(30) ~ B a r u T a h u ~

3.5K 165 52
                                    


Harris terdiam saat ia membaca sebuah pesan dari seseorang. Seseorang yang dulu pernah ia kagumi. Dulu Harris tertarik ingin memilikinya, namun rasa kecewa terhadap orang itu membuat rasa kagumnya perlahan menghilang.

Akhir-akhir ini orang itu sering mengirimi pesan pada Harris, entah untuk menanyai kabar atau hal yang lainnya. Selama masih dalam hal wajar, Harris akan berusaha menghargai pesan dari orang tersebut dan membalasnya. Namun pesan yang datang saat ini membuat Harris terkejut sekaligus bungung.

Clek..

Suara pintu kamar mandi terbuka, menapmakan Shirley dengan wajah yang suram.

Harris berdiri dari duduknya setelah ia memasukan ponselnya kedalam saku celananya. Tak lupa ia menghapus pesan dari orang itu terlebih dahulu, ia takut jika Shirley akan melihatnya nanti.

"Shir," panggil Harris berjalan mendekati istrinya.

Shirley hanya melirik sekilas, lalu ia duduk di kasur sambil memainkan ponselnya.

Sepertinya Shirley masih marah pada Harris karena masalah nama panggilan kemarin. Jika seperti ini, Shirley terlihat menggemaskan menurut Harris.

Harris duduk di sebelah Shirley, "masih marah?" tanyanya.

"Enggak," jawab Shirley tanpa mengalihkan pandangannya.

Harris menghela nafas beratnya, lalu ia menarik tangan kanan Shirley yang kosong. "Yasudah, terserah mau panggil siapa saja yang penting panggilan sayang."

Harris mencium punggung tangan Shirley, "sudah ya ngambeknya, love you," lanjut Harris yang memasang wajah manis.

Sedangkan Shirley tak kuat menahan senyum dan menarik tangannya dari genggaman Harris. "Ck, paan sih."

"Tuh, kan kalau senyum cantik," goda Harris.

"Pak Ustadz, ihhh.." ucap Shirley sembari memukul lengan Harris.

"Tuh, kan, pipinya merah," goda Harris lagi semakin menjadi.

Sedangkan Shirley mencubit pinggang Harris sekeras mungkin agar suaminya berhenti menggoda dirinya.

🐣🐣🐣

Shirley menyiapkan sarapan pagi untuk keluarganya, dibantu dengan Maryam tentunya. Sarapan yang disiapkan sangat sederhana, hanya ada nasi goreng dan jus jeruk yang di buat dengan tcintah oleh Shirley.

Di meja makan sudah ada Adam dan juga Harris tentunya yang sudah siap untuk menyantap sarapan pagi. Shirley duduk disamping Harris dan memberikan sepiring nasi goreng pada suaminya, begitu juga dengan Maryam.

Tidak ada bahasan apapun selama sarapan berlangsung, hanya ada suara sedok dan garpu yang beradu dengan piring. Keempatnya menikmati sarapan pagi dengan santai.

"Makan yang banyak, Shir, biar sehat," ucap Adam basa-basi, agar di meja makan ini tidak terasa sepi.

"Iya, Bi, hahaa," jawab Shirley seadanya.

"Ngomongin soal sehat, kamu sehat gak Shir? Soalnya sudah cukup lama kalian menikah tapi belum hamil. Coba deh periksa ke dokter," celetuk Maryam. Sudah lama sekali Maryam ingin membahas persoalan ini, namun baru kali ini ia membicarakannya. Karena sebelumnya ia selalu lupa jika ingin bertanya.

Harris dan Shirley terdiam, begitupun dengan Adam. Sedangkan Maryam menunggu respon pasangan suami istri dihadapannya ini.

"Shirley gak akan hamil," sahut Shirley santai. "Iya kan Pak Ustadz?" ucap Shirley meminta tanggapan dari suaminya tersebut.

~Imam Sempurna~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang