Part 2

6.9K 436 27
                                    

             Setelah Ali dan putra nya menyelesaikan sholat isya, kini kedua nya akan menuju ruangan Racquel.

Racquel Nesia Syarief, bayi yang masih berumur 7 bulan yang kini sudah berani di tinggal kan oleh Mommy nya, ya Prilly sudah tega melepas kan nya. Bukan, bukan Prilly tinggalkan begitu saja, tentu pada babysitter atas pilihan nya, ya hampir 2 hingga 3 bulanan sudah, Racquel jarang mendapat kasih sayang dari Prilly.

Bila Ali memutar waktu sekitar 3 tahunan yang lalu, saat kedua nya belum di karunia i seorang anak.

Prilly dulu pernah berkata takkan pernah mempercayai bahkan memberikan anak-anak nya pada babysitter, ia janji akan merawat anak-anak nya dikala itu. Namun semua sudah berbalik, kata-kata manis yang dulu ternyata menjadi lawan kata nya, seperti sekarang.

"Saya permisi dulu tuan dan aden, mau jaga kembali kedepan" pamit Karwo security di rumah Ali, sambil melipat sarung nya.

Saat tadi Karwo akan menunaikan ibadah sholat nya, tiba-tiba ia di cegah Alden untuk sholat bersama sambil menunggu sang Daddy, Karwo tak bisa menolak perintah sang majikan, toh juga Alden anak kecil, jadi apapun permintaan nya harus Karwo turuti, bukan ?. Sudah ia anggap sebagai cucu sendiri.

"Alden udah salim sama pak Karwo belum ?" tanya Ali, sambil tersenyum ramah ke Karwo.

"Dah Daddy, Daddy ci ndak lihat adi" ucap nya tanpa melihat Ali, ia malah melipat sajadah dengan asal.

Karwo yang mendengar jawaban dari majikan kecil nya itu membuat nya tersenyum lebar, bagi Karwo Alden sangat lucu di usia nya kini.

"Udah kok tuan, tadi waktu tuan masih berdoa" jelas Karwo masih tersenyum lebar.

Ali pun mengelus rambut Alden gemas sambil berbincang dengan Karwo "Makasih pak, udah mau nurutin permintaan Alden dan nundah sholat demi nunggu saya juga"

"Gak apa apa tuan, orang sholat isya, waktu nya panjang, kalau gitu saya pamit dulu Tuan, mari Aden" Pamit Karwo sudah hilang dari musolah. Karwo tak suka dengan tuan nya itu, itupun dulu, kalau Karwo boleh jujur, namun melihat sekarang keadaan nya sudah berbeda malah kebalik kan nya.

"Daddy Daddy" Panggil Alden setelah ia melipat sajadah kecil nya, Ali tahu kalau anak nya itu belum hafal baca-an sholat dan gerakan nya, iya tau putra nya itu hanya menirukan gerakan-gerakan nya saja.

Tapi menurut nya dengan mengajari sedari kecil begini, nanti anak nya itu menjadi bisa setelah dewasa nanti.

"Apa jagoan nya Daddy ? sini Daddy gendong sekarang kita ke kamar adek" Alden dengan senang dan langsung melingkar kan tangan nya di leher Ali dengan erat.

"Yeah, kekamal dek Rahel" Ali menggelengkan kepala nya, lihat lah putra nya belum fasih menyebut nama putri nya hingga nama Racquel menjadi Rahel bagi Alden.

"Daddy Daddy" Ali tak menjawab tapi menatap putra nya dengan serius, seolah-olah ia sudah siap mendengar ucapan putra nya itu.

"Adi Alden beldoa upaya Mommy bica tolat belcama Daddy ugah Alden, Alden kecel Mommy puyang nya aktu Alden udah tidul" muka nya sedikit di cemberut in, hingga membuat bibir nya maju beberapa centi, namun bagi Ali putra nya itu terlihat makin menggemas kan.

𝐀 𝐌𝐈𝐒𝐓𝐀𝐊𝐄𝐒 [ 𝓬𝓸𝓶𝓹𝓵𝓲𝓬𝓪𝓽𝓮𝓭 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang