cœur brisé

130 10 3
                                    

"ternyata seperti ini rasanya
Di kecewakan dengan seseorang yang istimewa
Berharap lebih pun tak bisa
Karena faktanya hanya menambahkan lara "

------

Pagi ini Genan berniat untuk berolahraga dengan jogging di sekitar kompleknya ,seharusnya hari ini ia berangkat ke sekolah.
Namun karena kondisi hatinya yang buruk lebih baik dia sendiri dulu untuk mengobati hatinya yang sedang patah.

Genan mengikat tali sepatunya yang terlepas,sambil menatap rumah yang sangat ia rindukan itu.

Ia mengusap wajahnya kasar , kenapa hatinya sangat kacau padahal itu hanya hal sepele

Genan membuka handphone nya menelfon salah satu kontak yang ada pada handphone tersebut.

"Halo," ini suara seorang wanita,tapi yang pasti ini bukan suara Gendis lantas siapa?

"Rahasia apaan?" Tanya Genan dengan suara yang sedikit di tinggikan.

"Oh Genan? Kapan pulang nan? Kamu baik-baik aja kan?"

"Jawab dulu, rahasia apaan? Kenapa Gendis?" Demi tuhan!! Ada apa ini? Ada rahasia apa sebenarnya ? Lantas kenapa Gendis juga terbawa?

"Cerita langsung aja bisa gak nan? Soalnya lagi di sekolah ,gak enak kalo di denger orang"

"Oke ,jam 3 di cafe belakang sekolah " tukasnya.

Gendis sangat penasaran rahasia apa hingga orang lain jauh lebih tau di banding dirinya perihal Gendis?
Genan semakin tidak dapat berfikir jernih kenapa hal seperti ini terjadi di saat hari yang ia tunggu-tunggu setiap tahun hampir datang.

***
S

eperti kondisi kelas seperti hari biasanya, kondisi kelas sangat ramai dengan aktivitas para murid masing-masing.

Gendis masih memikirkan kado apa yang cocok untuk Genan
Ia ingin membeli sesuatu hal yang menarik ,namun apa? Tahun lalu Gendis membelikan sebuah jam tangan untuk Genan namun tahun ini Gendis ingin memberi sesuatu hal yang spesial namun tak bisa di nilai materi.

Kringg...

Saat ini jam pelajaran sudah berganti menjadi pelajaran olahraga, para murid segera berganti pakaian dan berlari ke lapangan

"Ndis liat deh olahraganya sama kelasnya kak raksa lagi" Tasya menyenggol tangan Gendis

"gila!  Males banget gue liat mukanya yang tengil "

Seolah mengerti jika sedang di bicarakan Raksa melempar bola basket ke arah kepala Gendis ,namun dengan sigap Gendis menangkap bola itu.
Kemudian ia simpan di lengan kanannya sambil menatap sinis Raksa.

"Ah sial!"umpat Raksa "woi balikin bola gua!" teriak Raksa.

"Hellow ! Yang butuh siapa ya? Punya tangan ga lo?! " balas Gendis.

Raksa berlari ke arah Gendis menarik paksa bola basketnya dan mendorong Gendis.

"Gak usah nyari gara-gara sama gua! Caper dasar!"

Gila! Pede sekali Raksa mengucapkan kalimat itu.Padahal dia sendiri yang mencari masalah dengan Gendis

" gila ya gue caper sama lo! yang ada elo yang nyari masalah sama gue!"

Tasya semakin pusing melihat kejadian ini ,dia segera menarik tangan sahabat wanitanya itu bermaksud ingin melerai mereka.
Karena sangat bahaya jika ada petugas BK yang melihat , bisa-bisa mereka masuk ke BK cuma karena hal sepele.
Mungkin untuk Raksa tidak masalah jika masuk ke BK karena notabenenya dia memang sudah di cap sebagai berandal sekolah.
Namun untuk Gendis? Siswi baru yang sudah terkena kasus dan masuk bk itu benar benar buruk!.

GenanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang