12

41 13 1
                                    

You win!
You lose!

"Yess!"
Iqbal loncat loncat tak karuan di kasur king size nya sendiri saking senangnya. Egi yang kalah hanya bisa memasang wajah masamnya

"Udahkan. Jadi mulai sekarang jangan usik kehidupan gue lagi! Kalau lo berani deketin cewe gue sama aja lo ingkar janji. Banci namanya!"

"Bukannya lo gak nerima taruhan kan? Jadi gak ada ikatan janji di antara kita kan" Egi melipat kedua tangannya di atas dada

"Maksud lo apaan ha?!" Iqbal mulai naik pitam. Tangannya terkepal sangat kuat hingga urat uratnya muncul

"Ck. Udah gue bilang gue akan mendapatkan sesuatu apapun itu yang gue mau dengan mudah"

Egi segera berlalu dari kamar Iqbal. Iqbal yang kesal mulai memukul secara brutal dinding kamarnya sendiri hingga tangannya membiru
_______________________________________________

Tidak seperti pasangan remaja sma lainnya, Iqbal dan Nafiza tidak memakai sistem jemput jemputan. Mengantar pulang saja mungkin hanya bisa dilakukan beberapa hari saja.

Awalnya Iqbal menolak, namun setelah mendengarkan penjelasan panjang kali lebar kali tinggi kali sisi dibagi volume dari Nafiza, ia akhirnya setuju. Tentu saja karna Tio, bisa babak belur Iqbal jika ia nekat menjemput Nafiza untuk berangkat sekolah bersama

Nafiza mengedarkan pandangannya ke segala penjuru sekolah. Oh shit! Dia hampir lupa! Iqbal tidak pernah datang tepat waktu ke sekolah. Padahal lima menit lagi bel akan berbunyi.

Baiklah ini adalah poin pertama yang harus ia ubah dari diri Iqbal. Mulai sekarang Nafiza harus mengajarkan tentang kedisiplinan kepada Iqbal

Akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya menuju kelas.

"Tumben telat za"

"Begadang mungkin sama doinya semalem put"

"Heh sembarangan"

Nafiza pun duduk dikursinya seraya mengeluarkan handphone yang berada di saku rok nya tak lupa pula ia pasangkan aerphone di telinganya agar suara berisik dari Putri dan Lisa yang tidak penting itu tidak merusak pendengarannya

Dan ia membuka salah satu aplikasi chatting, dan muncullah nama "Pasien RSJ" pada pesan paling atas. Sudah ia duga pasti Iqbal pelaku dari bergetarnya hp Nafiza yang sejak tadi berada di saku rok nya

Pasien RSJ:
P yg ke 997

Nafiza:
Berisik tau!

Pasien RSJ:
Akhirnya dibalas juga

Nafiza:
Apaan

Pasien RSJ:
Kangen 😚

Nafiza:
Ih jijik tau stikernya. Lo kapan dateng bentar lagi bel bunyi

Pasien RSJ:
Bel bunyi? Baru jam 6 lewat 10 bel udah bunyi?

Nafiza:
Katarak mata lo bal? Sekarang jam 7 lewat 10 Iqbaaaall... buruan dateng!!!

Pasien RSJ:
Siap 86!

"Hayoo chattan sama siapa?"

Bella sengaja mengejutkan Nafiza dari samping, dan hal yang tak diinginkan pun terjadi. Bella sedikit menyenggolnya, sehingga jarinya tanpa sengaja mengirim sesuatu kepada Iqbal. Dan itu adalah

Nafiza:
😍

"Anjir!"

"Upsiii"

"Belaaaaaaa!!!"

Nafiza pun segera mengejar Bella yang lari kocar kacir tak tentu arah. Hal itu pun membuat seisi kelas yang tadinya adem ayem saja mulai rusuh dan terdengarlah gelak tawa dari mulut masing masing

Sudah hampir 1 jam pelajaran berlalu, namun Iqbal sama sekali belum menunjukkan batang hidungnya. Entah dimana dia

Dubrak!

"Sekolah lo bal?" tanya salah satu siswa

Penampilan Iqbal benar benar kacau. Baju dan rambut urak urakan seperti biasa. Tali sepatu lepas sebelah. Dan keringat bercucuran dimana mana.

"Sst diem!"
Iqbal pun berlari dan bersembunyi di balik bangku barisan paling pojok belakang. Ia tampak sangat ngos ngosan

Ctas!

Bunyi rotan itu sontak membuat 1 kelas terkejut, kecuali Iqbal tentunya

"Mana Iqbal!"

Pak Sar muncul dari balik pintu dengan wajah yang penuh amarah. Wajahnya memerah, kedua tangannya dikepal begitu kuatnya.

Pak Sar mulai menelusuri pelan pelan kelas itu. Dilihatnya dengan teliti dari sisi ke sisi.

"Apa seisi kelas ini dihuni dengan orang tuli!"

Cats!

Masih tidak ada jawaban. Akhirnya pak Sar menelusuri lebih dalam kelas itu. Hingga ia hampir sampai pada bangku barisan paling akhir. Dan..

"Dia pergi ke arah kantin kayaknya pak"

Semua perhatian yang tadinya tertuju kepada pak Sar kini beralih ke Nafiza

"Kamu yakin?"

"Gak tau juga sih pak perginya ke kantin apa enggak. Soalnya tadi lewatnya ke arah sana"

"Baiklah. Trimakasih"

Pak Sar pun berbalik dan berlalu dari kelas itu. Wajah pucat Nafiza kini terganti dengan wajah penuh kelegaan.

"Woy bal, pak Sar dah pegi tuh" panggil Bagas sang ketua kelas

Namun tidak ada balasan dari sang empuhnya. Salah satu siswa yang berada di dekat sana pun melihat ke arah tempat persembunyian Iqbal

"Lah malah molor ni bocah" ucapnya

Semua orang geleng geleng takjub dengan kelakuan absurd Iqbal ini tak terkecuali Nafiza. Padahal barusan mereka semua di buat tegang karna ulahnya.

"Hadeuhhh cowok sapa sih"

_______________________________________________

Haha segini dulu ya guys

VOTE :*

See you in next chapter bubay :^

You Are Only MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang