"Fiza hari ini bunda gak bisa jemput kamu ky biasanya, karna bunda sama ayah ada meeting hari ini. Abang kamu juga sibuk kuliah keliatannya. Jadi kamu pulang sendirian ya"
Keluarga Fiza sedang menikmati sarapan paginya di meja makan. Hari ini Helena, ibunda Nafiza tidak bisa menjemputnya seperti biasa karna ada meeting. Dan ini kali pertama Nafiza pulang sendiri, dia nampak ragu memberi jawaban kepada bundanya.
"Ayah tau ini pertama kalinya kamu pulang sekolah sendirian, tapi sekarang kamu sudah beranjak dewasa. Jadi-"
"Jangan manja!" potong Adit, abang terbangsul Nafiza
"Abang!" seru Helena
"Hehehe, abisnya itu si pija dari tadi diam diam bae" bela Adit
"Gue kan lagi makan makanya diem, entar keselek tenggorokan sekseh ini kalo makan sambil ngomong. Stres!" jawab Nafiza yang membuat keluarganya cekikikan sendiri
"Ok yah, fiza bisa kok pulang sendiri"
"Ahh baiklah, sekarang bisa kita berangkat fiza?" tanya Tio, ayah Nafiza
"Bisa yah. Bunda fiza pamit ya" ucap Nafiza sambil mengecup punggung tangan bundanya
"Iya hati hati ya" jawab Helena
"Abang gak di salim ni?" tanya Adit
"Gak ah, lo abis cebok gak nyuci tangan lagi. Entar tangan gue bisa jerawatan ewhh" jawab Nafiza yang langsung memasukkan dirinya ke dalam mobil dengan wajah tanpa dosanya itu
"Dasar adek laknat. Untung pinter"
_______________________________________________
"Iqbal bangun udah jam 7" teriak Lola di depan pintu kamar anaknya
Iqbal sedang tertidur pulas di kamarnya. Seperti biasa, dia menghabiskan malamnya dengan bermain PS di kamarnya hingga subuh bahkan sampai tidak ada waktu untuk tidurnya. Hingga sekarang dia bangun kesiangan.
Udah biasa.
"Iya iya, cerewet amat sih" jawab Iqbal yang sedang mengalungkan handuknya dan berjalan gontai menuju kamar mandi
"Gue balikin ke perut baru tau rasa tu bocah"
Hanya butuh waktu 10 menit untuk Iqbal mandi dan bersiap memakai seragamnya yang tidak ada rapi rapinya itu
"Berangkat bun" sambil mengecup punggung tangan bunda nya
"Ti ati" sahut sang bunda kepada Iqbal yang telah melajukan motor sportnya dari rumahnya
_______________________________________________
Author POV
Hari ini adalah hari Senin, hari paling di benci dan di takuti oleh semua siswa siswi di seluruh Indonesia dan se Sma Merdeka. Tapi itu berbanding terbalik dengan Nafiza, dia sangat menyukai hari Senin karna Nafiza suka mendengar amanat dari sang pembina upacara. Karna bagi Nafiza, amanat yang mereka sampaikan itu adalah sebuah kata kata motivasi
Hanya karna itu
Tapi kali ini tidak ada kesenangan yang mendatangi Nafiza di Seninnya kali ini, karna dia telat.
Kini yang terlihat hanyalah pagar besi megah yang menutupi jalan untuk keluar masuknya siswa siswi penghuni sekolah itu. Dia tidak bangun kesiangan tadi, tetapi ayahnya menawarinya untuk mengambil jalan pintas alih alih agar tidak terkena macet. Ini di Jakarta brohh! Tapi jalan pintas itu sama sekali tidak berguna, malah tambah macet. Dan hasil akhir yang di dapatkannya adalah terlambat plus topinya yang tertinggal di mobil karna terburu buru. Mungkin dia kualat tadi karna menuduh abangnya sehabis berak tidak mencuci tangannya. Tapi memang biasanya begitu
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Only Mine
Teen FictionJangan jadi seperti pelangi. Indah, namun hanya sesaat. Kisah tentang 2 sejoli yang berbeda sifat yang di pertemukan dan disatukan dengan berbagai cara yang absurd Namun bagaimana jika ke absurd an itu berubah menjadi kekecewaan. Dan bagaimana jika...