Part 3

1.9K 113 1
                                    

8 tahun kemudian...

Lani masuk ke dalam kamar kami. Dia berdiri menunduk tepat di depanku. Perlahan-lahan Lani mengangkat kepalanya dan berkata...

" Mas Satya, tolong jawab pertanyaan Lani sejujur-jujurnya dari hati mas Satya. Mas, apa pernah mas Satya mencintai Lani sekali saja dan sedikit saja sebagai seorang wanita dan seorang istri yang telah melahirkan anak-anak untuk mas Satya? "

" Tidak. Tidak pernah sekali pun dan tidak pernah sedikit pun. "

Ucapku dengan sangat tegas. Wajah Lani sangat sedih saat mendengar semua ucapanku tetapi aku tidak memperdulikannya sedikit pun. Lani pun kembali berkata dengan berlinangan air mata...

" Mas Satya, di laci meja rias itu ada sesuatu untuk mas Satya. Bacalah jika mas Satya ada waktu senggang. "

" Aku tidak punya waktu buat kamu, apalagi untuk membaca hal-hal yang tidak penting. "

Ucapku acuh tak acuh dan sangat ketus. Lani pun kembali meneteskan air matanya dan kembali berkata...

" Mas Satya, Lani titip Desta dan Desti. Tolong jaga putra putri kecil kita baik-baik. Tolong besarkan dia dengan sebaik-baiknya, penuhi hatinya dengan cinta dan kasih sayang. Jangan buat hidupnya terluka dan kesepian seperti hidup Lani. Maafkan Lani, mas Satya. Lani tidak bisa mengisi ruang kecil di hati mas Satya. Maafkan Lani tidak bisa membesarkan anak kembar kita berdua. Maafkan Lani harus pergi dari kehidupan kalian bertiga. Lani mencintai kalian bertiga dengan tulus dan sepenuh hati Lani, mas Satya. Mas Satya, Lani mencintai mas Satya, sangat mencintai mas Satya selamanya... "

Dor...

Tiba-tiba Lani menembakkan pistol ke kepalanya sendiri. Lani pun terjatuh ke lantai dengan berlinangan air mata dan darah segar yang mengalir dari kepalanya sambil menatap wajahku sampai kedua matanya benar-benar tertutup.

Awalnya aku sangat kaget melihat Lani membunuh dirinya sendiri tepat di hadapanku. Tadinya aku berpikir bahwa dia akan pergi dari kehidupan ku dengan cara menanda-tangani surat perceraian yang aku ajukan padanya dengan syarat bahwa hak asuh atas kedua anakku yang berumur 7 tahun akan jatuh pada diriku.

Tapi aku pun berpikir mungkin ini adalah hal yang terbaik bagi diriku. Aku pun langsung memeriksa laci meja rias. Di dalam laci tersebut aku menemukan buku agenda milik Lani. Aku pun cepat-cepat langsung menyingkirkan buku agenda tersebut dan meletakkannya ke dalam gudang.

Setelah itu aku pun langsung melaporkan pada pihak keamanan apartemen bahwa istriku bunuh diri. Pihak apartemen pun langsung menelpon pihak berwajib.

Awalnya polisi mencurigaiku sebagai pembunuh istriku Lani, tapi karena tidak ada bukti dan sidik jariku di atas pistol tersebut, mereka percaya bahwa istriku benar-benar mati karena bunuh diri. Aku pun juga langsung mengabari kedua orang tuaku dan kedua orang tua Lani.

Mereka semua sangat kaget saat mendengar kematian Lani yang sangat tragis. Aku juga menceritakan pada kedua orang tuaku dan kedua orang tua Lani, bahwa sebenarnya selama 8 tahun Lani menjalani pernikahan denganku Lani tidak pernah bahagia dan tidak pernah mencintaiku karena di hati Lani menyimpan cinta untuk pria lain.

Rahasia Mimpi Satya (1-24 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang