Part 18

1.7K 95 0
                                    

Tanpa terasa waktu 1 bulan pun berlalu dengan sangat cepat. Rasa  lelahku bekerja sebagai CEO dan bekerja di perusahaan rekaman terbayar sudah. Aku pun melaunching single dan album pertamaku dengan selalu di dampingi istriku tercinta.

Awalnya aku hanya mencoba menyalurkan hobi dan bakat terpendamku di dunia musik tapi rencana allah swt memang selalu indah, penjualan album CD ku laris di pasaran, RBT ku juga menjadi puncak pertama di hampir semua tangga lagu yang ada di stasiun radio, televisi dan Internet.

Aku dan istriku Lani pun tidak lupa sujud syukur dan mengucapkan alhamdullilah. Banyak sekali tawaran-tawaran on air dan off air yang datang baik dari stasiun radio, televisi maupun dari luar daerah. Tapi Lani sebagai manajerku hanya bisa menerima job manggung di akhir pekan saja.

Saat aku habis manggung di Bali, aku dan Lani istirahat di hotel. Aku tidur-tiduran di kedua paha Lani. Aku pun tiba-tiba berkata...

" Sayang, Minggu ini kamu hamil kan? "

" Ih...ih mas Satya apa-apaan sih, masa setiap Minggu tanyain Lani hamil terus. Mas Satya udah pengen banget ya punya baby? "

" Iya sayang, lagi pula mas takut gara-gara kamu sibuk ngatur jadwal kerja dan jadwal manggung mas, kamu jadi nggak nyadar kalau kamu sedang hamil. Itu kan gawat sayang, kalau nanti kamu tiba-tiba keguguran gimana? "

Sebenarnya bukan hanya hal itu yang aku takutkan. Aku hanya tidak ingin melakukan hal-hal jahat sebagai suami dan ayah untuk istri dan anak-anakku nanti seperti yang aku lakukan saat aku mimpi buruk di dalam koma ku dulu.

Aku sudah bertekad apa pun yang terjadi saat istriku hamil anakku nanti, aku akan melakukan apapun mulai menemaninya periksa kandungan setiap bulan, mencarikan makanan dan minuman yang diinginkannya saat mengidam, menemaninya saat lahiran dan mengazankan anak-anakku nanti saat dia lahir ke dunia. Tiba-tiba istriku Lani berkata...

" Mas, mas kok melamun sih? Mas sedang mikirin apa? Apa mas ngantuk dan capek? "

Aku pun langsung duduk dan berkata...

" Sayang, sekarang kita ke rumah sakit ya? "

" Ke rumah sakit? Apa mas sekarang sedang sakit? "

Ucap istriku panik, cemas dan langsung memeriksa dahiku. Aku pun langsung memegang tangan Lani dan  berkata...

" Istriku Lani, mas nggak sakit kok. Mas cuma mau ngajakin kamu ke dokter kandungan aja buat periksa, siapa tahu di dalam perut kamu ini ada calon baby kita berdua. Mau ya please...? "

Ucapku sambil terus menerus mengelus-elus perut istriku yang rata. Aku pun sangat senang sekali saat Lani bersedia di ajak pergi ke rumah sakit. Dengan modal nekat akhirnya Lani memeriksa urine dan melakukan test darah.

Saat dokter mengatakan bahwa Lani positif hamil 3 Minggu, aku pun loncat-loncat kegirangan di hadapan dokter. Aku dan Lani pun langsung mengucapkan alhamdullilah dan sujud syukur.

Aku pun meminta dokter untuk melakukan pemeriksaan USG. Hasil USG pun menunjukkan 1 titik yang berarti bayi kami hanya ada 1 bukan 2 seperti di dalam mimpiku dulu. Aku dan Lani pun langsung mengabarkan kabar gembira tersebut pada kedua orang tuaku dan kedua mertuaku di Yogya, mereka berempat pun sangat senang sekali mendengarnya.




Rahasia Mimpi Satya (1-24 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang