•
•
•Salma menyiapkan makanan untuk sarapan pagi ini, dibantu oleh Anna yang menata piring dimeja makan. Satu per satu anggota keluarganya berdatangan, dimulai dari Abdurahman yang keluar dari kamar dan diikuti oleh Hafidz dibelakangnya.
Mereka semua tidak sadar jika ada satu lagi yang belum datang, yaitu Shirley. Abdurahman hanya berfikir Shirley tidak datang untuk sarapan pagi karena masih kesal dan tidak mau keluar, jadi ia membiarkan saja, ia tetap menyantap makanannya tanpa menunggu Shirley keluar kamar.
"Kok, Shirley belum keluar kamar?" tanya Anna, karena jadi seperti aneh jika Shirley tidak sarapan bersama.
"Gak tau, yah, apa dia masih ngambek?" Salma menandak jadi khawatir.
"Sarapan gak ada Shirley rasanya hampa, karena cuma Shirley yang bisa mencairkan suasana hening seperti ini menjadi ramai," tambah Hafidz. Shirley memang selalu membuat sarapan pagi mereka menjadi ramai, dengan tingkah aneh yang membuat siapapun tertawa. Terkadang mereka juga kesal, karena Shirley tak bisa berhenti mengoceh tidak jelas.
"Iya. Bunda panggil Shirley dulu, deh." Akhirnya Salma menyusul Shirley kekamarnya. Ia khawatir, tidak biasanya Shirley marah selama ini, karena paling lama Shirley marah hanya dua jam saja. Tapi ini lebih dari 2 jam. Shirley adalah gadis periang, selalu ceria dan tidak akan memikirkan masalahnya dalam larut.
Salma mengetuk pelan pintu kamar Shirley, tak ada sahutan dari dalam sana. Salma mencoba untuk membuka pintunya, dan hasilnya terbuka. Pintunya tidak terkunci. Salma tak melihat siapapun didalam kamar. Kamar Shirley berantakan, dress yang dipakai Shirley tadi malam tergeletak di atas kasur begitu saja beserta ponsel yang sudah habis batrainya.
"Shirley," panggil Salma. Salma menghampiri kamar mandi dan mengetuknya.
"Kamu lagi mandi, sayang?" tanya Salma. Tak ada sahutan dari dalam. Rasa khawatir Salma semakin menjadi, Ia perlahan membuka kamar mandi, namun tak ada seorang pun disana.
Salma mencoba mencari keberadaan Shirley disudut-sudut kamarnya, namun Salma tak menemukan siapapun. Salma berlari menuju ruang makan, wajahnya terlihat sangat gusar.
"Ayah ... Ayah!" panggil Salma terburu-buru.
"Ada apa, Bun, pelan-pelan dong," peringat Abdurahman. Anna dan Hafidz menatap Salma penasaran, mereka tak tahu apa yang telah terjadi. Namun, hati mereka juga ikut khawatir setelah melihat Salma.
"Shirley gak ada di kamarnya, Bunda udah cari disudut kamar Shirley tetap aja gak ada," ucap Salma panik.
"Di kamar mandi?" tanya Abdurahman mencoba menghilangkan rasa kahwatir yang tiba-tiba melandanya.
"Gak ada, Ayah!" seru Salma khawatir.
"Coba tanya Keyra sama Yusuf dulu, siapa tahu tadi malam Shirley tidur di rumah mereka," perintah Abdurahman. Salma mengangguk, mengiyakan perintah Abdurahman.
"Biar Hafidz cari di daerah pesantren juga," timpal Hafidz.
Mereka semua terburu-buru menanyai satu persatu Santri yang lewat, namun mereka semua tidak tahu.
"Yusuf," panggil Salma. Merasa namanya dipanggil, Yusuf menoleh mendapati Salma yang sedang menghampirinya. "Kenapa Bunda?" tanya Yusuf.
"Kamu ada liat Shirley?" tanya Salma.
"Memangnya Shirley belum pulang?" Yusuf balik bertanya.
Salma menatap Yusuf bingung. "Emang Shirley kemana?" tanya Salma lagi.
"Kan, tadi malam Shirley keluar bawa motor Yusuf, katanya dia ada urusan," jelas Yusuf. Seketika tangan Yusuf menutup mulutnya sendiri, merutuki dirinya yang keceplosan memberitahu Salma.
KAMU SEDANG MEMBACA
~Imam Sempurna~
Romance~ Menceritakan tentang gadis yang manja, ceroboh, polos, dan kelakuannya yang ajaib yang membuat siapa pun ingin menenggelamkan gadis itu. Tiba-tiba di paksa nikah dengan Ustadz muda tampan berwajah datar. Bagaimana kelanjutannya? yuk baca ceritanya...