Part 6 - Zona Pertemanan

469 97 185
                                    

Cie, yang diam-diam baca tapi gak vote dan komen.

Jangan diulangi ya. Hargai waktuku dengan dukungan dari kalian.

Maaf baru bisa update. Akhir-akhir ini asam lambungku naik, jadi lemes banget, gak bisa mikir.

Play List Kamu|| Budi Doremi ~ Friendzone

Happy Reading.

~Vaela Maladewi~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Vaela Maladewi~

______
Berteman denganmu adalah kebahagiaan, sedangkan menyukaimu adalah perasaan yang sulit aku kendalikan.
***

📒📒📒


Seusai mata kuliah pertama, Alteza memutuskan untuk duduk di taman depan fakultasnya. Dia membutuhkan tempat yang lumayan sejuk dan sepi untuk menetralkan kembali pikiran.

Apalagi, selama kelas berlangsung, Alteza sama sekali tidak konsentrasi. Dosen yang menjelaskan mata kuliah kritik sastra di depan saja sampai menegurnya.

"Teza."

Vaela mengambil tempat di sebelahnya, memberikan air mineral pada Alteza. "Minum dulu. Kayaknya lo gak konsen tadi."

"Makasih, Va." Alteza langsung meneguknya.

"Lo ada masalah apa? Gak biasanya kek gitu?"

Embusan napas Alteza terdengar kasar. "Gue capek pikiran, sih. Apalagi harus nulis ulang novel Im Into You."

"Lho? Kenapa harus ditulis ulang? Bukannya tinggal nambahin endingnya doang?" Vaela terkejut mendengar itu.

"Harusnya gitu. Tapi cerita gue tiba-tiba hilang. Gak semua sih, cuma bagian nama Alora aja. Terus, di draf novel gue satunya, hilang setengah. Entahlah, mungkin laptop gue eror." Alteza tidak mungkin cerita kalau hal itu karena Alora keluar dari novel dan berada di dunia ini sekarang.

Vaela tidak akan percaya dengan itu. Mungkin, Alteza bisa dinilai tidak waras.

"Ya ampun, Za. Kan, waktunya menipis. Emang selesai?"

"Semoga selesai. Gue gak nulis ulang semua, kok, cuma salin dari draf sebelumnya aja. Tapi yang gue takutin, nanti selesainya pas deadline lo revisi novel itu lagi. Apalagi akhir-akhir ini gue badmood."

Vaela tampak memikirkan sesuatu, sebelum akhirnya, sebuah senyuman muncul di wajahnya. "Kita minta tambahan waktu ke pihak penerbit aja gimana? Aku rasa, Kak Andrew gak keberatan. Apalagi, kamu menerbitkan buku di penerbitnya dia udah lama."

"Boleh. Kebetulan nanti pulang kuliah gue mau ke kantor penerbitan. Mau tanda tangan buat novel gue yang mau PO ke dua."

"Yaudah bareng aja gitu. Nanti gue juga mau ke sana."

My Fictional ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang