Part 17

6.4K 579 122
                                    

            Kedua orang tua Prilly mau pun kedua orang tua Ali sama-sama syok, mereka benar-benar kaget mendengar kabar tak sedap di antara mantu nya itu, apalagi sampai membuat Prilly masuk rumah sakit seperti saat ini.

Kedua belah pihak yang memang tak tau menau tentang permasalahan yang sedang di hadapi menantu nya, seperti apa yang sedang di permasalahkan dan apa di perebutkan antara menantu nya hingga membuat mereka bertengkar hebat seperti ini.

Kini kedua belah pihak keluarga masih menunggu Prilly untuk siuman dari pingsan nya, mereka terduduk diam dalam keheningan, kemungkinan juga para orang tua berfikir mengenai di antara menantu nya, andai saja mereka bercerita, mungkin musibah seperti ini bisa di cegah. Bagaimana pun juga orang tua lebih berpengalaman dalam hal berumah tangga dan memecahkan masalah.

Tak perlu ada yang di khawatirkan dari kondisi Prilly juga, Prilly sudah mendapat pemeriksaan dari dokter nya secara langsung. Menurut pemeriksaan sang dokter ia hanya pingsan biasa, hanya di sebab kan karena perut nya yang kosong belum terisi makanan apapun, membuat kadar gula nya berkurang, apalagi pikiran nya mendapat goncangan saat bertengkar tadi dan akhir nya pun Prilly tumbang tak sadarkan diri.

"Kenapa kaki nya sampai di hansaplas gini, Yah ?" tanya Salma, ia sedih melihat kondisi anak nya, putri kesayangan nya terkapar di rumah sakit seperti ini, di mata kaki nya banyak tempelan hansaplas dan tangan kiri nya di pakaikan selang infus juga.

"Apa yang sebenarnya kalian berdua pertengkarkan sampai jadi seperti ini ?" desah Salma sedih menutup mulut nya, ini mustahil bagi nya.

"Kenapa gak ada yang cerita kalau lagi ada masalah, apa Bunda udah gak ada guna nya, Yah ?" tanya Salma pada suami nya ---Jonathan--- sedari tadi, ia benar-benar melihat kondisi putri nya. Sambil terus membelai lembut surai putri nya yang masih terpejam dengan bibir pucat.

"Bunda udah bilang kalau ada masalah sekecil apapun beri tahu mertua kamu, Nak. kalau kamu sungkan langsung ke Bunda aja !" Salma sebagai ibu kandung nya tak kalah syok mengetahui kabar putri nya, putri kesayangan yang memang gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba masuk rumah sakit begitu saja.

"Bun udah ya, Prilly gakpapa, bentar lagi juga siuman. Itu kaki nya cuma kena goresan kecil, Ali udah bilang kan tadi" jelas Jonathan menenangkan seraya mengelus bahu istri nya yang saat ini sedang menangis, Jonathan yang memang ada di belakang tubuh Salma yang saat ini duduk di samping brankar tempat tidur Prilly. Sedangkan yang lain duduk di sofa yang tersedia di ujung sana.

Sebelum pergi dari ruangan ini Ali menjelaskan tentang kondisi dan luka Prilly. Untung saja luka di bagian kaki Prilly di karenakan tak sengajaan Ali, Jonathan masih mentoleransi untuk itu.

"Kamu gimana si, cuma goresan kecil, orang banyak gitu. Itu pasti sakit Ayah ih..."

"Jempol nya ke iris dikit aja udah nangis, kamu tau sendiri kan waktu dia kecil dulu, waktu aku ajak masak, ini malah banyak banget nanti kalau udah sadar pasti Prilly merasakan sakit nya, Yah" jadi Jonathan yang kena semprot sama Salma kan, padahal ia tak tau apa-apa. Jonathan menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, susah kalau membujuk seorang istri, apalagi sorang ibu yang sedang khawatir pada anak-anak nya.

"Putri kita udah besar, Bun. Prilly udah bisa menahan nya, dia kan kuat kayak Ayah nya ! Kalau bunda gak lupa si, Prilly udah lahirin anak dua Alden sama Rakuel, secara normal loh ! Putri kita udah gak semanja dulu bun !" hibur Jonathan.

Salma pun mengingat nya, ya sekarang putri manja itu sudah berubah menjadi seperti diri nya, sebagai seorang ibu rumah tangga. Prilly sudah bisa mengurus dua anak dan keperluan suami nya.

𝐀 𝐌𝐈𝐒𝐓𝐀𝐊𝐄𝐒 [ 𝓬𝓸𝓶𝓹𝓵𝓲𝓬𝓪𝓽𝓮𝓭 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang