung akan memberi bocoran bagaimana pasukan VO dilantik.

Taehyung memutar balik kan bagaimana letak bagian Casino yang berbentuk layaknya hologram dilayar iPad, ia mendengung saat melihat ada lubang dibelakang Casino. Gerbangnya berhasil ditembus rupanya.

-"Vic. . Pria itu, pada bagian dalam tempurung kepalanya. Ada chip brankas Black Sea, gila! Mereka menanamnya didalam otak manusia!! Aku suka kegilaan ini"-

"Berhenti tertawa J"

Taehyung mengingat - ingat, tidak ada yang berharga bagi seorang Lee Dongje bahkan Gunwoo mengatakan pria tua buncit ini tidak lain hanyalah seorang penjilat. Ternyata tubuhnya berharga juga sebagai tempat bersarang Chip penting.

Pikirannya mengambang saat ini, tubuh pak tua sialan itu berada dimana sekarang?

Taehyung menghubungkan sambungannya dengan Gunwoo sesudah mendengar ocehan vulgar Jimin.

"Geledah kepala Dongje sekarang"

-"Baik V"-









ZAE~










"Hai, wkwkw" - Jean Jade.

𝐕ictory 𝐎'utfitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang