Alice

310 51 2
                                    

Semua orang di tempat tersebut mulai berkumpul pada satu titik, setelah selesai mendekorasi ulang ruangan tersebut.

Mata Stephen masih tertuju ke arah Christine. Rasanya sudah lama sekali ia tak bertemu dengan wanita tersebut. Christine sangat sibuk dengan pekerjaannya akhir-akhir ini. Ya, begitulah seorang dokter. Stephen tau bagaimana rasanya.

"Jadi, siapa yang akan mulai?" tanya Peter, menyadarkan Stephen dari lamunannya. Mereka semua mulai saling tatap.

"Tunggu, Peter. Kenapa kita harus membicarakan tentang Alice?" Stephen balik bertanya, sambil memijat pelipisnya pelan. Semua hal ini terlalu mendadak baginya, dan lagi dia masih belum tahu untuk alasan apa orang-orang berkumpul di Sanctum.

Cukup banyak orang, yang datang kesana. Mulai dari Tony, para Avengers, bahkan Wong dan Ancient One ada disana.

"Aku hanya ingin tahu, pandangan orang lain tentang adikku. Ayolah, ini bukan hal sulit, kan. Maksudku, hanya menceritakan pengalaman kalian bersama Alice." jelas Peter. Stephen hanya bisa mengangguk sambil membuang napasnya pelan.

"Ya, kita bisa melakukannya. Sementara kita memunggu Alice pulang dari sekolahnya." tambah Pepper, menyetujui ide Kakak dari Alice tersebut.

Peter tiba-tiba berdiri, dan pergi entah kemana. Tak lama, ia sudah kembali dengan sebuah botol plastik yang entah dia dapatkan darimana.

"Jika tak ada yang ingin memulai, maka akan ku gunakan ini," Peter menyimpan botol tersebut di atas sebuah meja, yang kebetulan berada di tengah-tengah kerumunan tersebut. "Baiklah aku akan—"

"Biar aku saja yang memutarnya, Peter." potong Ancient One. Peter hanya mengangguk dan mundur dari meja tersebut.

"Kuharap kalian sudah mempersiapkan cerita yang akan kalian sampaikan." ujarnya sambil memutarkan botol tersebut.

Botol tersebut  mulai berputar-putar dan lama kelamaan mulai melambat, dan akhirnya berhenti. Ujung botol tersebut menunjuk ke arah Bucky Barnes.

"Sepertinya aku yang harus memulai. " ucapnya saat semua orang mulai menatapnya. Sementara Christine nampak kecewa, ia berharap mendapatkan giliran pertama untuk bercerita.

"Baiklah, apa yang akan kuceritakan? Oh iya, aku ingat hari dimana ia datang ke markas karena ia bilang Doctor Strange tiba-tiba menghilang dari tempat ini. Dia datang dari portal berwarna oranye tersebut ... " ingat Bucky.

•••

Sebuah percikan berwarna oranye tersebut mulai muncul dihadapan Bucky, yang tengah duduk bersantai di sebuah sofa sambil membaca buku.

Percikan tersebut mulai membesar dan membentuk sebuah portal, yang tak asing bagi Bucky.

"Oh, hai Paman Bucky!" sapa sosok yang muncul dari portal tersebut, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Alice.

"Hai Alice. Kenapa kau tampak bingung?" tanya Bucky yang melihat mimik wajah Alice, yang sudah duduk dengan malas di sampingnya.

"Aku tak bisa menemukan Paman Stephen dimana pun. Aku sudah mencarinya ke Kamar-Taj bahkan ke rumah sakit, tetapi aku tetap tak bisa menemukannya." jelas Alice, mulai berjalan dengan santai ke arah lemari es, layaknya berada di rumahnya sendiri.

"Lalu apa masalahnya dengan itu?" tanya Bucky. Ia benar-benar bingung harus menanggapi seperti apa.

Alice tertegun, saat akan mengambil sekaleng minuman soda. Bucky benar, apa masalahnya dengan itu. "Uhm ... Entahlah. Kau mau soda?" tawar Alice, mengintip dari balik pintu lemari es.

[End] Alice and Uncle Doctor : Daily LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang