Part 19 - Alur Yang Buram

332 67 212
                                    

Selamat datang di lapak ini.

Apa kabar kalian?

Semoga sehat selalu ya.

Jangan lupa vote, komen, jangan silent readers.

Play List|| Oh My Face - Justin Bieber

Happy Reading.

___________________
Jangan mencoba menebak-nebak dia akan singgah atau tidak, jika kenyataannya tidak sesuai harapan, jatuhnya akan melukai perasaan. Biarkan saja alurnya mengalir bebas, meski buram tak jelas.
****


Sang baskara mulai masuk melewati celah-celah jendela, menyapa manusia yang masih bergulung di dalam selimut dengan hangatnya.

Perlahan, pupil mata hitam kecoklatan itu terbuka, melihat jam beker di nakas yang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.

Kakinya perlahan menapak tanah, lalu pergi ke kamar mandi untuk melaksanakan rutinitas paginya. Apalagi kalau bukan mandi dan menggosok gigi.

Setelah mengenakan pakaian, Alteza turun ke bawah, dia dikejutkan ketika melihat seorang gadis berada di ruang makan rumahnya.

"Pagi," sapa Alora tersenyum manis.

"Ngapain lo ke sini?"

"Nyiapin kamu sarapan. Ini aku yang masak, lho." Alora menunjuk pepes ikan dan sayur lodeh. "Kata Tante Anika, kamu suka."

"Oh, iya, Tante Anika sama Dokter Arshad udah sarapan duluan, sama aku juga tadi. Sekarang mereka lagi joging berdua," lanjutnya.

"Dalam rangka apa lo masakin gue?" Alteza menyipitkan mata, sedikit membungkukkan tubuhnya. Sedangkan kedua tangan, dia sandarkan pada kursi kayu. "Jangan-jangan lo racunin gue? Lo pingin gue mati, kan?"

"Ya enggaklah, ngapain aku racunin kamu. Nanti kamu gak bisa selesaikan naskah dong. Terus hidup aku gimana?"

"Ya siapa tahu." Alteza duduk di hadapan Alora. "Bisa aja lo bales dendam, supaya gue mati juga nantinya. Bisa jadi, kan, lo racunin gue perlahan."

"Aku gak sejahat itu." Alora mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk mengisi piring Alteza yang kosong. "Makan yang banyak, ya."

"Ngapain sih, diambilin segala, gue bisa ngambil sendiri kali," ucap Alteza ketus, walaupun sebelumnya dia tertegun atas tindakan Alora.

"Sekalian simulasi jadi istri," balas Alora cepat.

Alteza yang hendak menyiapkan makanan ke mulutnya, lantas menghentikan aktivitasnya. Lalu menatap Alora dalam. "Ogah banget gue jadi suami lo."

"Emang yang bilang kamu jadi suami aku siapa?" Dahi Alora mengkerut. "Kan, aku cuma bilang simulasi jadi istri. Nah, itu artinya, aku belajar buat suami aku nanti."

"Tapi bukan kamu, Teza. Bisa aja si Farsyan," lanjut Alora, lalu terkekeh geli.

"Farsyan udah nikah sama sepupu lo!" balas Alteza ketus. Untuk menutupi rasa malunya karena mengira Alora memang ingin menjadi  istrinya.

"Itukan cerita sebelumnya. Kalau sekarang, kan, ceritanya lagi kamu revisi. Bisa jadi nanti yang nikah sama Farsyan itu aku." Alora menuangkan air pada gelas Alteza. "Atau mungkin, dia."

My Fictional ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang