21. Story of Tobi (part II)

269 34 3
                                    


.
.

* Cerita di part ini diambil dari kitab tobit di wikipedia, author telah menambahkan unsur fiksi dibeberapa bagian sesuai dengan imaginasi author sendiri. *

Sekedar saran sih,
Biar feel masa lalunya dapet coba play playlist yg udh aku insert.
Happy Reading😚

.
.
.
.

Tobias memberikan lencana kayu pemberian ayahnya kepada sang nyonya rumah. Dia mengangguk mengerti dengan tanda pengantar yang kedua lelaki dihadapanya berikan. Wanita tersebut mengaku bernama Sarah, sosok yang sedang hangat diperbincangkan orang-orang di Media.

Tobias dibuat terkesima dengan kecantikan wanita dihadapanya, dirinya bahkan melupakan bahwa beberapa waktu sebelumnya ia dan Rafael sempat membicarakan sosok yang saat ini sedang dikaguminya.

Sementara Rafael menarik senyum tipis penuh arti. Memang sudah diramalkan bahwa penderitaan Sarah akan berakhir dengan kedatanganya yang membawa Tobias bersamanya.

Sarah menuntun kedua tamunya untuk melihat peti titipan mendiang suaminya. Mereka bertiga berjalan menyusuri lorong rumah, lalu berhenti disebuah pintu kayu mewah pada masanya. Ketika dibuka ternyata itu adalah kamar mendiang sang tuan rumah. Sarah menyingkap sebuah kain berwarna merah yang menutupi sebuah peti.

"Aku bisa menyuruh beberapa orang mengangkat peti ini keluar dan menyiapkan kereta untuk kalian membawanya pulang." Tawar wanita itu dengan anggun.

"Ti—"

"Terimakasih, kami sangat menghargainya."

Rafael secara terang-terangan menyela ucapan apapun yang akan Tobias lontarkan. Tobi mendelik pada sosok kakak sepupunya tersebut, Rafael sendiri sedang mengembangkan senyum tanpa dosanya pada Tobias.

"Baiklah."

Sarah memberikan isyarat kepada pelayan wanita yang sudah sejak tadi mengikuti ketiganya. Bersamaan dengan perginya pelayan sebelumnya, pelayan lain datang dan tanpa berbicara Sarah mengangguk anggun kepadanya.

"Kalian pasti lelah, perjalanan yang kalian tempuh sangat jauh. Beristirahatlah sejenak. Sebagai tuan rumah, aku berkewajiban menjamu tamuku."

"Kami sangat berterimakasih nyonya Sarah..." Ucap Tobias.

Sarah tersenyum, dan Tobias terdiam menyadari sesuatu.

Tobias dan Rafael mengikuti pelayan sebelumnya menuju ruang makan. Luas, dengan meja panjang penuh dengan makanan. Tobias masih terdiam sementara Rafael sudah melahap daging dihadapanya.

"Rafael..." Panggil Tobias tapi tidak mendapat respon.

"Raf..." Masih tidak mendapat respon.

"Rafael!"

Raungan Tobias berhasil membuat Rafael terkejut, sontak lelaki ini menatap horor kepada adik sepupunya tersebut.

"Astaga! Tobi! Kau ingin membuatku mati tersedak!"

"Aku memanggilmu berkali-kali."

"Baru juga tiga kali."

"Kau sengaja rupanya?" Tobias mendelik dan Rafael kembali mengunyah daging dihadapanya.

"Aku tidak mau menjawab pertanyaan yang sudah kau ketahui jawabanya, Tobi."

Belum juga Tobias menimpali ucapan Rafael, nyonya rumah ini sudah muncul untuk menyapa. Tobias berani bersumpah bahwa senyuman Sarah benar-benar cantik, tidak heran bahkan iblis sekelas Asmodeus saja bisa terobsesi padanya.

"Kalian bisa bermalam disini dulu dan besok pagi baru berangkat." Tawar Sarah dengan sopan.

"Terimakasih banyak, tapi kami akan langsung pulang setelah Rafael menyelesaikan makananya."

"Tidak bisa Tobi, diluar hujan badai, bahaya." Sanggah Rafael.

"Tidak ada hujan." Kali ini Sarah yang menyanggah dengan kesopanan yang sama.

Rafael mendongak menatap Sarah dengan senyum manisnya.

"Diluar hujan badai nyonya." Rafael berkeras.

Tidak berapa lama terdengar suara petir menyambar, menggelegar dan keras. Rafael menaikan sebelah alisnya seakan membenarkan perkataanya sendiri. Dan pada akhirnya mereka bermalam.

"Kabar bagus akan datang setelah malam ini."
Gumam Rafael didalam hatinya.


Esok paginya kabar yang ditunggu Rafael benar-benar datang. Tobias bertanya dan mendesaknya untuk menjelaskan bagaimana dirinya bisa membantu Sarah dan Rafael tanpa meragu sedikitpun menyatakan bahwa dirinya tidak akan bernasib sama seperti mendiang suami-suami Sarah sebelumnya.

Dihadapan Sarah dan Tobias, Rafael menjelaskan bagaimana cara kerjanya. Keduanya menerima dan dilaksanakanlah pernikahan diantara Sarah dan Tobias.

Kabar perbikahan ini tersebar keluar meski dilakukan tanpa pesta besar-besaran. Setiap orang yang mendengar kabar tersebut telah berasumsi bahwa hidup suami Sarah tidak akan berlangsung lama setelah mereka menikah.

Rumor tersebut sampai ditelinga Sarah, kerakutan dan kekhawatitanya mulai muncul. Yang dikatakan orang-orang itu mungkin akan menjadi kenyataan, dan Sarah tidak bisa mengorbankan nyawa Tobias.

Selama seminggu tidak ada yang terjadi. Sarah tidak membiarkan Tobias menyentuhnya, bukan karena wanita ini tidak mencintai lelaki yang kini telah menjadi suaminya, Sarah hanya takut apabila kejadian mengerikan yang pernah terjadi kepada ketujuh mendiang suaminya kembali menimpa Tobias. Lelaki ini terus meyakinkan Sarah bahwa dirinya akan baik-baik saja.

Hingga Sarah pun akhirnya luluh.

Malam itu bulan purnama belum sepenuhnya sempurna, Tobias mempersiapkan malam pertamanya bersama sang istri tercinta. Tanpa sepengetahuan Tobias, Sarah secara diam-diam telah mempersiapkan lubang kubur untuknya dan sang suami, wanita ini yakin bahwa tidak mungkin nasib malangnya dapat diakhiri begitu saja, kecuali dengan kematianya. Dan jika Tobias tidak bisa selamat maka Sarah sudah siap menyusulnya.

Tidak ada ritual khusus, hanya saja Sarah nampak tegang dan khawatir. Wanita ini tidak bisa tenang. Indahnya dekorasi kamarnya yang dipenuhi kelopak mawar dan lilin-lilin yang ditata rapi, tidak bisa membantunya sama sekali. Bahkan sentuhan hangat sang suami juga tidak serta-merta mengenyahkan rasa takutnya.

Dan yang ditakutkan pun akhirnya terjadi. Tubuh Tobias mengejang secara tiba-tiba, keringat dingin mengucur dari setiap pori-porinya, hidungnya mengeluarkan darah, dan tubuhnya terpental menghantam dinding batu bersamaan dengan sosok bayangan seorang pria memasuki kamar tersebut.

"Berani menyentuh wanitaku!"

Raungan itu masih sama menakutkanya seperti yang Sarah ingat. Wanita ini terdiam, menangis, dan menyesali kesalahanya. Asmodeus datang memvawa maut bagi suaminya. Sarah tidak tahu lagi harus berbuat apa.

.
.
.

♥ —————— To Be Continue ————— ♥

.
.
.




The Devil Obsession [ COMPLETE ✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang