Prolog

66.8K 1.9K 23
                                    


"Mobil Mas Rey...." Senyumnya merekah mendapati mobil suaminya telah terparkir di halaman. "Tapi Mas Rey dimana?"

Hanya ada kekosongan di ruang tamu itu dan buket mawar di atas meja. Sementara laki-laki yang Zahra harapkan datang tak juga muncul.

"M... harum sekali."

Sangat manis. Buket mawar segar itu dibubuhi selarik pesan cinta,

Maafkan aku, Sayang.... Yang sangat mencintaimu, Rey.

"Mas Rey...."

Sama merona dengan bunga di tangannya, hati Zahra mendadak merah muda. Sekali lagi, itu pagi yang bahagia. Setidaknya sebelum satu suara muncul dari belakang.

"APA KAMU TIDAK TAHU!? MENGAMBIL YANG BUKAN MILIKMU ITU SAMA DENGAN MENCURI!!!" Terdengar tajam dan menghentak, Zahra menoleh.

"Mas Rey, dari mana saja? Aku menunggumu semalaman." Senyum Zahra makin merekah. Hampir saja ia hendak mencium tangan Rey, ketika dengan kasar laki-laki itu menepis uluran tangan darinya.

"MAWAR ITU BUKAN UNTUKMU! BERIKAN!!!"

Mawar di tangannya diambil paksa, Zahra terhenyak.

"Kamu mungkin belum paham situasinya, Zahra. Ayahku hanya memintaku menikahimu, bukan untuk mencintaimu. Karenanya aku tidak akan mengambil keuntungan apapun darimu dengan pernikahan ini, kecuali kebahagiaan ayahku. Itu saja!"

Rey berlalu. Langkahnya terpacu cepat menuju mobil. Matahari belum sempurna tinggi kala itu, tetapi hawa panasnya seolah telah merasuki seluruh ruang udara di paru-paru Zahra. Perih dan sesak.

"Mas Rey...," gumamnya tak percaya. Pandangan Zahra yang mulai berkaca-kaca itu terus membuntuti mobil Rey yang menjauh hingga hilang di ujung jalan. Dan di antara isak tangisnya yang tak tertahan, pagi itu Zahra menyadari sesuatu; Suaminya tak mencintainya.

...

Jangan lupa FOLLOW, LIKE, dan KOMEN ya

Instagram, Twitter, Facebook: Eref Esbe

Terimakasih

Surat Cerai EDISI REVISI [TAMAT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang