Aku tidak henti-hentinya mengucapkan syukur pada allah swt karena telah memberikan aku kesempatan kedua untuk kembali hidup. Saat kedua orang tuaku dan kedua mertuaku datang untuk membesukku, tidak henti-hentinya aku minta maaf pada kedua orang tuaku dan kedua mertuaku.
Mereka semua bingung dengan kelakuanku karena setahu mereka aku tidak melakukan kesalahan apapun. Hubunganku dan Sania sampai malam pertamaku dengan Lani memang tidak di ketahui oleh siapa pun. Biarlah pacar pertamaku menjadi sebuah kenangan buruk dalam hidupku.
Semua yang terjadi padaku tentang perselingkuhan dengan Sania, kematian Lani, pernikahan kedua ku bersama Sania, catatan di buku agenda Lani, kematian kedua anak kembarku saat di hari mereka berulang tahun yang ke 17 tahun dan juga kematianku selama ini memang hanyalah mimpi. Mimpi yang terjadi saat aku koma selama 1 tahun dan aku pun menyimpan rahasia mimpiku itu rapat-rapat dalam hatiku.
Aku pun tidak berniat sedikit pun menceritakan tentang mimpiku pada orang lain. Aku akan membawa semua rahasia mimpi burukku sampai ke liang kubur. Satu hal yang aku tahu pasti bahwa semua mimpiku saat aku koma adalah hukuman dan peringatan keras dari allah swt atas semua kesalahan, kekhilafan dan dosa ku selama ini.
Aku pun sekarang mulai belajar dari nol seperti seorang bayi yang baru mulai belajar berbicara dan berjalan. Ya, selama koma memang semua anggota tubuhku menjadi kaku dan bibirku kelu. Agar aku bisa berbicara dan berjalan dengan normal kembali, aku harus melatihnya baik dengan banyak berbicara maupun banyak menggerakkan semua anggota tubuhku terutama kedua tangan dan kedua kakiku.
Lani pun selalu setia merawatku, mendampingiku dan melatihku dengan sepenuh hati. Saat aku tiba-tiba terbangun dari tidur siang, kedua mataku mencari-cari Lani di sekeliling ruang rawat inapku. Saat aku melihat seorang perawat gendut yang ada di dalam ruang rawat inapku, aku pun bertanya dengan suara lemah meskipun tidak terbata-bata lagi.
" Suster, istri saya mana? "
" Pak Satya sudah bangun, istri bapak tadi sedang ke kantin katanya mau beli beberapa minuman dan makanan ringan. "
" Oh, terima kasih sus..."
" Sama-sama pak. Oh ya pak, bapak sangat beruntung sekali memiliki istri seperti bu Lani. Ibu Lani itu adalah istri yang sangat setia dan sholeha. Setiap hari dia selalu merawat bapak dengan tulus dan ikhlas tanpa menyerah dan mengenal lelah sedikit pun baik siang maupun malam baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Meskipun pak Satya sedang koma, tapi setiap hari bu Lani selalu mengobrol dengan bapak, mengelap tubuh bapak, menggantikan pakaian, menyisir rambut, memijat tubuh bapak mulai dari ujung tangan sampai ujung kaki, menggaruk-garuk punggung bapak. 3 hari sekali bu Lani selalu menyukur bulu-bulu yang tumbuh di wajah bapak. Satu minggu sekali bu Lani selalu memotong semua kuku kaki dan semua kuku tangan bapak. "
" Benarkah? "
" Iya pak, kalau itu terjadi sama saya, mungkin saya tidak sanggup pak seperti bu Lani, mungkin saya sudah lama menyerah. Bahkan saat saya sedang shift malam, saya selalu melihat bu Lani selalu sholat tahajud memohon kesembuhan pak Satya. Bahkan bu Lani sampai tertidur di atas sajadah panjangnya. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Mimpi Satya (1-24 End).
RomanceDor... Tiba-tiba Lani menembakkan pistol ke kepalanya sendiri. Lani pun terjatuh ke lantai dengan berlinangan air mata dan darah segar yang mengalir dari kepalanya sambil menatap wajahku sampai kedua matanya benar-benar tertutup.