Part 2 - Alora Mysha Lashira

819 144 337
                                    

Hai gengs. Welkom bek to my lapak.

Siapa nih yang penasaran sama kelanjutannya?

Kalian pernah gak sih, gak sejalan sama pemikiran orang tua? Maksudnya kayak apa yang kalian mau, orang tua gak setuju?

Di cerita ini aku gak pakai play list ya. Kalian tentuin sendiri aja play list yang sesuai. Soalnya ini kan masih bab awal, jadi masih gitu deh.

Happy Reading.

(Alora punya lesung pipit rupanya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Alora punya lesung pipit rupanya)

_______
Terkadang, takdir memang tidak dapat diubah, tetapi dapat ditulis kembali.
****

'Temui penulismu dan ubahlah takdirmu.'

Alora tidak tahu di mana dia berada. Yang jelas, dia berada dalam kegelapan yang tidak ada ujungnya. Dia terus saja mendengar suara-suara yang entah dari mana datangnya.

Apa dia sudah meninggal?

Dalam kegelapan itu, muncullah cahaya putih yang cukup lebar, menampilkan adegan-adegan layaknya seseorang sedang menonton televisi. Lebih tepatnya, seorang laki-laki yang sedang menulis naskah cerita. Lalu, terdapat cuplikan adegan di mana awal-awal Alora bertemu dengan Farsyan sampai akhirnya cowok itu menikahi sepupunya, dalam bentuk tulisan.

"Jadi, aku hanya tokoh fiksi?"

Alteza Galen Pramana. Itu adalah nama penulisnya. Jika ingin merubah takdirnya, Alora harus menemui laki-laki tersebut.

'Ubahlah takdirmu menjadi ending yang bahagia.'

'Waktumu tidaklah banyak, hanya 36 hari saja.'

'Semoga berhasil meluluhkan penulismu yang keras kepala'

Perlahan, suara-suara tersebut menghilang, bersama dengan cahaya putih tersebut. Alora yang kebingungan, dia langsung panik. Dia berlari mengejar cahaya putih tersebut. Tiba-tiba, cahaya tersebut menjadi sangat silau sampai mengenai matanya. Alora menutupi wajahnya karena tidak tahan.

Napas Alora tersengal, beriringan dengan itu, matanya terbuka. Dia berada di ruangan serba putih dengan ventilator di hidungnya.

Kemudian, seorang pria paruh baya datang menghampirinya dan memeriksa keadaannya. "Syukurlah, kamu sudah sadar."

Tekanan darah Alora sudah stabil. Gadis itu hanya sedikit lemas akibat kecelakaan yang dialaminya. Kepalanya diperban karena terbentur bagian depan mobil seseorang.

My Fictional ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang