Part 6

1.9K 97 1
                                    

Aku terus membaca buku agenda Lani. Di sana tertulis betapa inginnya Lani di temani olehku saat sedang menjalani pemeriksaan klinik ob gyn seperti wanita-wanita lain yang sedang hamil yang selalu di temani oleh suami-suami mereka. Ya, aku memang tidak pernah 1X pun menemani Lani menjalani pemeriksaan kandungannya.

Berbagai macam alasan kuberikan padanya mulai dari sibuk kerja, ada meeting dengan klien penting, nggak enak badan dan lain-lain. Aku pun tidak pernah memberikan apapun yang di inginkan Lani saat dia sedang mengidam.

Aku pun teringat saat Lani ingin merayakan kehamilannya dengan mengajakku dinner romantis hanya berdua denganku. Tapi bukannya aku pulang cepat dan dinner bersama dengan Lani, aku malahan dinner romantis dengan Sania.

Saat aku pulang ke apartemen tepat  jam 12 malam, aku melihat Lani sedang tertidur di meja makan sambil menungguku. Aku melihat banyak masakan yang di buat oleh Lani terutama makanan kesukaanku. Tapi aku tidak perduli dengan semua kerja kerasnya dan sudah menungguku selama berjam-jam sampai dia sendiri ketiduran di meja makan dan belum makan malam.

Saat itu satu hal yang ada di dalam otakku bahwa Lani adalah wanita bodoh. Aku pun langsung masuk ke dalam kamar. Mungkin saat mendengar derap langkah kakiku Lani langsung terbangun dari tidur dan langsung berlari-lari masuk ke dalam kamar memeriksa apakah aku sudah pulang kerja atau belum.

Saat Lani melihatku sedang membuka kancing baju, Lani langsung berkata...

" Mas Satya baru pulang ya? Mas kok nggak bilang, mau lembur dan pulang terlambat ke rumah. "

Aku hanya diam dan terus membuka baju. Lani pun kembali berkata...

" Mas, mas Satya sudah makan malam belum? Kalau belum makan, makannya bareng dengan Lani dan anak-anak kita ya? Nanti biar Lani panasin lagi sayur dan lauknya. "

" Nggak usah, aku sudah makan. "

Ucapku dengan sangat dingin. Lani pun kembali berkata...

" Apa mas Satya mau mandi? Biar Lani siapin ya air panasnya?

" Aku mau tidur ".

Ucapku ketus langsung naik ke atas ranjang, berbaring dan memejamkan kedua mataku pura-pura tidur. Aku pun mendengar derap langkah kaki Lani yang menjauh dari kamar dan kembali ke meja makan. Aku mendengar dentingan piring, sendok dan garpu yang menandakan Lani sedang makan malam.

Aku tahu saat itu pasti Lani sedang sedih, kesal, marah dan kecewa padaku. Tapi aku tidak memperduli kannya. Dari buku agenda yang sedang aku baca, aku baru tahu
sebenarnya waktu itu Lani tidak nafsu lagi untuk makan, tapi demi kedua anak-anak dalam rahimnya, Lani makan sampai habis, minum susu hamil dan vitamin untuk kandungan nya dengan beruraian air mata.

Aku pun teringat kembali setelah Lani makan malam, dia masuk ke dalam kamar dan berbaring mendekat di sampingku. Tapi waktu itu aku pura-pura tertidur dan langsung menjauh dari dirinya dan menjaga jarak.

Saat kedua anak kembarku lahir, aku sengaja datang terlambat berpura-pura di jalan raya sedang macet. Alasan sebenarnya adalah bahwa saat itu aku tidak mau mendampinginya saat melahirkan dan membacakan azan di telinga putra dan putriku.



Rahasia Mimpi Satya (1-24 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang