(23) ~ P e n c u r i ~

2.8K 140 4
                                    



    Shirley berdiri di depan mall, menunggu Harris yang sedang mengambil mobil. Tiba-tiba ada dua orang pria yang menabrak dirinya dan berusaha untuk mengambil tasnya.

"Lepasin ihh.. Ini tuh punya Shirley, kalo mau tas beli sana!" teriak Shirley sambil terus menarik. Namun tenaganya tak kuat, tasnya berhasil dibawa oleh jambret tersebut.

"Woiii.. Tas Shirley itu!!!"

Shirley berlari mengejar kedua pria yang mengambil tasnya dengan paksa, namun mereka berhasil kabur dari kejaran Shirley dan beberapa orang lain yang mengejarnya juga.

Harris keluar dari mobilnya dan segera menghampiri Shirley yang sedang meredakan nafasnya akibat berlari mengejar jambret. "Ada apa, Shir?" tanya Harris khawatir.

"Tas Shirley diambil!" ucap Shirley dengan nada yang ingin menangis. "Ngselin!!" lanjutnya menghentak-hentakan kakinya karena kesal.

Harris mengusap-usap pundak Shirley agar istrinya itu sedikit tenang. "Yaudah, ikhlaskan saja. Lebih baik kita pulang."

Shirley berdecak sebal, lalu ia berjalan mendahului Harris dan masuk kedalam mobil dengan rasa kesal yang masih menyimuti dirinya.

🐣🐣🐣

Ditengah perjalanan Shirley tak henti-hentinya mengomel sendiri, sedangkan Harris terus berusaha menenangkan istrinya, meski selalu diabaikan oleh Shirley.

"Pokoknya, nih, ya, kalo ketemu Shirley bakal jadiin perkedel, tu, orang," omel Shirley.

Sekarang Harris hanya fokus saja pada jalanan, membiarkan istrinya itu terus mengomel. Lagi pula jika Shirley capek akan berhenti sendiri.

"Stoppp!!" teriak Shirley tiba-tiba. Shirley menajamkan penglihatannya, apakah yang dilihatnya betulan atau tidak.

"Itu tuh! Itu yang ngambil tas Shirley!" jerit Shirley heboh. Matanya tak salah melihat jika pria itu yang mengambil tasanya. Tapi kali ini pria itu sendiri, teman yang satunya entah dimana. Tapi yang penting Shirley harus memberi pelajaran terlebih dahulu pada pria yang sudah berani mengambil tasnya dengan paksa.

"Yakin?" tanya Harris tak yakin. Harris memang tidak tahu wajah jambret itu.

Shirley mengangguk dengan yakin. Lalu ia turun setelah Harris menghentikan mobilnya di tepi jalan.

Shirley berlari menghampiri pria yang sedang duduk melamun dibawah pohon. Sebelumnya Shirley sudah mengumpulkan tenanga untuk memukuli pria itu.

"Tas Shirley mana?! Mana tas Shirley?!" Shirley memukul pria itu dengan boneka pandanya yang baru ia beli tadi.

Pria itu tersentak kaget dengan kedatangan Shirley yang tiba-tiba, lalu pria itu pun berdiri berusaha menghindari pukulan Shirley.

"Maaf, mbak," ucap pria itu sambil berlari menghindar dari Shirley. Tapi bukan Shirley namanya jika akan berhenti begitu saja. Ia akan terus memukuli pria itu samapi tasnya dikembalikan.

Harris datang dengan tergesa-gesa, ia segera menghentikan Shirley agar tak memukuli pria itu lagi. Namun Shirley terus bergerak untuk memukuli pria itu tanpa henti.

"Sudah Shirley," cegah Harris. Shirley berhenti setelah Harris mengatakan itu. Dan pria itupun sedikit bernafas lega karena Shirley tak lagi memukulnya.

"Oke, Shirley berhenti," ucap Shirley sedikit tenang.

Harris mengalihkan pandangannya pada pria yang kata Shirley itu adalah orang yang mengambil tasnya. Belum sempat Harris berbicara, pria itu tersungkur akibat Shirley yang tiba-tiba kembali memukul pria itu.

"Itu adalah hukuman buat Masnya yang ngambil barang orang tanpa izin!"

Sepertinya Shirley masih kesal dengan pria itu, hingga melihat wajahnya saja ingin ia tonjok sekali lagi. Asal kalian tahu, Shirley pernah mengikuti perguruan bela diri meskipun ia tidak lulus karena Shirley tidak kuat berdiri dengan satu kaki. Dan itu membuat Shirley selalu dimarahi oleh pelatihnya yang membuat Shirley malas untuk belajar bela diri lagi.

Yang terpenting berkat belajar bela diri sesaatnya, Shirley bisa melakukan tonjok menonjok, jambak menjambak, dan tendang menendang. Meskipun itu dengan asal ia lakukan. Dan kalian juga harus tahu jika Shirley adalah perempuan manis, berjiwa pria jantan. Cakarannya mengalahkan macan. Yah, begitulah.

Harris sendiri marah karena tas istrinya diambil begitu saja. Namun jika ia mengikuti hawa nafsunya untuk memukul pria itu juga, maka para sayton itu akan berpesta karena telah berhasil menghasut manusia.

Harris yang merasa kasihan melihat pria itu masih tersungkur ditanah, berusaha membantunya agar berdiri. Meskipun Harris orangnya terlihat tegas, berwajah datar, dan bicaranya selalu dingin. Ia mempunyai hati yang lembut meski jarang ia tunjukan.

"Shirley, biarkan dia berbicara dulu," tegur Harris pada Shirley, karena istrinya itu tidak bisa mengontrol emosinya.

Dengan nafas yang masih memburu, Shirley diam tak lagi berontak seperti tadi. Tangannya ia silangkan didepan dada, tanda ia masih merasa kesal.

Harris yang melihat istrinya lebih tenang, kembali menatap pria tadi. "Mas, bisa kembalikan tas istri saya?"

Pria yang sekiranya berumur 30 tahun itu menangis, meminta maaf pada Harris dan Shirley. Dirinya juga ditipu oleh rekannya. Awal mula ia berani menjambret karena temannya itu terus menghasut dirinya agar mau bekerja sama. Berhubung ia krisis keuangan dan harus menebus obat anaknya, ia terpaksa melakukan itu.

Namun, saat ia sudah berhasil mengambil tas yang ternyata milik Shirley, dirinya justru ditinggal begitu saja oleh rekannya dan tasnya juga diambil. Dirinya tak mendapatkan apa-apa selain pukulan maut dari Shirley.

Pria itu menceritakan dengan jujur pada Harris dan Shirley. Jujur, Shirley juga sangat kasihan dengan pria itu, tapi ia juga kesal. Kenapa tidak mencari uang dengan halal? Kalau begini, bukannya untung, malah buntung.

Harris menghela nafasnya, ia menepuk bahu pria itu. "Mas adalah pria yang kuat, masih mampu untuk bekerja. Tidak bisakah mencari uang dengan cara yang halal? Kalau sudah begini, anda juga rugi sendiri."

"Lain kali, mas harus berfikir berulang kali untuk melakukan hal seperti ini. Mencari uang dengan cara yang tidak diridhoi oleh Allah, apalagi untuk anak istri. Kasihan jika mereka memakan uang haram," lanjut Harris menasehati.

Yang Harris katakan benar, dirinya memang sangat bodoh. Dengan gampangnya ia terhasut oleh omong kosong rekannya itu. "Iya, anda benar. Sekali lagi saya minta maaf," ucap pria itu menunduk.

Harris tersenyum kecil melihatnya, lalu ia beralih melirik istrinya yang hanya diam memperhatikan. "Buat Shirley, ikhlaskan saja ya, tasnya."

Dengan cepat, Shirley mengangguk."Iya, Shirley udah ikhlas, kok."

"Buat masnya, Shirley juga minta maaf udah mukukulin," lanjut Shirley yang menyesal telah memukuli pria itu. Ditambah melihat lebam di pipi pria itu akibat tonjokannya tadi membuat Shirley merasa bersalah.

"Iya, mbak. Saya memang pantas mendapatkannya," kata pria itu merendah.

"Yasudah, kita permisi dulu, mas, Assalamu'alaikum," pamit Harris.

"Waalaikumsalam."

🐣🐣🐣

Ditempat lain seorang pria berumur 30an membanting sebuah tas dengan kasar. Dirinya tampak kesal karena sepertinya ia salah mencopet.

"Goblookkk..!! Ni, dompet cuma ada  dua rebu doang!! Mana butut lagi!! Kayaknya yang gue copet orang miskin!!!"

**tbc**

Maafkan kata-kata kasar diakhir cerita 🙏

Vote+komen+share
Jangan lupa :)

Jangan bosen buat nunggu cerita Imam Sempurna ya :)
Terima kasih buat semua readersku <3

Sampay babay
Salam hangat,
Nuy

~Imam Sempurna~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang