la cause triste

122 9 2
                                    

"ternyata akhirnya seperti ini
Lukamu timbul karena rasa cintaku yang tak mau mengerti
Jika boleh di ulangi maka aku tak akan menghakimi mu sendiri
Maafkan aku si pria egois ini!"

Gendis saat ini masih tertidur di ruangan berlatar tembok putih itu.
Kondisinya semakin kritis,dia menghabiskan banyak darah.

Dokter sebaik mungkin saat ini sedang menanganinya.

"Gimana dok kondisi anak saya?" Tanya Bramesta.

Sang dokter menghela nafasnya,sepertinya masalah ini sangat serius.

"Sumsum tulang belakang pasien megalami kerusakan yang sangat parah,kondisi ini mengakibatkan pasien mengharuskan untuk segera melakukan transplantasi sumsum tulang belakang ,dan kita harus segera mencari donor "

"Kemungkinan besarnya gimana dok dengan anak saya? dok tolong selamatkan anak saya!" Bramesta sangat frustasi ,Gendis satu satunya harta paling berharga yang ia punya.
Jika terjadi sesuatu hal yang serius kepada putrinya itu Bramesta benar-benar tidak memiliki semangat hidup kembali.

"Kemungkinan besarnya jika terlambat melakukan oprasi ,putri bapak akan lumpuh"

Seluruh badan Bramesta dan Seno terasa lemas setelah mendengar penjelasan dari dokter.
Tanpa berfikir panjang Bramesta segera mengajukan diri untuk mendonorkan sumsum tulang belakangnya.
Seno pun tak tinggal diam,dia juga ikut mengajukan mendonorkan sum-sum tulang belakangnya.

Mereka berdua segera mengikuti intruksi dokter untuk mengecek apakah cocok atau tidak.

"Om jangan khawatir ,Gendis itu kuat om" ucap Seno sembari melihat langit-langit di ruangan pengecekan itu.

Bramesta hanya tersenyum , membayangkan kembali momen momen dulu bersama putrinya.
Tanpa ia sadari ia meneteskan air matanya.

"Kamu suka Gendis?" Tanya Bramesta

"Gak om" kemudian Seno menghadap ke arah Bramesta ,saat ini mereka sedang berbaring letak tempat tidur pengecekan mereka bersampingan "saya sayang banget sama Gendis om" sambungnya.

"Tapi Gendis sayang Genan ya?"

"Hahaha" kekehnya  " gak penting buat saya ,dia mau ngasih hatinya untuk saya atau enggak, kalo emang kebahagiaan dia  Genan saya ikhlas om,saya seneng kalo dia bahagia "

"Kamu orang baik" Bramesta tersenyum kepada Seno.

Tak lama kemudian suster menghampiri mereka dan memberi tahu hasil tes .
Tapi semuanya nihil
Hasilnya negatif

Mereka bingung harus bagaimana,namun karena hari ini sudah larut sangat malam akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti dulu dan melanjutkan besok.

***

"Brengsek ! Gara gara lu Gendis kecelakaan !" Seno menghantam pipi Genan

Genan hanya mengernyitkan alisnya ,dia tak tau apapun.
Apalagi tentang berita Gendis yang kecelakaan dan kini wanita itu sedang kritis memperjuangkan hidupnya di rumah sakit.

Genan diam.

Sebenci-bencinya dia , mana mungkin ia baik-baik saja setelah mendengar kabar buruk tentang wanita yang ia sayang itu.

"Gendis sayang Lo! Puas?" Emosi Seno saat ini tak dapat di kontrol pria itu kini sangat geram .

"Sok tau! gausah bikin gua ngerasa bersalah sama kata kata lu, dia kecelakaan ya karena dirinya sendiri bukan karna gua!" Genan seakan membela dirinya dan memang benar ini bukan sepenuhnya salah Genan!

GenanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang