lembar ke tiga belas

129 15 2
                                    

"sampai kapan mementingkan ego dan gengsi jika ujung-ujungnya menyiksa hati?"

*****

Besok hari Sabtu,tandanya aktivitas siswa di sekolah di liburkan.
Gendis masih memikirkan perihal ucapan Seno.
Bagaimana bisa Seno semudah itu mengajak Gendis berpacaran.
Padahal tidak ada hal yang spesial dari Gendis.

"Ndiss ada telfon nih dari Genan" suara Bramesta terdengar begitu nyaring hingga ke kamar Gendis

Gendis pun segera turun,untuk cepat-cepat melepaskan rindu kepada sahabatnya itu.

"Halo ini Nana nya Genan bukan ya?"

"Bukan"

"Loh salah sambung dong?"

"Iya nih mas , salah sambung!"

"Yaudah maaf ya mbak,saya matiin deh"

"Genan ih!"

"Tadi katanya salah sambung"

"Ya gak gitu juga dong"

"Gimana kabarnya,na?"

"Gak baik baik aja "

"Loh kenapa?"

"Gaada lo "

"Cie kangen"

"Emang "

"Mau oleh oleh apa?"

"Bule dong satu "

"Yah jangan dong"

"Lah kenapa? Tadi nawarin"

"Nanti kalo lu sama bule,gua sama siapa?"

"Sendirian lah"

"Jomblo dong?!"

"Kan sekarang lo juga jomblo bego!"

"Loh enggak dong"

"Lah kok?"

"Kan sama lu "

"Ngarep"

"Bercanda"

Seperti hafal dengan sifat sahabatnya itu,mustahil jika Genan suka dengan Gendis.
Untung saja gendis selalu membentengi hantinya agar tidak memiliki perasaan yang lebih kepada Genan,yang mungkin akan berdampak pada hubungan persahabatannya.

"Na?" Genan memastikan jika telefon nya masih tersambung dengan Gendis

"Kenapa?" Jawabnya memastikan

"Udah dulu ya,mau pergi nih"

"Hp lo ga bisa nyala apa gimana sih nan?" Gendis sedikit kesal ,bagaimana tidak? Genan dapat menghubunginya melalui telepon rumahnya,namun tidak dapat di kabari lewat telepon gengam

"Gaada sinyal na disini,maaf ya" kalimat yang di ucapkan Genan seakan menjawab semua pertanyaan yang menghantui Gendis.

"Iya"

"Jangan marah lu ,awas aja!" Akhirnya telepon mereka terputus dan mengakhiri percakapan mereka di pagi hari ini.

"Tumben Genan ga ngabarin kamu lewat hp nya" tanya Bramesta memastikan

"Gaada sinyal katanya"

Bramesta hanya mengangguk dan melihat putrinya kembali ke kamar.

****

GenanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang