29. JATUH CINTA (LAGI)

903K 69.3K 54.8K
                                    

29. JATUH CINTA (LAGI)

Kita masih sangat muda. Terluka adalah hal yang biasa.” — RAVISPA

Dengan baju Polo hitam dan celana jeans senada Galaksi masuk ke dalam tempat remang panjang yang akan menghantarnya pada sebuah pintu besar. Cowok itu lalu menunjukan kartu identitasnya dengan tangan kanan dan satu tangannya lagi masuk ke dalam saku celana lalu penjaga membiarkannya masuk ke dalam.

“Lo dateng juga?” tanya Galaksi saat menemukan Septian duduk menyendiri sambil menikmati orang-orang yang sedang sibuk bermain billiard.

“Semenjak gue sering ke sini lagi lo jadi rajin juga ke sini. Ada apa?” tanya Galaksi.

“Jagain lo biar gak ngamuk lagi,” jawab Septian membuat Galaksi tertawa.

“Emang lo sebaik itu Sep?”

“Gue di sini karena emang disuruh dateng. Sebentar aja,” ucap Septian, cuek.

Galaksi terkekeh. “Yakin gue. Entar juga jam sembilan lo pulang. Kalau gak belajar pasti ngerjain PR. Kalau gak gitu paling ngisi-ngisi LKS yang belum diisi.”

“Udah belajar lo?” tanya Galaksi.

“Belum makanya entar gue mau pulang cepet,” sahut Septian.

“Kalau lo sih gak usah belajar juga udah pinter ya Sep?” tanya Galaksi.

Septian menepuk tiga kali pundak Galaksi. “Jangan pernah ngeremehin sesuatu yang keliatan kecil,” kata Septian namun entah kenapa terasa sarat penuh makna.

“Gue males ketemu Om Darung,” ungkap Galaksi lalu ada jeda.

“Gue pengin keluar Sep,” ucap Galaksi lagi.

Septian diam. Baru kali ini tidak bisa membantu. Baru kali ini ia merasa kalah oleh keadaan. Tidak ada jalan keluar. Galaksi memang anak kesayangan Om Darung. Septian juga pintar bela diri tapi selama ini Septian tidak mau menunjukan apa yang ia bisa.

“Gue kangen Kejora,” ujar Galaksi.

“Pulang. Cari dia ke rumahnya.” Septian memberi solusi.

Galaksi tersenyum masam. “Dia pasti sebel banget sama gue.”

“Salah sendiri,” balas Septian.

“Gue pernah ngebayangin Sarah itu Kejora. Salah gak gue Sep?” tanya Galaksi.

Septian terdiam sebentar. “Salah.”

“Cuman sekali. Gak akan lagi.”

“Yakin?” Septian bertanya dengan nada tidak mudah percaya.

“Gak ada orang yang seneng dijadiin yang kedua. Kalau tukar posisi. Lo lagi jalan sama Kejora tapi Kejora bayangin Kris bukan lo. Marah gak lo?” Septian berhasil membuat Galaksi terdiam.

Memikirkannya saja membuat Galaksi kesal.

“Kalau cuman ngomong kangen doang. Siapa juga bisa,” ucap Septian.

“Gue jadi cowok pengecut banget. Terikat ini terikat itu. Gue bahkan ngerasa kalau gue berubah terlalu jauh,” ucap Galaksi terus terang.

“Gue cuman mau Kejora bahagia,” ucap Galaksi.

“Tujuan lo emang bagus buat dia bahagia. Tapi apa lo yakin dia bahagia tanpa lo? Lo bukannya buat dia bahagia malah semakin nambah beban dia,” kata Septian.

“Lo bener Sep. Cowok apaan gue yang malah ikut jadi beban ceweknya sendiri?” Galaksi menerawang.

“Apa gue bener-bener tinggalin Kejora aja ya secepatnya?” tiba-tiba saja kata-kata itu meluncur dari mulut Galaksi.

GALAKSIKEJORA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang