5

50 19 9
                                    

15 menit sudah mobil Iqbal melaju bersama hujan yang semakin deras. Selama itu juga Iqbal selalu menggoda Nafiza dengan gombalan gombalan sampahnya yang tidak dihiraukan sama sekali oleh Nafiza

"Eh ada gempa ja!" ucap Iqbal panik yang kali ini sukses mengambil perhatian Nafiza

"Ha beneran? Kok gue gak kerasa?" ucap Nafiza lugu yang tidak kalah paniknya

"Eh gak gempa deng. Ternyata cuma hati gue yang terguncang guncang saat gue liat ada bidadari yang duduk di samping gue." ucap Iqbal sambil terkekeh dan kembali fokus dengan jalan didepannya

"Isss Iqbal goblok. Gue kira gempa beneran, gue takut tau!" kesal Nafiza sambil menoyor pelan kepala Iqbal

"Selama lo ada disisi gue, gak ada yang perlu lo takutin. Karna gue akan selalu ngelindungin dan jagain lo dari apa pun, siapa pun, dan dimana pun." ucap Iqbal sedikit serius

Deg...

Mendengar hal itu, Nafiza menegang di tempat. Ia pun tidak tau apa yang dirasakannya sekarang. Setelah mendengar hal tadi, kenapa Nafiza merasa ada hal yang aneh pada perasaannya. Kenapa jantungnya berdebar?

"Ahh gak gak! Ini pasti serangan jantung gue yang kumat. Eh? Sejak kapan gue kena serangan jantung markonah!?" gerutu Nafiza dalam hati sambil menggeleng gelengkan kepalanya

"Woy budeg!" teriak Iqbal hingga Nafiza terlonjak kaget

"Woy gue punya nama. Enak aja lo manggil gue budeg!" ucap Nafiza sambil memukul keras lengan kekar Iqbal

"Ya lo nya sih, udah di panggil seribu kali juga, kaga denger denger. Malah geleng geleng kepala kek boneka mampang. Eh tapi kok diliat liat lo emang mirip boneka mampang yak."

"Boneka barbie tau! Iss nyebelin lo. Ngapain lo liatin gue gitu?!" tanya Nafiza saat Iqbal menatapnya dengan tatapan yang intens

"Bwahahaha... lo lucu deh kalo marah gini. Mirip neyon blekping yak." ucap Iqbal sambil tertawa

"Neyon blekping ndasmu.. Nayeon twice tau! Jangan sok tau deh. Udah cepet jalan, napa berenti dah." ucap Nafiza sedikit emosi

"Ohh lo gak mau balik? Atau mau mampir ke rumah gue dulu. Atau lo mau nginap? Kalo mau ya gak papa sih. Kasur gue masih muat untuk bertiga. Aku, kamu, dan anak kita nanti."

"Palak kau! Eh? Dah nyampe ya? Ih kok lo gak bilang dari tadi sih kalo dah nyampe asu!" ucap Nafiza sambil memukul kasar lengan Iqbal

"Jan ngegas dong anjing. Makanya bersihin tuh tai di kuping lo biar kaga mampet"

"Mulut lo tuh yang kebanyakan tai, bau. Dah ah gue mau keluar" ucap Nafiza hendak membuka pintu mobil

"Eitss! Enak aja lo langsung keluar. Bilang makasih kek. Cih." ucap Iqbal dengan wajah sok sok sinis nya

"Tq"

"Asiasu lo ngomong paan sih njing? Oh jangan bilang kalo itu bahasa asing dari kalimat aku cinta kamu kan?" goda Iqbal

"Itu maksudnya tri---"

"Aku cinta kamu juga Nafizaaaaa" ucap Iqbal sebelum ia memanyunkan bibirnya yang semakin mendekat ke wajah Nafiza

"Aww!" teriak Iqbal ketika bibirnya di sentil oleh Nafiza yang memasang wajah kagetnya

"Udah gila lo ya" ucap Nafiza sambil memukul keras bahu Iqbal

"Gue gila gini juga gara gara lo ja."

"Paan si gajelas. Ma.ka.sih!" ucap Nafiza dengan kalimat penuh penekanan

Iqbal melihat punggung Nafiza yang mulai menghilang di balik pagar rumahnya. Dia mengulas senyum manisnya ketika ia teringat dengan kenangan kenangan manisnya bersama Nafiza sejak kelas 1 SMA lalu, kenangan yang sangat pahit bagi Nafiza tentu saja.

Saat Iqbal sedang enak enakan berhalu ria, tiba tiba hp disakunya berdering. Terpampang jelas nama penelpon tersebut pada hp Iqbal

Egila

Namanya Egi, dia adalah kakak tiri Iqbal yang kini sedang menempuh pendidikkan di salah satu perguruan tinggi di Australia.

"Apa" ucap Iqbal dengan nada ketusnya yang berbeda 360 derajat saat ia berbicara dengan teman temannya dan Nafiza

"Jemput gue" ucap Egi tidak kalah ketusnya di sebrang sana

"Males."

Tut.

Iqbal langsung memutuskan sambungan sepihak. Ia sangat malas berurusan dengan orang seperti Egi. Kenapa? Karna Iqbal merasa Egi selalu merenggut kebahagiaan darinya. Iqbal merasa kehilangan semua cinta dari orang tuanya terutama sang ayah semenjak lelaki itu datang.

Ayahnya selalu membangga banggakan nama Egi di depan semua rekan kerjanya karna bisa dibilang kalau Egi mempunyai kepintaran di atas rata rata yang sangat berbanding terbalik dengan Iqbal. Bahkan para karyawannya mengira bahwa ayahnya hanya memiliki satu anak saja yaitu Egi. Hal itupun membuat Iqbal langsung membenci 2 orang sekaligus. Untung saja bundanya tak pernah membandingkannya dengan Egi. Hanya bunda dan nafiza lah yang di cintai oleh Iqbal.

_______________________________________________

Gimana part kali ini? Gajelas? Berarti mata anda ngeblur. Eh gk deng :v

Hm

Voment jangan lupaaa 😢

You Are Only MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang