Mimpi mengenai Christina membuat Gia semakin bingung. Bukan yang pertama gadis ini sulit membedakan antara mimpi dan kenyataan. Tapi sudah tiga hari ini Gia tidak lagi mengalami mimpi buruk, tepatnya setelah Jey memaksanya pindah kedalam kamarnya. Muncul sedikit kecurigaan dibenak Gia, karena lelaki ini tidak membiarkan Gia memasuki kamar lamanya. Alasanya karena semua barang Gia telah dipindahkan dan tidak ada lagi yang perlu Gia lakukan dikamar lamanya yang telah kosong. Beberapa kali gadis ini melewati kamar lamanya tersebut, dan beberapa kali pula keinginan untuk melongok masuk coba untuk ditahanya.Hingga akhirnya rasa penasaran itu tidak lagi bisa Gia bendung. Kamar yang sebelumnya ia tempati yang kini tidak lagi pernah terbuka, justru semakin mengundangnya untuk masuk.
Benar-benar tidak ada apapun kecuali perabot yang masih sama ketika Gia memasuki kamarnya. Gadis ini menghela nafas panjang sebelum melangkahkan kakinya untuk keluar kamar.
*Kreg!*
Gia menginjak sesuatu yang nampaknya adalah pecahan kaca. Pikirnya mustahil terdapat pecahan kaca diambang pintu kamarnya.
"Mungkin dari gelas yang pecah ketika pelayan datang." Pikir Gia
Pikiran positif Gia kembali diuji. Gadis ini menemukan pecahan lain namun lebih kecil jauh disudut lain kamar. Saking kecilnya hingga tidak akan ada yang menyadari jika tidak benar-benar diperhatikan. Jarak diantara kedua pecahan tersebut cukup jauh. Gia sendiri tidak mengerti mengapa dirinya dapat menemukan pecahan kaca berukuran kecil tersebut. Entah sebuah kebetulan atau .... entahlah.
Sebuah tepukan dipundaknya membuat Gia terkesiap. Damian telah berdiri dibelakangnya dengan tatapan menelisik.
"Nona butuh bantuan?"
"Tidak.. Tidak ada." Jawab Gia gugup.
"Kalau begitu mari, sudah saatnya Nona berangkat."
Gia mengangguk patuh lalu mengikuti Damian dari belakang.
"Sarah...."
Gia menoleh kebelakang, fokusnya tertuju pada kamar yang baru beberapa langkah ia tinggalkan. Gadis ini yakin bahwa bisikan barusan berasal dari dalam kamar. Pendengaranya masih cukup tajam untuk dapat mendengarkan suara lirih tersebut.
"Ada apa Nona?"
Lagi-lagi suara Damian membuat Gia terkejut. Gia menggelengkan kepalanya kemudian berjalan mendahului Damian. Pria ini mengamati sudut yang sebelumnya Gia lihat dengan begitu intens. Sosok bayangan hitam berdiri didalam kamar tersebut. Damian bersikap seakan tidak melihat apapun dan berjalan pergi mengikuti Gia.
•
•Jam kuliah Gia berakhir lebih cepat dari biasanya, dosen yang seharusnya memberikan perkuliahan dikelas Gia tidak dapat menghadiri kelasnya hari ini. Gadis ini memutuskan untuk menunggu Nick tepat didepan kelasnya. Nampak lelaki itu sedang melakukan presentasi. Posisi layar proyektor yang dapat dilihat jelas dari luar kelas, membuat Gia memiliki akses penuh untuk melihat apa yang sedang dipresentasikan oleh sahabatnya tersebut. Gia tidak begitu memahami materi presentasi yang sedang Nick jelaskan. Tapi yang pasti lelaki itu sedang mempresentasikan hasil review sebuah novel.
"Kabarnya novel ini tidak pernah memiliki akhir yang pasti, karena jika ditelisik lagi, Asmodeus yang notabene adalah salah satu penguasa neraka, tidak akan mudah disegel begitu saja...."
Nick menjelaskan dengan santai namun sangat meyakinkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa Gia merasa tertarik dengan novel apapun yang sedang Nick review saat ini. Gia berbicara pada dirinya sendiri bahwa ia harus berhasil meminjam novel itu dari Nick, bagaimanapun caranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Obsession [ COMPLETE ✔️ ]
Fanfiction[21+] [Mature Content] Pernahkah kalian menyangka akan dipertemukan dengan seseorang yang tidak terduga? Itulah yang terjadi pada Gianna-Han tidak pernah menyangka akan dipertemukan dengan seseorang yang tidak terduga. Jey adalah seorang laki-laki k...