Epilog

633 71 162
                                    

Maaf baru bisa update.

Saudara aku nikahan, jadi sibuk di sana.

Udah siap baca epilognya.

Epilog ini berhubungan sama prolog ya.

Dan juga beberapa part lainnya.

Jadi, kalau lupa kalian bisa baca ulang.

Play List|| Sial ~ Mahalini

Happy Reading.

***
Dari awal, kita sama-sama tahu kalau merakit cerita yang tidak akan mampu berjalan dengan kokoh hanya akan berakhir sia-sia. Dan pada akhirnya, kita hanyalah kata yang tidak akan mampu menyatu di ujung ceritanya. Hanya sejenak melengkapi, tetapi tidak bisa saling memiliki.
***


Seorang gadis yang memakai dress putih semata kaki, berdiri menatap sebuah gedung mewah yang menjadi tempat berlangsungnya pernikahan. Tubuhnya terlewati oleh beberapa tamu yang masuk ke dalam.

Farsyan & Kayla

Kedua nama itu terpampang jelas di bingkai foto yang sudah terisi foto prewedding mereka.

Rasanya campur aduk. Diundang dan datang di pernikahan mantan, apalagi, yang menjadi mempelainya adalah sepupunya sendiri.

"Kamu masih di sini? Kenapa gak masuk ke dalam?"

Suara itu membuat Alora menoleh, menatap dalam pria stelan kemeja putih dan balutan jas hitam yang dipadukan dengan celana warna senada.

"Nunggu kamu."

"Kan, bisa nunggu di dalam, Alora." Pria itu tersenyum tipis, padahal dia hanya parkir mobil saja. Tetapi Alora malah menunggunya. "Kenapa? Takut gagal move on datang ke pernikahan mantan?"

Alora menyenggol lengan pria itu. "Enak aja. Aku cuma masih sebel sama sepupuku, ya. Bisa-bisanya dia nikung aku dari belakang. Terus si Farsyan juga, cuma manfaatin aku doang buat jadi ATM-nya dia."

"Kalau gitu, kamu mau balas dendam sama mereka?"

"Caranya gimana? Batalin pernikahan mereka gitu?"

Lagi-lagi bibirnya menyunggingkan senyuman tipis. "Dengan senyum baik-baik saja. Supaya mereka kesal, karena kamu gak terpengaruh apa-apa sama hubungan mereka. Kalau batalin pernikahan mereka, nanti kamu dikira gagal move on."

"Lagipula, balas dendam terbaik itu dengan menambah value dalam diri," lanjutnya.

Alora tersenyum, menatap pria di sampingnya. "Ayo kita ke dalam."

Tangan Alora menggamit lengan pria itu. Keduanya masuk ke dalam. Bersamaan dengan itu, kata 'sah' terucapkan dari penghulu dan para tamu undangan.

Jevita—Tante Alora tersenyum mengejek. "Berani datang juga kamu? Awas nanti nangis."

"Buat apa nangis, Tan. Justru aku bahagia, bisa terlepas dari pria manipulatif seperti Farsyan. Awas loh, kalau anak Tante jadi mangsa selanjutnya."

"Ngomong apa kamu barusan?" Kayla tiba-tiba menghampirinya bersama dengan Farsyan. "Bilang aja kamu iri, kan, sama kebahagiaan aku?"

Alora menaikkan sebelah alisnya. "Iri?" Alora tertawa mengejek. "Buat apa iri sama perebut pacar orang."

"Kamu belum move on dari aku, Ra?" tanya Farsyan.

"Mimpimu kejauhan. Aku udah lupain kamu. Karena sekarang, aku sadar bahwa, yang tulus sama aku cuma Alister." Alora tersenyum, menatap pria yang kini juga menatapnya.

My Fictional ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang