Hujan dan Mukbang.

59 7 0
                                    

"YO WATSAAPPP GAESS!!!" Lantang Reindra saat memasuki ruang kedap suara tempat latihan band The Boys.

"EH GENTONG!!! Masuk tuh salam! bukan malah watsap watsap. Lu nyindir Zafran ya?"

Reindra yang ditegur Danang hanya meringis dan berjalan kembali ke pintu. Menutupnya, lalu membukanya kembali dan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum gaes!"

"Waalaikumsalam! Nah gitu gentong!"

"Sorry Nang! Gue terlalu bersemangat buat nabuh drum hari ini!"

Tangan Reindra tergerak memeragakan saat ia sedang menabuh drum. Lalu melirik Zafran yang sedang duduk dan memainkan ponselnya. Reindra mendekati Zafran yang tampak sedang mendung raut wajahnya.

"Woy bang! Itu muka kusut bener! Setrika dikit elah kalo mau keluar!"

"Bener kata Aldi. Cewek itu ribet! Di spam chat nggak dibales. Giliran gue offline kena omel juga." Zafran menghela nafasnya sebentar lalu melanjutkan sesi curhatnya lagi.

"Gue tawarin jemput ditolak. Giliran nggak gue jemput katanya 'nggak butuh tawaran! langsung aja dateng kerumah kalo emang niat'."

Reindra hanya menganga mendengarkan curhatan Zafran. Reindra juga sama seperti Zafran, awam tentang cinta apalagi mengerti tentang makhluk super sensitif dan perasa yaitu cewek.

"Ah sama aja gue ngomong sama lo juga! Ini whatsapp gue nggak ada yang dibales satupun Ndra!!!"

Reindra tetap menampakkan ekspresi bingungnya. "Terus gue harus gimana?"

"Aelah!" Zafran melempar hp nya sembarangan. Ia gusar lalu menuju tempatnya. Memainkan keyboard yang menjadi separuh melodi kehidupannya. Tinggal Aldibara saja sekarang yang belum kelihatan batang hidungnya.

"Ini si Aldi mana sih, udah setengah jam lebih nggak ada nongol sama sekali."
Danang yang mulai bosan dengan gitarnya menghembuskan nafas kasar. Tentu saja mereka butuh Aldi karena Aldi adalah vokalis mereka.

Berbeda dengan Reindra yang tetap asik memakan cemilannya sambil menatap layar benda pipih berisi video mukbang.

"MUKBANG TEROS SAMPE MAMPUS LU GENTONG!!!"

"Setidaknya makanan nggak pernah bikin gue galau!"

Zafran yang mendengar kata galau lansung menoleh pada Reindra. Danang was-was Zafran akan emosi.

"KAYANYA GUE TAU GUE HARUS APA!"

Zafran berlari meraih hp nya yang tadi ia buang asal. Membukanya lalu mencari nama seseorang bertandakan emote monyet dan mengirimnya pesan.

Apa gue harus jadi telor mata sapi dulu biar nggak garing?

Apa gue harus jadi minuman ngehitz dulu biar dicari dimanapun gue ada?

Lo laper nggak? Kalo iya ntar jam 7 malem gue jemput. Kita mukbang!

"BERES!!"

"Thanks Ndra!"

Danang menghembuskan nafasnya lega melihat sahabatnya yang tersenyum kembali setelah melalui sport jantung karena tatapan Zafran pada Reindra.

"Ada ada aja lo! Ngapa lo jadi riang gembira gitu?"

"Gue udah nemu cara anti-mainstream yang gue jamin April bakal sembuh ngambeknya ke gue!"

"Apa?"

"Ada aja lah!"

"Kasih tau gue bocah! Sapa tau cewek gue ngambek gitu."

Reindra yang mendengarnya ikut ambil suara "Danang yang ganteng! Kalo cewek lo ngambek nggak usah pake segala dibujuk kali. Paling lo cari lagi. Nggak usah sok mau belajar bucin elah!"

AlilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang