"Alhamdulillah, udah beres semua" Prilly sedikit mengelap peluh yang membasahi dahi nya, setelah itu ia melirik jam tangan yang melingkar di tangan kiri nya, jam tersebut sudah menunjukkan pukul 05.55.
'Masih setengah jam lagi' batin nya
Satu buah pesan masuk di handphone milik pribadi Prilly, di rogoh nya tas diatas meja makan tersebut. Memang sudah ia siapkan untuk ia kerja, tanpa harus naik ke atas lagi ---kekamar nya---.
AYAH
[Sayang, beneran gak mau digantiin ayah aja ?]
Prilly tak membalas melainkan langsung menghubungi nya.
"Mbok, nanti bilang sama Mbak Ina Prilly udah siapin perlengkapan anak anak ! seperti nya Ali juga udah bangun. Prilly langsung pergi ya mbok " Ucap Prilly tanpa jedah, disaat handphone nya masih belum terhubung dengan sang Ayah. Mbok Ija hanya manggut-manggut sambil mengelap sekitar kompor sehabis dipergunakan masak barusan.
"Kamu gak sarapan ?" belum sempat Mbok Ija bersuara, bermaksud juga ingin mengucap kan apa yang Tuan nya itu ucapkan. Ali lah yang berta nya sambil ia berjalan menuruni anak tangga masih dengan style rumah nya namun terlihat fress, seperti nya sudah mandi.
Prilly berhenti sejenak lalu menatap Ali sekilas, tapi bukan nya menjawab pertanyaan Ali, melainkan berbicara dengan telfon nya. Ternyata panggilan itu sudah terhubung "Hallo, Yah... Prilly bisa ini lagi otw. Maaf Yah nanti Prilly sambung lagi. Assalamualikum" Dengan cepat Prilly mematikan sambungan telfon nya.
"Perlengkapan kamu udah aku siapin di sofa tadi" jawab nya sambil membenarkan blazer hitam nya. Namun bukan itu jawaban yang Ali mau.
"Kenapa gak sarapan ?" tanya Ali sekali lagi, kini lebih dekat namun tak melihat Prilly melainkan membelakangi nya. Begitu pun Prilly juga hanya bisa melihat punggung kekar itu.
Prilly ragu untuk berucap "Nan...nanti di mobil sara..." lagi lagi Prilly menjawab, bukan jawaban yang telah di berikan Ali.
Pranggg
Dentuman sendok dan garbu yang sengaja di banting Ali hingga jatuh ke lantai membuat Prilly dan mbok Ija yang sedang ada di sekitar situ terlonjak kaget dan beristigfar seraya mengelus dada.
"Kenapa, aku bilang kenapa kamu gak sarapan. Sebegitu sibuk nya kamu sampai gak sarapan ?" Ucap Ali masih dengan suara selembut mungkin, tapi ia sudah tak mood makan kalau begini, kelihatan nya.
"Aku ada rapat, tiga sampai..." belum sempat Prilly menjelaskan alasan nya Ali sudah beranjak menaikki anak tangga, seketika hati Prilly mencelos melihat Ali sudah tak menghargai nya lagi. Ali sudah muak dengan diri nya, bahkan Ali tak mau melihat nya lagi. Prilly tadi berharap Ali akan memberikan kan nya semangat, malah yang kini ia dapat hanyalah hati yang menyayat.
Perih, itulah yang kini Prilly rasakan.
"Nya" sapa Mbok Ija, yang sudah memunguti sendok dan garbu yang Ali jatuh kan tadi. Beliau masih ada disitu, lagi lagi menyasik kan berdebatan majikan nya, bagi Ija ini bukan berdebatan satu, dua dan tiga lagi yang pernah ia lihat dan dengarkan secara langsung.
"Gakpapa mbok, Prilly langsung berangkat aja. Prilly minta doa terbaik dari mbok Ija, sekali lagi Prilly nitip anak anak ya mbok" Ija hanya manggut-manggut dengan wajah ibah nya, satu sisi ia kasihan, satu sisi lain ia juga gregetan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐌𝐈𝐒𝐓𝐀𝐊𝐄𝐒 [ 𝓬𝓸𝓶𝓹𝓵𝓲𝓬𝓪𝓽𝓮𝓭 ]
Fanfiction_____ᴛᴀᴋ ᴘᴇʀɴᴀʜ ᴀᴅᴀ ʀᴀꜱᴀ ʙᴇʀꜱᴀʟᴀʜ ʜɪɴɢᴀᴘ ᴘᴀᴅᴀ ᴅɪʀɪ ɴʏᴀ, ᴛᴀᴋ ᴘᴇʀɴᴀʜ ꜱᴀᴅᴀʀ ʙᴀʜᴡᴀ ᴋᴇꜱɪʙᴜᴋᴀɴ ɴʏᴀ ʟᴀʜ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʟᴀʜ ᴍᴇᴍᴇᴄᴀʜ ʙᴇʟᴀʜ ᴋᴇʟᴜᴀʀɢᴀ ʏᴀɴɢ ᴅᴜʟᴜ ʜᴀʀᴍᴏɴɪꜱ ɪᴛᴜ. ᴛᴀᴘɪ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴋᴇꜱɪʙᴜᴋ ᴋᴀɴ ɪᴀ ᴛᴀᴋ ʙᴜᴛᴜʜ ʟᴀɢɪ ᴘᴇʀʜᴀᴛɪᴀɴ. _____ɴᴀᴍᴜɴ ᴅᴜᴀ ᴘᴀꜱᴀɴɢ ꜱᴜᴀᴍɪ ɪꜱᴛʀɪ ʏᴀɴɢ ꜱᴜ...