My Possesive Husband [Junkai X Renjun] {COMPLETE}

Sequel Part 2 : After Story [End]

|My Possesive Husband [Renjun X Karry] 💖|
🔎 Original Story From Aninaji_16 🔍
📝Remake By JisungDevian 📝

Renjun's POV

-Beberapa minggu sebelum bayinya lahir-

Berjalan dengan goyah menuju sofa, menghela napas kelelahan. Aku duduk di sofa.

Ketika aku hendak meraih remote, bel pintu berbunyi, aku mengerang dan berdiri. Sambil mendesah, aku terhuyung-huyung menuju pintu depan dan ketika aku tiba, aku membuka kunci semua kunci lalu memutar kenop, membuka pintu sedikit.

Di sana berdiri suamiku, "Serius, ini kali kelima kau kehilangan kuncimu", aku memarahi, dia tersenyum malu-malu dan aku menghela nafas.

Aku membuka pintu lebih lebar dan membiarkan dia masuk, menutup pintu dan mengunci semua kunci. "Apakah kau sudah makan?" Tanyaku ketika aku membantunya melepas mantelnya, dia menggelengkan kepalanya.

"Itu sebabnya aku membeli ini, di mana, di mana Chenle?" Ucapnya, "Dia di atas, tidur". Dia mengangguk dan tersenyum, "Ayo makan!" Aku tersenyum dan kami berdua berjalan menuju ruang keluarga.

"Apa kau lelah?" Aku bertanya, dia menggelengkan kepalanya dan menarikku ke pangkuannya, dia mencium bagian belakang leherku, "Aku merindukanmu sayang", aku tersenyum dan sedikit memalingkan wajahku, memberinya kecupan di pipi, "Aku terlalu merindukanmu ".

"Aku berjanji setelah proyek ini berakhir, aku akan pulang lebih awal. Aku khawatir kau akan flu jika kau begadang hanya untuk menungguku kembali", ucapnya dengan rasa bersalah, ku sentil dahinya dan kupeluk dia. "Tidak apa-apa, dan aku tidak akan sakit".

Dia menghela nafas, "Ayo makan, atau makanannya akan dingin", aku mengangguk dan berdiri, "Tunggu, mau ke mana?" Dia bertanya, "Untuk mengambil minuman".

Dia berdiri dan dengan hati-hati mendorongku ke sofa, "Duduk, aku yang akan mengambil minuman", aku menatapnya, "T-tapi", dia tersenyum. "Duduk saja", aku mengangguk.

💖Karry X Renjun💖

Aku menghela nafas ketika aku terhuyung-huyung menuju lift, penjaga keamanan yang berdiri di samping lift segera berlari ke arahku. "Mr. Wang, mengapa Anda di sini?" Dia bertanya, khawatir dan dia terdengar sedikit gugup. "Untuk melihat suamiku", dia menelan ludah.