Pelik.

76 5 0
                                    

Masehi boleh berganti, tapi kamu tetap dihati ya :))

Sore pukul 16.48 dikamar Alila.

Hujan yang turun rintik demi rintik diakhir bulan ini seperti mengerti betul perasaan Alila. Alila diam dan memeluk gulingnya sambil terduduk. Ia mengingat semua hal yang terjadi pada hidupnya. Ia mulai membandingkan keberadaan Aldibara dihidupnya dengan keadaan saat ini, ya Alila tanpa Aldibara.

Janji yang Aldi berikan tentu membuat perasaan Alila luluh bahkan menerbangkan ribuan kupu-kupu dalam hati gadis ini. Tapi ia terus menampiknya. Berusaha membuang jauh-jauh penawaran Aldibara.

Alasannya klasik, ia hanya tidak ingin setelah tidak lagi bersama Alila masih menjadi beban Aldibara. Bagaimana nanti Aldi akan hidup kedepannya? Bagaimana jika nanti ia menemukan perempuan baru yang membahagiakan Aldi namun Aldi masih terikat dengan janjinya pada Alila? Itulah alasan mengapa Alila menolak penawaran Aldibara.

Hingga panggilan telepon menyadarkannya dari lamunan sore harinya.

"He? Aldi?"

"Haduh biyunggg gimana ini? Angkat enggak ya?"

"Siapa tahu penting deh."

Alila pun menslide tombol berwarna hijau kearah kanan. Menerima panggilan Aldibara dengan menarik napas dalam-dalam sebelumnya.

"Assalamualaikum Al?"

"Waalaikumsalam Lil. Maaf ganggu lo sore-sore gini."

"Iya ada apa?"

Dingin. Saat ini untuk menelepon saja keduanya harus saling meminta maaf karena takut mengganggu kegiatan masing-masing.

"Bisa temuin gue ditaman komplek? Ada yang mau gue omongin. Penting."

"Kenapa nggak ditelepon aja? Sepenting apa emangnya?"

"Sepenting lo dihati gue. Please Lil?"

"Oke besok pagi gue tunggu ditaman jam 7 sekalian gue mau lari pagi."

"Thanks Lil. Oh ya jangan lupa sholat sama makan ya?"

"Iya."

"Sama satu lagi. Jangan lupa gue!"

"Hm?"

"Gue tutup ya. Assalamualaikum see you tomorrow!"

"Waalaikumsalam. See you too!"

Panggilan pun berakhir. Pipi Alila mendadak bersemu merah. Aldibara memang penuh rahasia. Penuh teka-teki. Tapi Alila tidak mau merasa senang dulu. Aldibara akhir-akhir ini memang sering membuat hatinya terbang setinggi langit. Tapi Alila tentu belum lupa dengan banyak kejadian yang membuatnya jatuh kedasar bumi karena manusia dingin itu. Hati Alila terombang-ambing karena Aldibara.

Tidak ada lagi Alila yang selalu ceria saat ini. Selain karena kehilangan Aldibara, Alila ingin berusaha mendewasakan dirinya. Berusaha memantaskan diri untuk siapa saja yang nantinya akan mengisi hatinya. Entah itu Aldibara atau bukan nantinya.

AlilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang