"Kalian berdua ikut saya!"
"A aww buk ampun buk"
Tanpa aba aba, buk Mawar langsung saja menyeret Iqbal dengan menarik telinganya sampai ke ruang BK hingga Iqbal meringis kesakitan, namun diabaikan saja olehnya. Dan Nafiza hanya bisa membuntut di belakang Iqbal tidak berani membela diri. Untung saja koridor sekolah tadi sepi, tidak ada satu siswa pun yang berada disana. Entah apa alasannya
"Aduhh buk. Kalo kuping saya copot ibuk harus tanggung jawab ya"
"Ohh berani kamu memerintah ibuk!"
"Ampun buk ampun. Gak mungkin juga kuping saya copot, kan ibuk nariknya pelan"
Guru laknat, awas aja kalo besok gue jadi kepala sekolah disini. Gue bakal pecat nih guru. Batin Iqbal berucap sembari menggosok gosokkan telinganya yang memerah
"Apa yang kamu lakukan terhadap Nafiza, Iqbal?"
Satu detik... dua detik... hingga sepuluh detik Iqbal sama sekali tak mengeluarkan suaranya. Nafiza pun hanya menunduk karna takut plus malu kalau gurunya itu tau yang sebenarnya. Sungguh Nafiza tidak akan segan segan memukul Iqbal dengan brutal jika Iqbal berani mengatakan yang sejujurnya
"Jawab ibuk, Iqbal!"
"Tadi eng..."
Iqbal bingung harus menjawab apa. Ia hanya bisa menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sembari berpikir keras"Tadi saya hampir kepeleset buk"
"Untung saya langsung tolongin buk"
Buk mawar dan Nafiza sontak langsung menatap orang yang barusan bicara itu. Nafiza kesal ia mulai menyumpah serapahi orang di sebelahnya itu, takut jika Iqbal akan berkata yang tidak tidak sehingga kebohongan mereka terbongkar"Halah kamu itu palingan modus saja"
"Haduh ibuk ini bisanya souzon mulu sama saya. Saya udah niat baik loh tadi buk, masa dibilang modus"
"Kamu kan suka sama Nafiza, jadi tidak mungkin kamu menolong secara suka rela"
"Kok ibuk tau"
Nafiza yang mendengar itu langsung menendang tulang kering Iqbal tanpa sepengetahuan dari gurunya. Iqbal sedikit kesakitan dan ia baru sadar bahwa yang dikatakannya barusan membuat Nafiza kesal dan Nafiza tidak menyukainya
Guru guru pun bahkan tau bahwa salah satu siswa nya ini sangat mengagumi pesona dari Nafiza. Dasar lelaki itu..
"Eh enggak buk becanda. Saya refleks aja buk tadi. Waktu saya liat dia mau jatuh, langsung aja dengan sigap saya tarik dia kedepan. Nah, makanya pose nya jadi kayak gitu."
Setelah mendengar penjelasan yang lumayan masuk akal dari Iqbal, kini buk Mawar beralih menatap Nafiza yang duduk disebelah Iqbal
"Kamu ngapain kesana Nafiza?"
"Balikin sapu gudang buk" bohongnya
"Iqbal, kamu saya hukum!"
Iqbal dan Nafiza kompak memelototkan matanya kaget karna perintah dari buk Mawar yang kurang masuk akal itu
"Loh kok saya dihukum buk?"
"Kenapa nanya gitu? Kan kamu memang sudah sering dihukum"
"Lha kan saya dihukum karna buat salah buk, kalo ini?"
"Trus ngapain kamu ke gudang tadi?"
Skakmat!
Iqbal terdiam mematung. Tak tau harus menjawab apa. Nafiza pun sama halnya dengan Iqbal. Tak mungkin kan jika Iqbal juga ingin mengembalikan peralatan gudang? Buk Mawar tau betul bagaimana Iqbal."Kamu pasti mau bolos kan sama teman temanmu itu? Jangan bilang juga kalian juga akan merokok disana?!"
Sungguh kecurigaan yang masuk akal, pikir Nafiza
Nafiza hanya bisa berdiam diri. Bukannya ia tak peduli, namun ia tak berani melawan buk Mawar. Nyalinya tidak sebesar Iqbal
Iqbal berpikir keras, itu terbukti dengan kedua alisnya yang berkerut dan matanya yang melirik ke kanan kiri
"Eh kok ibuk tau lagi. Tapi saya sama temen temen saya gak ada niatan buat ngerokok kok buk. Jadi gak nih saya dihukumnya buk?"
Nafiza takjub bukan main dengan orang disebelahnya ini. Baru kali ini ia menemukan manusia yang senang saat akan dihukum. Dan yang lebih parahnya, orang itu adalah pacarnya sendiri. Nafiza pun hanya bisa menepuk jidatnya saja
"Huff.. baiklah ibuk akan menghukum kalian. Nafiza, sekarang kamu bisa keluar dan melanjutkan pelajaran kamu bersama gurumu."
"Baik buk, trimakasih. Assalamualaikum" pamitnya seraya mengecup punggung tangan buk Mawar
"Waalaikumsalam" jawab ke dua orang itu
"Calon suami sendiri gak di salim juga nih?"
"Iqbal! Sudah kamu keluar saja Nafiza. Iqbal biar ibuk yang urus"
Nafiza pun berlalu dari ruangan itu. Ada perasaan sedikit tidak tega dengan Iqbal yang notabenya telah menjadi pacarnya itu.
"Makasih bal. Maafin gue gak bisa nolong lo sekarang" ucap pelan Nafiza dari balik pintu BK itu
"Pengumuman sebentar. Bagi yang bernama Ivan Septiana, Dafa magnolya abraham, dan Ciko maheswara antonio, segera datang ke ruang BK sekarang! Trimakasih"
Nafiza yang masih berjalan di koridor menuju kelas akhirnya paham dengan maksud Iqbal kenapa ia mau dihukum. Nafiza yang mendengar pengumuman itu hanya bisa tertawa kecil
"Iqbal.. iqbal. Ada aja cara lo biar bisa bolos. Haha..."
_______________________________________________
Vote 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Only Mine
Teen FictionJangan jadi seperti pelangi. Indah, namun hanya sesaat. Kisah tentang 2 sejoli yang berbeda sifat yang di pertemukan dan disatukan dengan berbagai cara yang absurd Namun bagaimana jika ke absurd an itu berubah menjadi kekecewaan. Dan bagaimana jika...