Ucapan itu Doa.

64 10 0
                                    


Sudah tiga hari batang hidung Alila tidak terdeteksi indera pengelihatan Aldibara. Sepertinya Alila tidak main-main dengan senjata ampuh 'jauh-jauh dari gue' yang ia punya.

"Ini curut beneran mau seminggu kayak gini? Bisa mati berdiri gue ngadepin dia kalo lagi ngambek gini."

Aldibara gusar, gusar akan Alila yang  tidak kunjung menampakkan dirinya. Setiap Aldibara ingin melangkahkan kakinya ke kelas Alila, selalu terngiang-ngiang artikel 'Menghadapi Sikap Perempuan yang Sedang Marah' yang ia baca di gugel.

1. Jangan dikejar jika meninggalkan
2. Beri waktu jangan ditekan
3. Jangan dicari sampai dia mencari sendiri.
dan masih ada 15 poin lainnya yang selalu Aldibara ingat.

"Ntar juga kalo kangen nyariin."
Satu kalimat yang selalu menjadi penenang Aldi tiga hari ini.

Sudah tidak melihat Alila sama sekali, Nita selalu menghantuinya. Aldi selalu mengantarnya sekolah, mengantarnya pulang, menemaninya makan. Aldibara sangat tidak nyaman dengan keadaan ini. Tapi, mau bagaimana lagi.

.....

"Sakit itu nggak enak ya. Tapi nggak papa deh Tuhan, seenggaknya Alila bisa istirahat dirumah tiga hari ini."

Alila meratapi perkataannya tiga hari yang lalu. "Ucapan itu doa, bener juga ternyata." Hembusan nafas berat yang hangat ditambah kepala yang pusing dan hidung tersumbat. Flu yang menyerang Alila akibat tidur setelah hujan-hujanan membuatnya ambruk tiga hari ini.

Perkataan memang bisa menjadi doa. Alila yang mengatakan agar Aldi menjauhinya seminggu ini ternyata terwujud. Sudah tiga hari Aldi tidak mengabarinya apalagi mencarinya. "Giliran Nita sakit aja gercep banget ngurusnya." Alila menghembuskan nafasnya kasar-ala orang yang sedang kesal.

"Ini mulut emang suka banget asal ceplos. Makan batu yang gue lempar sendiri kan jadinya. Duhhh Aldi batu bara yang dingin, gue kangen!"

Alila memejamkan matanya. Ia berharap setelah hari ini ia bisa berangkat lagi, menemui sahabat-sahabatnya yang sangat ia rindukan. Sakit itu sama sekali tidak mengenakkan baginya.

Ketika Alila sudah mulai merajut satu demi satu benang mimpinya.......

"Alila Nadeana!!!!! Lo bisa sakit jugaaaa??"
April-si pemilik suara menunjukan raut wajah prihatinnya terhadap Alila sambil langsung menghentakan sikap duduknya diranjang Alila hingga Alila tersentak kaget. Tangannya tidak lupa memeriksa dahi,mata serta nafas Alila. Duh April, Alila cuma flu.

Astaghfirullah, ini suara apa samberan gledek. Bisa demam lagi gue dengernya.

Dengan sangat malas Alila terduduk menyambut dokter gadungan yang diam-diam ia rindukan suaranya. "Tadinya gue udah sembuh. Begitu lo dateng sama suara lo yang kayak gledek itu gue rasanya mau pingsan lagi aja." Alila yang sempat terduduk menghempaskan kembali badannya ke tempat tidur motif unicorn nya.

"Eh. Eh sorry, pingsannya ntar dulu Lil! Liat dulu ini gue dateng sama siapa. Biar lo pingsannya nggak dua kali jadi hemat."

Alila terduduk lagi karena perkataan April. Menanti-nanti dengan siapa April datang, hatinya sudah dipenuhi bunga-bunga cinta bermekaran. Karena harapannya yang datang adalah Aldibara Arkana-pacarnya.

Suara langkahnya semakin mendekat.....

Lebih dekat........

Dan............

"Assalamualaikum!"

Jreng.....

Alila tidak pingsan ataupun kaget. Biasa-biasa saja. Dan selang beberapa detik wajahnya berubah menjadi suram,kesal dan ingin segera kembali merajut benang mimpinya.

AlilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang