Lani terus menerus menutup wajahnya dengan kedua tangannya sendiri dan aku pun terus menerus mengoda Lani dan berkata...
" Cie...cie...ada Monyet cantik yang jatuh dari pohon Mangga nih. Monyet nya langsung jatuh cinta sama sang pangeran lagi. "
" Ih...ih...mas Satya, jangan godain Lani terus. Lani malu nih..."
" Sayang, ngapain mesti malu sih? Lagian kamu, udah gede' masih aja suka manjat pohon Mangga. "
" Lani kan udah bilang, Lani itu dulu tomboy bukan feminim. Lagian waktu itu kan cuma cinta monyet. "
" Iya istriku yang cantik. "
Ucapku sambil merangkul dan mencium kening Lani. Aku dan Lani pun duduk sambil saling berpelukkan. Aku pun mengingat masa lalu di Yogya saat pertama kali bertemu dengan Lani.
Flashback...
Saat aku baru lulus SMU, kedua orang tuaku mengajakku pulang kampung ke Yogya untuk bersilahturahmi pada kakek dan nenekku. Saat aku merasa bosan, aku berjalan-jalan di sekitar rumah kakek dan nenekku. Tiba-tiba saat aku berada di bawah pohon Mangga, aku mendengar suara...
" Krek..."
" Aaaa..."
" Tolong... "Secara spontan aku langsung melihat ke atas pohon dan langsung menangkap tubuh seorang anak perempuan dengan memakai seragam SD. Anak SD itu pun langsung berpegangan erat di atas leherku. Saat itu wajahku dan wajahnya sangat dekat. Aku pun mendegar suara detak jantungnya dan jantungku berdetak dengan sangat cepat. Kami berdua hanya diam dan saling menatap lama. Tiba-tiba saat seseorang berkata...
" Astafirullahalazim non, non ngapain gendong-gendongan dan peluk-pelukkan seperti ini sih? Bukan muhrim non, ayo buruan turun nggak boleh gendong-gendongan dan peluk-pelukkan...!!! "
Aku pun langsung menurunkan anak SD tersebut dari gendonganku. Anak SD itu pun berkata...
" Mbok, Lani nggak gendong-gendongan dan peluk-pelukkan kok dengan mas ini. "
" Terus tadi apa namanya kalau bukan gendong-gendongan dan peluk-pelukkan? "
" Tadi Lani jatuh dari atas pohon Mang...ga. "
Ucap Lani takut-takut sambil menunjuk ke atas pohon Mangga. Si mbok sangat kaget dan berkata...
" Astafirullahalazim non, si mbok kan udah bilang jangan naik-naik pohon Mangga lagi. Kenapa non Lani seperti anak laki-laki sih? Non Lani itu anak perempuan dan udah gede'. Apalagi sekarang non Lani itu kan baru aja lulus SD sebentar lagi masuk SMP non. Kalau tuan dan nyonya tahu gimana? Non Lani dan si mbok pasti akan di marahin habis-habisan. Memangnya si non mau di hukum sama tuan dan nyonya lagi buat belajar jalan seperti putri keraton.
" A...a...nggak mau ah, ribet. "
Ucap Lani sambil menghentak-hentakkan kedua kakinya ke tanah.
" Ya udah kalau nggak mau, lain kali jangan di ulangi lagi naik pohon Mangga seperti tadi. "
" Iya mbok. "
" Kalau begitu kita berdua pulang ke rumah. Si non harus mandi dan siap-siap bertemu sama masnya. "
" Iya mbok. "
Lani pun menghadapku dan berkata...
" Terima kasih ya mas tadi udah nolongin Lani..."
" Sama-sama. "
" Assalammualaikum, mas..."
Ucap Lani dan si mbok. Aku pun menjawab...
" Waalaikumsalam. "
Flashback End.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Mimpi Satya (1-24 End).
Roman d'amourDor... Tiba-tiba Lani menembakkan pistol ke kepalanya sendiri. Lani pun terjatuh ke lantai dengan berlinangan air mata dan darah segar yang mengalir dari kepalanya sambil menatap wajahku sampai kedua matanya benar-benar tertutup.