Part 5

1.8K 98 1
                                    

Aku pun membersihkan sebuah kursi yang usang yang ada di gudang dan menduduki kursi tersebut sambil kembali membaca buku agenda milik Lani. Dari buku agenda tersebut aku juga baru mengetahui bahwa Lani mencintaiku sejak pertama kali kami bertemu di rumah orang tuanya di Yogya dulu.

Dari buku agenda itu juga aku tahu bahwa Lani sama seperti wanita-wanita lain yang sangat takut, sangat gugup, sangat cemas dan membayangkan sesuatu yang indah dan romantis di malam pertama kami.

Aku pun teringat saat malam pertama ku dengan Lani, waktu itu aku pulang ke apartemen dalam keadaan mabuk-mabukan karena aku habis bertengkar dengan Sania. Aku pun melakukan hubungan sex dengan Lani dalam keadaan mabuk dan membayangkan bahwa yang sedang aku gauli adalah Sania bukan Lani.

Aku juga teringat saat aku selesai melepaskan semua spermaku ke dalam rahim Lani, dari mulutku terucap kata " i love you " untuk Sania. Malam pertama itu aku sudah merusak semua moment, khayalan dan menghancurkan hati Lani   berkeping-keping.

Aku pun membaca lembar berikutnya. Di situ aku baru tahu karena sering memikirkan perselingkuhanku dan Sania, Lani tidak menyadari bahwa dia sudah 3 bulan terlambat datang bulan dan positif hamil. Saat itu Lani sangat berharap sekali bahwa anak yang ada di dalam rahimnya akan menjadi perekat hubungannya dengan diriku. Lani juga berharap bahwa anak yang ada di dalam rahimnya bisa membuat aku jatuh cinta padanya dan segera melupakan Sania, wanita yang sangat aku cintai sebelum menikah dengan Lani.

Aku pun teringat saat tiba-tiba Lani keluar dari dalam kamar mandi
dengan tersenyum bahagia dan menunjukkan hasil test pack tepat di depan hadapanku sambil berkata...

" Mas, aku hamil. Temani aku buat periksa ke rumah sakit ya? "

Saat itu aku sangat kaget mendengar semua ucapannya. Saat itu aku hanya berharap bahwa hasil test pack itu adalah salah. Waktu itu aku hanya berkata...

" Periksalah ke rumah sakit sendiri, aku ada meeting ".

Terlihat jelas wajah sedih terpancar dari raut wajahnya, tapi aku tetap tidak memperdulikannya. Lani pun pergi sendiri ke rumah sakit untuk memeriksa kehamilannya. Di kantor aku selalu berdoa semoga saja kesalahan yang aku lakukan beberapa bulan yang lalu pada Lani, saat aku sedang mabuk dulu, tidak membuah kan hasil.

Tapi semua doaku tidak dengar oleh allah SWT, karena saat Lani selesai memeriksan kandungannya di rumah sakit, Lani langsung datang ke kantor untuk memberitahu dan memperlihat kan hasil USG dengan 2 titik yang menyatakan bahwa Lani hamil anak kembar.

Saat mendengarkan kabar tersebut, aku terduduk lemas di kursi kerjaku. Wajah ceria dan penuh senyum dari wajah Lani berubah sedih dan kecewa. Lani pun berkata padaku...

" Mas Satya, mas nggak mau ya punya anak dari Lani? "

Aku tidak menjawab pertanyaan dari Lani, aku pun langsung berkata...

" Pulanglah ke apartemen sekarang juga, 5 menit lagi aku ada meeting dengan klien. ".

Lani pun pamit pulang padaku tidak lupa mencium punggung tangan kananku dan mengucapkan salam. Saat Lani berbalik menutup pintu di ruang kerjaku, aku melihat air matanya jatuh menetes di pipinya.




Rahasia Mimpi Satya (1-24 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang