2) ~L a m a r a n~

4.1K 170 1
                                    



     Persiapan penyambutan lamaran sudah disediakan, kue-kue sudah ditata dengan rapi di atas meja. Seluruh anggota keluarga sudah siap dengan pakaiannya yang rapi, hijab panjang membaluti kepala Salma dan Anna. Abdurahman dan Hafidz pun terlihat berwibawa dan santun dengan peci di atas kepalanya.

Tok tok tok..

Salma mengetuk pelan pintu kamar Shirley, tak ada sahutan dari dalam sana. Salma khawatir, bagaimana jika putrinya ini kabur dari rumah? Lalu Salma segera mebuka pintu kamar yang ternyata tidak dikunci.

Salma bekecak pinggang, kepalanya perlahan ia gelengkan, kesal dengan tingkah Shirley. Melihat Shirley sedang tidur dengan bokong yang menungging membuat Salma ingin menendangnya.

"Shirleyy Almeeraaa!!!" teriak Salma murka.

Shirley menggeliat, membuka matanya perlahan. Lalu ia terdukuk menatap samar Bundanya dengan tangan yang menggaruk-garuk kepalanya.

"Kenapa, Mimom?" tanya Shirley tanpa dosa disela ritual menguapnya.

"Cepat siap-siap! lalu kedapur, antarkan minuman pada tamu diluar!!" perintah Salma dengan teriakan khas emak-emak. Lalu Salma segera keluar dengan nafas memburu akibat kekesalan yang dibuat oleh Shirley.

Shirley masih menggaruk kepalanya, bingung dengan ucapan Bundanya tadi. "Ngapain siap-siap kalo ujung-ujungnya kedapur, didapurkan kotor, lagian cuma nganter minum doang. Emangnya mau lamaran harus siap-siap segala? Ihh.. Mimom mah aneh," ucapnya bingung sendiri. Namun ia tetap keluar, menuruti saja perintah dari Bunda Ratu.

🐣🐣🐣

Semua mata tertuju pada Shirley. Gadis berparas canyik itu menghampiri ruang tamu dengan pakaian yang tidak sopan. Jeans pendek, hoodie putih yang ia masukan sedikit kedalam celana dan rambut yang tergerai agak sedikit berantakan membuat Bundanya ingin berteriak sekencang mungkin. Dan mungkin bukan hanya Salma yang ingin berteriak, semua orang yang berada disitu pun ingin pulang saja.

"Nih, silahkan diminum ya ibu-ibu, bapak-bapak. Ini minuman buatan Shirley Cantik, loh. Tau gak, ini adalah teh pilihan, diambil dari kebun yang dirawat seperti anak sendiri," ucap Shirley sambil tersenyum lebar. Ia meletakan nampan berisikan teh tersebut diatas meja dan meberikannya satu persatu pada orang-orang yang berada disana.

Dari beberapa orang tersebut, ada satu Pria yang mendengarkan ocehan receh Shirley dengan tersenyum kecil. Gadis ini sungguh unik menurutnya, tingkahnya yang ajaib ini membuat dirinya selalu tersenyum, meskipun tak ada yang tahu jika ia sedang tersenyum.

"Ekhem.. sepertinya kita akan pulang saj--" ucapan seorang wanita paruh baya tersebut langsung terpotong karena suaminya menahannya.

"Mm.. Nak Shirley, mari silahkan duduk dulu," ucap Pria paruh baya itu yang diyakini adalah Ayah dari Pria yang akan dijodohkan dengan Shirley. Ia mencoba menetralkan suasana panas ini.

Shirley pun hanya menurut saja, ia duduk di sebelah Salma dengan tatapan lugunya.

"Jadi Nak Shirley, ini adalah putra kami." Pria paruh baya tersebut memulai perkenalan putranya. "Ayok Harris, perkenalkan dirimu," lanjut Pria paruh baya itu. Harris hanya mengguk mengiyakan permintaan Abinya.

Pria yang berusia 25 tahun itupun segera memperkenalkan diri. Tangannya ia tangkupkan di depan dada lalu menunduk dengan sopan, "Saya Alharrith Ahmad Jung, saya datang kesini berniat baik untuk melamarmu," ucap Harris memperkenalkan dirinya sendiri dengan lancar.

"Bentar, deh, ini ceritanya lagi acara lamaran, nih? Perkenalan gitu?" tanya Shirley entah pada siapa.

Abdurahman, Salma dan beberapa orang disana mengangguk menatap Shirley.

~Imam Sempurna~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang