Part 27 - Renjana

265 59 160
                                    

Selamat datang di lapak My Fictional Protagonist

Maaf baru bisa update lagi hehe.

Giliran mau update gagal upload Mulu, sebel.

Sebelum baca, jangan lupa bayar parkir dulu ya.

Pencet bintang di pojok kiri bawah dan tinggalkan komen.

Yang silent readers nanti pantatnya bisulan loh.

Typo koreksi ya.

Note: fotonya Alora dan Alteza ada di mulmed ya.

Happy Reading


***
Pada setiap raga renjana yang bermakna, sapukanlah lara menjadi bahagia. Hingga jingga menyapa, dan kita melebur jadi debu bersama.
***



Rona cakrawala menebar kehangatan pada purnama dan gemintang di malam ini. Selayaknya langit yang elok, keindahan juga ditebarkan di bibir seorang laki-laki yang kini sedang berdiri di samping mobil, menunggu seseorang.

Pria yang memakai kemeja putih berbalut jas hitam itu tengah menyapu pandangannya ke sekitar. Lalu, atensinya jatuh pada seorang gadis yang sedang berjalan dengan anggun ke arahnya.

"Tumben nunggu di parkiran? Biasanya di lobi apartemen?" Gadis yang mengenakan gaun glamor dengan bagian punggung terbuka itu bertanya.

"Sengaja." Alteza mengamati Alora dari atas hingga bawah. "Kenapa rambutnya dikucir, sih? Bagusan diurai tau."

"Suka-suka aku, lah. Ayo berangkat!"

Saat Alora ingin melewatinya, Alteza menahan tangan gadis itu. Dengan cepat, dia menarik ikat rambut Alora, hingga rambut gadis itu terurai.

"Biar nutupin punggung lo yang terekspos, gue gak mau ada laki-laki genit yang memandang lo napsu." Alteza menjeda sejenak. "Gue gak mau, ada Raynar-Raynar yang lain di pesta nanti."

Alora tertegun dengan perkataan Alteza. Saat cowok itu membukakan pintu mobil, dia masuk ke dalam. Alteza memutari mobil, mengambil tempat untuk mengemudi.

Alteza melirik Alora sekilas, dia membantu gadis itu memasang sabuk pengaman. "Gini aja gak bisa."

Alora mendengkus, dia mengerucutkan bibirnya. Alora juga merapikan rambutnya dengan kesal.

Diam-diam, Alteza yang melihat itu tersenyum tipis. Tingkah Alora selalu lucu di matanya. Tidak mau ketahuan sedang kasmaran, lantas Alteza mengemudikan mobilnya.

***

Sepuluh menit berlalu, mobil Alphard warna silver itu berhenti di pekarangan rumah mewah berlantai tiga yang sekelilingnya terdapat pohon-pohon rindang dan air mancur.

Alteza turun lebih dahulu, membukakan pintu pada Alora. Dia mengulurkan tangannya, menatap Alora dengan senyum manis.

Alora tertegun, dia menatap telapak tangan dan wajah Alteza bergantian. Lalu, tangannya dia menyambut uluran tangan Alteza. Keduanya masuk beriringan di atas karpet merah yang membentang.

Di dalam, Cakra dan Vaela sudah menunggu mereka. Dua orang itu sedang menikmati makanan yang disediakan tuan rumah.

"Cie pegangan tangan. Takut amat Mas, ceweknya diambil orang?" ucap Cakra menggoda.

My Fictional ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang