Prolog

1.1K 186 419
                                    

Seorang gadis yang memakai dress putih semata kaki, berlari kencang ke sebuah gedung mewah yang menjadi tempat berlangsungnya pernikahan. Dia tidak peduli dengan rambutnya yang digulung acak-acakan karena diterpa angin.

Dia adalah Alora Myhsa Lashira, gadis berusia 22 tahun yang merupakan anak yatim piatu. Orang tuanya meninggal setahun lalu akibat kecelakaan mobil. Walaupun sebatang kara, Alora tinggal di rumah mewah yang merupakan peninggalan orang tuanya. Alora mengajak Tante dan juga sepupunya tinggal di rumah, karena dia tidak mau sendirian. Ternyata, Alora hanya dimanfaatkan bahkan dikhianati oleh mereka.

Buktinya, Kayla yang merupakan sepupunya itu, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hati pacarnya. Dan sekarang, mereka berdua tengah mengadakan pernikahan di gedung bintang lima tanpa sepengetahuannya. Gadis yang berprofesi sebagai model itu, lari dari lokasi pemotretan menuju gedung untuk menghentikan acara tersebut. Kalau saja dia tidak melihat postingan instagram milik temannya, Alora tidak akan mengetahui semua ini.

Dia menerobos pertahanan penjaga yang bertugas di sana demi bisa masuk ke dalam.

"SAH!"

Seketika tubuhnya melemas, dengan air mata yang turun membasahi pipinya ketika ijab kabul telah usai diucapkan. Melihat, Farsyan---pacarnya, memasangkan cincin pada Kayla dan mencium kening sepupunya membuat dada Alora sesak.

"Arsyan!" panggilnya dengan air mata berderai. Arsyan adalah panggilan kesayangannya untuk sang pacar. Ralat, sekarang sepertinya sudah menjadi mantan.

Tanpa aba-aba, Alora menghampiri Farsyan dan menampar pipi cowok itu keras. "Tega, kamu! Aku kurang apa sampai kamu nikah sama sepupuku!"

Farsyan terkejut, bukan karena tamparan Alora. Melainkan bagaimana gadis itu tahu dia menikah di sini. Padahal dia sudah merencanakan ini matang-matang supaya Alora tidak tahu. "Kamu tanya kamu kurang apa? Banyak Lora! Kamu manja, kekanakkan, egois, keras kepala, ceroboh, dan kamu nyusahin aku!"

"Aku pacar kamu tapi kamu perlakuin aku kayak pembantu. Suruh ambilin kamu makan dan minum, kipasin kamu kalau kepanasan waktu pemotretan," lanjutnya. "Dan kamu, kalau minta sesuatu aku harus turutin itu. Aku kerja itu buat masa depanku untuk lamar kamu, tapi kamu malah minta benda limited editions kesukaanmu!"

Alora menggeleng lemah, dia tidak menyangka kalau Farsyan mengatakan kalimat tersebut padanya. "Maaf kalau selama ini aku membebani kamu. Tapi aku ngelakuin itu karena aku butuh orang yang ngertiin aku. Aku ini...."

"Yatim piatu?" tanya Farsyan sekaligus memotong ucapan Alora. "Selalu aja gunain alasan itu. Jangan mentang-mentang kamu gak punya orang tua, kamu butuh belah kasihan dari orang-orang termasuk aku!"

Alora mentap sepupunya yang sedari tadi diam. "Kamu gak bilang kalau mau menikah. Kenapa?"

"Aku gak mau kamu terluka."

"Tapi tindakan kamu buat aku luka, Kay. Kamu menyukai pacarku." Alora sebenarnya sudah tahu mereka berselingkuh, tetapi dia biarkan karena yakin Farsyan akan berubah, ternyata malah seperti ini jadinya.

"Maaf, urusan hati, diluar kendaliku."

"Bulshit." Alora tidak percaya itu. Dia tahu sepupunya bermuka dua. Dia baru tahu kalau dirinya dijadikan ATM oleh tante dan sepupunya saja. "Pelakor kayak kamu seharusnya enyah dari bumi!"

"Jangan bilang gitu sama istriku!" Farsyan berteriak marah. "Sekarang aku minta, kamu pergi dari sini!"

"Kamu ngusir aku? Aku pacar kamu?"

"Aku udah jadi suami orang. Tapi kalau kamu masih anggap aku pacar ya oke. Mulai sekarang kita putus!"

Alora menggeleng pelan. Dia terisak di sana. Lalu, Jevita selaku tantenya berbisik pelan di telinganya, "Harusnya kamu belajar, Alora, kalau yang kamu mau tidak selalu bersenyawa dengan apa yang kamu butuhkan."

Alora menatap nyalang pada tantenya. "Selamat, Tan. Rencana Tante berhasil."

Setelah mengatakan itu, Alora berlari kencang dan pergi dari sana. Dia sudah tidak tahan berada di satu tempat dengan orang-orang yang membuat hatinya terluka.

Alora berhenti di jembatan sambil menangis meraung. Dia tidak peduli dengan orang-orang yang menatapnya seperti orang gila.

"Kenapa Tuhan! Kenapa engkau memberi takdir yang begitu kejam padaku!"

"Setelah merenggut orang tuaku! Tuhan juga mengambil Farsyan dariku!" Alora sampai menelan air matanya sendiri.

"Aku tidak meminta ditakdirkan seperti ini, Tuhan! Apa aku tidak bisa merubah takdir hidupku?!"

Seketika gema halilintar berbunyi di langit. Perlahan, awan putih menjadi gelap. Bunyi guntur yang bersautan membuat Alora menutup telinganya. Gerimis mulai membasahi bumi, dia sedikit berterima kasih pada langit yang tidak membiarkannya menangis sendirian.

"Apakah di kehidupan sebelumnya aku berbuat salah sampai harus menerima semua ini?" Lagi-lagi Alora tertawa miris.

Dia melangkah meninggalkan jembatan. Membiarkan bajunya kotor dan basah karena terkena air hujan dan debu. Alora asal menyeberang, sampai tidak sadar kalau dari arah lain ada sebuah mobil truk yang melintas.

BRUK

Bunyi tubrukan terdengar keras. Sampai tubuhnya terpental beberapa meter. Wajahnya penuh dengan darah, tubuhnya seakan remuk. Perlahan, kesadarannya menghilang.

TBC

Alora cantik gini di sia-siain. Dasar Farsyan. 🙄

**

Terima kasih buat kalian yang menyempatkan waktu membaca cerita ini.

Tadi aku udah baca ulang, tapi kalau ada typo kelewat mohon maklumi.

Semoga kalian betah dengan lapak ini.

Follow dulu yuk bagi yang belum. Biar gak ketinggalan info update selanjutnya.

Jangan lupa vote komen ya.

Sampai jumpa di part pertama.

Love you readers.

Dedel

My Fictional ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang