Suara deruan mesin samar-samar masuk di gendang telinga Prilly, tidak begitu nyaring hanya saja ia terusik saat ini. Sepertinya ia sangat enggan hanya untuk membuka mata, diri nya sangat lelah, lebih tepat nya betis di kaki nya terasa linu, itupun hanya untuk duduk.
Tidur nya kali ini seperti tak nyaman. Prilly kemudian menarik selimut agar lebih rapat dengan tubuh nya, tentu masih dengan mata terpejam nya.
Bagaimana tidak, ia menghabiskan waktu lama berkeliling mall, menemani buah hati nya bermain, hingga berbelanja kebutuhan diri. Demi menyenangkan kedua buah hati nya, ia dan Ali baru nyampai rumah jam 1 malam, Ya itu semalam.
Bayangkan saja betapa melelahkan nya mereka, tapi melihat sang buah hati bahagia, rasa lelah mereka hilang.
Tapi kali ini ada yang beda, di setengah ambang alam sadar nya, Prilly merasakan ada yang aneh tidur nya kali ini. Mata hezel itu pun perlahan terbuka dan mengerjap-ngerjap, menetralkan cahaya dari jendela tepat di hadapan nya.
'Jendela, Hah !' batin Prilly syok, kali ini ia menatap sekitar, mata nya menelusuri di setiap sudut di mana ia berada saat ini.
Sepi, hanya ada diri nya, lalu di manakah suami dan kedua anak nya. Bagaimana bisa ia ada di sini, perasaan semalam ia ketiduran sehabis pulang dari mall. Yang tertidur di kamar rumah nya.
Mata Prilly kembali menatap jendela dengan takjub, di sana langit begitu cerah, terdapat banyak gumpalan-gumpalan awan putih, tepat di bawah ia pijak saat ini, ia benar-benar di atas awan, atau hanya sedang mimpi belaka.
"Aaksshh..." desah Prilly sakit, ia berusaha mencubit lengan nya sendiri, ternyata sakit beneran. Ia tidak sedang bermimpi kali ini, tapi bagaimana bisa ia berada di sini.
Seseorang datang sambil mengelus belakang kepala Prilly dengan pelan, seraya berkata "Kenapa ?"
"Kalau masih capek, tidur lagi gih !"
Prilly mendongak, menatap suami nya dengan penuh tanda tanya. Ali berdiri di samping nya sambil menunjukkan senyum termanis nya.
Prilly diam melihat Ali yang sedang berusaha melipat kembali pembatas kursi tempat tidur istri nya, lipatan samping kursi agar Prilly tidak jatuh saat tertidur tadi.
Setelah tak ada halangan Ali mengambil duduk di hadapan Prilly. Kemudian Ali mencolek dagu Prilly lalu terkekeh "Kenapa muka nya gitu si, tidur lagi sana ! nanti kalau udah sampai aku bangunin kamu"
"Kenapa bisa aku ada di sini ?"
"Anak anak mana, terus lagi sama siapa ?"
"Kita lagi ada di mana si ini ?"
"Di dalam pesawat" jawab Ali enteng.
Bukan pesawat lebih tepat nya jet, bukan menyewa, melainkan punya Ali tersendiri. Kedua nya sedang ada di dalam jet pribadi, tujuan nya ya, hanya Ali dan sang pilot yang tau.
"Jangan bercanda, yang" Prilly menatap Ali dalam.
"Siapa yang bercanda, kita lagi di dalam pesawat sayang nya aku, mommy nya anak anak. Kalau gak percaya tuh lihat !" Ucap Ali sekali lagi meyakinkan pada istrinya, agar melihat ke arah jendela.
"Kamu mah ih ! Tau ah" ngambek Prilly, membuang muka, otomatis ia melihat jendela lagi.
"Tuh ! banyak kan awan nya"
"Tau !"
Bukan Prilly marah, ia hanya kesel dengan suami nya, se enak nya saja membawah ia pergi, itu pun Prilly tak tau tujuan nya dan tanpa persetujuan nya.
Lagian juga bagaimana bisa suami nya menyiapkan ini semua, Prilly benar-benar tidak tau sama sekali kalau-kalau suami nya akan membawa nya keluar negeri dalam keadaan seperti ini, pasti keluar negeri, Prilly udah feeling. Entah kemana, ia tak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐌𝐈𝐒𝐓𝐀𝐊𝐄𝐒 [ 𝓬𝓸𝓶𝓹𝓵𝓲𝓬𝓪𝓽𝓮𝓭 ]
Fanfiction_____ᴛᴀᴋ ᴘᴇʀɴᴀʜ ᴀᴅᴀ ʀᴀꜱᴀ ʙᴇʀꜱᴀʟᴀʜ ʜɪɴɢᴀᴘ ᴘᴀᴅᴀ ᴅɪʀɪ ɴʏᴀ, ᴛᴀᴋ ᴘᴇʀɴᴀʜ ꜱᴀᴅᴀʀ ʙᴀʜᴡᴀ ᴋᴇꜱɪʙᴜᴋᴀɴ ɴʏᴀ ʟᴀʜ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʟᴀʜ ᴍᴇᴍᴇᴄᴀʜ ʙᴇʟᴀʜ ᴋᴇʟᴜᴀʀɢᴀ ʏᴀɴɢ ᴅᴜʟᴜ ʜᴀʀᴍᴏɴɪꜱ ɪᴛᴜ. ᴛᴀᴘɪ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴋᴇꜱɪʙᴜᴋ ᴋᴀɴ ɪᴀ ᴛᴀᴋ ʙᴜᴛᴜʜ ʟᴀɢɪ ᴘᴇʀʜᴀᴛɪᴀɴ. _____ɴᴀᴍᴜɴ ᴅᴜᴀ ᴘᴀꜱᴀɴɢ ꜱᴜᴀᴍɪ ɪꜱᴛʀɪ ʏᴀɴɢ ꜱᴜ...