vo. 10

2.3K 131 9
                                    

Gemerlap cahaya tembakan menyahut dari berbagai arah dengan suara memekak telinga. Teriakan beserta desisan pasrah bercampur menjadi satu.

Namjoon sengaja berdiam diri di pintu masuk Casino sedangkan Jimin menyandarkan punggungnya pada salah satu pilar dengan setengah batang nikotin dinikmati penuh diam.

Hembusan nafas remeh berbaur dengan kepulan asap nikotin adalah pemandangan dari seorang Park Jimin, melihat bagaimana mereka yang menyerang dan mereka sendiri yang tergeletak diberbagai tempat.

Jimin baru saja ingat, tepat dibelakang pilar tempat ia bersandar adalah ruangan Billiard. Yoongi tidur pulas didalam sana.

"Membosankan, aku akan pergi" Jimin melirik; Namjoon berjalan kedalam Casino setelah melempar tiga buah Flashbang Grenade.

'Mampus kalian buta' Batin Jimin dengan wajah datar.

Taehyung mendengus, ia baru saja melihat CCTV Casino Busan. Semuanya sudah beres. Bahkan Jimin menyuruh anak buahnya untuk menggeret satu persatu mayat anggota Black Sea kedalam Basement Casino untuk dijual masal anggota tubuhnya setelah ia cincang.

Taehyung yang mendengar kabar itu hanya diam sembari membayangkan bagaimana berantakannya Basement sekarang karna Jimin seorang.

"Aku tidak peduli kantor! Biarkan Hoseok yang mengerjakan segalanya untukku" Itu ucap Taehyung satu jam yang lalu. Hoseok bahkan memohon untuk tidak melimpahkan urusan kantor.

Dan balasan Taehyung hanya satu, "Hancurkan saja perusahaan itu aku sudah bosan"

What the- Hoseok hingga saat ini masih dalam mode silent mengerjakan urusan kantor dengan tubuh yang meremang antara kesal dan memuji sikap Taehyung yang gila itu.








-VO-










Dean melonggarkan ikatan dasi yang mulai mencekiknya sekarang. Bertemunya dengan pimpinan Black Sea yang memang sudah tua menurutnya itu sama sekali tidak cocok dengannya. Membosankan.

Rhea sedang bertugas untuk menyelesaikan tugas lapangan yang Ia berikan. Ruangannya sangat sepi sekarang. Dean memeriksa jalur pangkalan pesawat illegal miliknya pada layar laptop yang kian menampakkan titik koordinat pesawat - pesawat miliknya yang mulai pergi ke penjuru dunia untuk mengirimkan paket - paket barang illegal tentunya.

Meski tidak secanggih dan sebesar milik VO namun Dean merasa cukup bangga dengan sesuatu yang ia lakukan. Bahkan pangkalan udaranya ini tidak sebanding dengan Armada - armada VO yang sudah didesain mencakupi pangkalan udara, laut, dan daratan di setiap Armadanya.

Hm, membayangkan saja sudah membuatnya mati kutu. Entah bagaimana ceritanya dua kubu hebat ini bisa menjadi musuh bebuyutan.

Dean menggeram kesal, belum bisa melupakan bagaimana sikap arogan pimpinan tadi. Benar - benar tidak merasa menyesal akan menghilang dari kelompok nantinya.

Dean tersentak saat melihat sebuah pesan singkat pada layar laptopnya.

'Serang Casino Busan VO malam ini'

"Heh mencoba memanipulasi keadaan?! Dasar tua sialan" Dean mendial Rhea untuk mengirim setengah pasukan darurat ke Casino. Tidak bodoh untuk menghabiskan anggotanya demi menetralisir keadaan sementara tetua melakukan uji coba bodoh.










Dilain tempat; At Casino Busan.


Setelah Jimin mencincang hampir seluruhnya mayat di sana ia tiba - tiba berfikir. Kenapa hanya sedikit? Kemana yang lainnya?

Jimin melirik aquarium merah tepat disampingnya. "Aku bahkan belum memenuhi mu" bergumam sembari mengusap kotak kaca besar itu dengan tangan yang dilumuri darah pekat.

Berpindah lagi pada Yoongi, Jimin sudah memindahkan tubuhnya kedalam kamar pribadi. Yoongi memiliki insting yang sangat sensitif dari pada kandidat VO yang lain. Bahkan sekarang dia merasa ada sesuatu kejanggalan yang belum diselesaikan. Yah dia terbangun; dan termenung seperti sekarang.

Yoongi bahkan sudah menyuruh Seokjin agar memeriksa keadaan sekitar secara teliti. Namun tidak ada pergerakan apapun dari lawan hingga saat ini.









-VO-










Disinilah Gunwoo dan Wonu menyelinap kedalam salah satu markas Black Sea. Hanya bermodal dua orang cukup bagi mereka. Meratakan setiap segerombol penjagaan dengan mudah meskipun beberapa luka sayatan menembus jas mewah keduanya.

Gunwoo Berjaga paling depan, sedangkan Wonu membereskan sisa kekacauan dibelakang.

"W kau pergilah dulu, aku akan menyusul" Anggukan kepala menjadi jawaban.

Berpencar saat ini mungkin jalan yang terbaik bagi mereka meski Gunwoo dan Wonu sudah menghafal rute tujuan saat akan memasuki markas bak labirin membosankan disini.

Gunwoo mendapat tugas langsung dari Kai; president Korea untuk menyelidiki serum tiruan yang dikembangkan Black Sea. Sedangkan Kai bertugas untuk mencuri data dari markas ini sebelum diriset ulang seluruhnya.

Setelah menelusuri berkelok - kelok ruangan dan mengalahkan penjaga secara diam - diam sebelum terdeteksi oleh kamera pengawas Wonu berhasil menerobos Laboratorium Data. Berbeda dengan Gunwoo dan pikiran kalutnya.

"Sialan ada banyak sekali tiruan disini" Gunwoo mengamati satu persatu botol yang tersimpan didalam sebuah tabung biru bersinar. Dan mulai menyalakan kamera kecil disalah satu kancing jas yang ia kenakan, mencoba untuk mengarahkan lensa kamera tepat pada objek.

"W kau sudah selesai?"

-"Yeah. . Aku mengarah kearah Hall room sekarang"-

"Tch, kau tunggulah aku di mobil"

-"Tidak mungkin kau sendirian huh!"-

"Percayalah aku akan menyusul"

Panggilan terputus secara sepihak. Gunwoo tetap menelusuri setiap tabung hingga pada tabung terakhir. "Ini berbeda dengan yang lain, kurasa"

Dengan tergopoh Gunwoo menyebar Bom waktu yang bahkan hanya sebesar pensil. Langkah kakinya berpacu cepat mencari rute terdekat selain Hall room sebagai jalan keluar.


Gotcha!


Satu ruangan dengan ventilasi tanpa halangan terbuka lebar di samping tubuhnya. Dan tepat ia menutup pintu mobil setelah melompati beberapa kabel - kabel besar pada atap bangunan, ledakan besar terdengar. Wonu tertawa dengan sarkas nya.









ZAE~










"haloha, ada yang penasaran? Gimana Vkook bisa ketemu? Kalo kepo komen ya, wkwkw biar besok aku update khusus Vk-,-" - Jean Jade.


Boleh!

Ga kepo. Cuih!

𝐕ictory 𝐎'utfitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang