2 bulan kemudian...
Saat Anggun sedang sarapan pagi bersama Bagas, Anggun merasakan perutnya tiba-tiba saja terasa mual-mual. Anggun langsung berlari-lari ke toilet dan muntah-muntah. Bagas pun secepatnya membantu memijat-mijat leher Anggun dan mengoleskan minyak angin. Bagas pun berkata...
" Sayang, hari ini kita nggak usah pergi ke kampus ya? Kamu istirahat aja di rumah. "
" Bagas, tolong antarin Anggun ke rumah sakit ya? "
" Rumah sakit? Apa separah itu? "
" Nggak juga, tapi sepertinya di dalam perut Anggun ada calon anak kita berdua. "
" Benarkah? Jadi kamu hamil? "
" Sepertinya gitu. Anggun sudah 2 bulan nggak datang bulan. "
" Benar banget. Ya udah, sekarang juga kita ke rumah sakit. "
Anggun dan Bagas pun langsung pergi ke rumah sakit. Beberapa jam kemudian dokter memberitahukan bahwa Anggun benar-benar positif hamil.
Anggun dan Bagas sangat senang sekali mendengarnya. Bagas langsung mencium kening Anggun dengan lembut. Mereka berdua pun berpelukkan mesra.
Saat di perjalanan pulang, Bagas mengendarai motornya sambil berpikir. Setibanya di rumah, Anggun langsung menelpon orang tuanya dan beristirahat di dalam kamar. Sedangkan Bagas langsung menelpon papinya. Saat papinya mengangkat telepon, Bagas langsung berkata...
" Pi, belikan Bagas mobil baru sekarang juga. "
" Apa? Mobil baru? Apa kamu sudah gila Bagas...?!?! Kamu ini benar-benar keterlaluan. Telepon mami dan papi sama sekali nggak pernah. Sekali nelpon langsung minta ini, minta itu. Kamu ingat kan 2 bulan lalu kamu minta di belikan rumah baru lengkap dengan isi-isinya. Sekarang kamu minta di belikan mobil baru. Apa seperti ini cara kamu memberontak sama kedua orang tua kamu? Apa seperti ini cara kamu membalas dendam sama kedua orang tua kamu gara-gara papi dan mami menjodohkan kamu dengan wanita pilihan papi dan mami dan paksa-paksa kamu menikah di usia muda? "
Bagas yang mendengarkan semua omelan papinya langsung menggosok-gosok telinganya dan berkata...
" Papi nggak kasihan ya sama calon cucu papi? Kalau dia kenapa-napa saat naik motor Bagas gimana? "
" Apa? Cucu? "
" Iya. "
" Istri kamu hamil? "
" Iya. "
" Kok bisa? "
" Ya bisalah pi. Sudah 2 bulan ini kita berdua kan sudah tinggal satu rumah. Rumah yang dibelikan sama papi. "
" Benarkah? Jadi kalian berdua sekarang sudah tinggal serumah dan tidak tinggal di kost-kostan yang berbeda lagi? "
" Iya papi...!!! Jadi gimana pi, jadi nggak Bagas di belikan mobil baru? "
" Iya. Sekarang juga papi belikan kamu mobil baru. "
" Terima kasih ya pi. "
" Iya Gas. Tolong jaga cucu dan mantu kesayangan papi baik-baik ya Gas. Kalau kamu butuh apa-apa lagi, kamu langsung telepon papi aja. Apa pun itu papi akan kabulkan semua keinginan kamu. "
" Iya pi. "
Selesai menelpon, Bagas langsung masuk ke dalam kamar, berbaring di samping Anggun dan memeluk tubuh Anggun dari belakang. Anggun langsung berbalik dan Bagas langsung membelai-belai rambut Anggun sambil berkata...
" Ada yang perlu Bagas bantu nggak buat Anggun? "
" Nggak ada. "
" Sayang, tadi kamu udah telepon mama dan papa belum? "
" Udah. "
" Reaksi mama sama papa gimana? Senang nggak sebentar lagi mama dan papa punya cucu dari kita berdua? "
" Senang. Bagas sendiri udah belum telepon mami dan papi? "
" Udah. "
" Reaksi mami sama papi gimana? Senang nggak mami dan papi sebentar lagi punya cucu dari kita berdua? "
" Pastinya, mungkin sekarang mami dan papi lagi gandengan tangan dan loncat-loncat kegirangan. "
" Bagas bisa aja. "
7 bulan kemudian Anggun melahirkan anak laki-laki. Bagas langsung mengabadikan moment tersebut melalui kamera hp dengan berfoto bertiga dengan Anggun dan anak laki-lakinya dan mempostingnya di medsos. Di bawah foto anak laki-lakinya tertulis " Dia anakku " dan di bawah foto Anggun tertulis " Dia istriku ".
THE END.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Istriku (1-15 End).
RomanceKisah cinta pertama seorang mahasiswi sederhana, pendiam dan pemalu yang jatuh cinta pada seorang mahasiswa yang populer, anak pengusaha dan tidak peduli pada orang lain.