Part 17 - Rasa Yang Tersimpan

337 71 231
                                    

Follow dulu sebelum membaca.

Kalau mau cepet up, komen woy! Jangan siders.

Baca chapter ini jangan buru-buru ya, tolong diresapi, dimengerti, dan tinggalkan jejak berupa vote dan komen. Thank you.

Play List|| Sahabat Jadi Cinta

Happy Reading.

_________
Memangnya ada ya, cewek dan cowok yang menjalin persahabatan tanpa melibatkan perasaan?
***

"Kalau semisal di antara kita ada yang mencintai gimana?"

Keheningan terjadi di antara keduanya. Mata mereka bertatapan cukup lama, sampai akhirnya, tawa yang mengudara membuat salah satunya tersentak.

"Mana mungkin, lah. Lo itu bukan tipe gue, dan gue gak akan pernah nyata buat lo," ucap Alteza, di sela-sela tawanya.

"Kan, aku bilangnya misal, bukan kemungkinan besar."

"Ya gak gimana-gimana. Kalau misal memang ada yang cinta juga gak bisa dipaksa buat bersama. Soalnya kita beda dunia," jawab Alteza dengan realistis.

"Lagian, kalau semisal ada yang mencintai duluan, itu pasti lo, bukan gue." Alteza menyibak rambutnya ke belakang. "Secara gue itu tampan, dan mempesona."

Alora bergidik, dia mendorong bahu Alteza. "Sombong sekali anda. Bisa jadi, kamu duluan yang suka sama aku. Secara aku kan, cantik dan manis."

Alteza tertawa. "Lo pikir gue nilai orang dari fisik?"

"Biasanya gitu, kalau cowok."

"Tapi gue enggak. Gue nilai orang itu dari hatinya."

"Cih. Kayak situ punya hati."

"Kalau gak punya, gue mati dong."

"Kalau punya, gak akan buat ending ceritaku tragis dan sadis."

"Itu dulu, sekarang gue lagi tahap revisi cerita lo." Alteza diam sejenak. "Ngomong-ngomong, lo masih suka sama Farsyan? Gimanapun dia udah nyakitin lo. Ya meskipun, yang buat alurnya gue, sih."

"Gak tau." Alora mengangkat bahunya. "Setidaknya walau gak sama Farsyan, ada cowok lain yang buat aku bahagia."

"Kalau gue yang bahagiain lo gimana?"

****

Suara dentingan piring dan sendok terdengar jelas di ruang makan keluarga berinisial A tersebut. Tadinya mereka yang hanya empat personil, kedatangan satu personil lagi. Yaitu Alora.

"Alora, katanya sekarang kamu jadi model ya?" tanya Akriel, mencairkan suasana.

"Iya, Bang."

"Widih. Selamat."

"Makasih." Alora tersenyum.

"Tapi kamu makannya banyak juga, ya. Bukannya gak boleh, maksudnya, kamu gak takut gemuk? Biasanya model itu ngatur takaran makannya. Bahkan diet," ucap Arshad. "Bahkan ada lho, pasien saya yang sering berobat, gegara dia ingin jaga postur tubuhnya. Makanya sehari cuma sekali, itu aja cuma buah atau salad doang."

My Fictional ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang