Our Story (Seungwoo - Byungchan)

466 32 2
                                    

BxB area
Typo bertebaran
Alur kecepetan
Seungchan area
DLDR

Pagi-pagi sekali Byungchan sudah diusik dengan ponselnya yang terus berdering. Dengan malas lelaki manis itu meraih ponselnya dan mengangkat panggilan entah dari siapa.

"Hmmm?"

Gumaman itu hanya dibalas kekehan dari sebrang sana.

"Baru bangun hm? Cepat mandi dan cuci muka dek, kamu ada kuliah pagikan?"

Seketika Byungchan membuka mata dan melihat jam di ponselnya.

"Gawat aku bisa terlambat. Mas kenapa tak membangunkan adek daritadi sih?"

Suara rengekan disusul dengan suara ribut itu membuat sang penelpon kita sebut saja Seungwoo tertawa.

"Aku sudah menelfonmu belasan kali sayang. Tapi tidak kamu angkat. Cepat mandi dan ganti baju, 10 menit lagi mas sampai"

"Eh? Mas tunggu-"

Belum sempat Byungchan melanjutkan kalimatnya panggilan sudah diputus sepihak oleh Seungwoo. Byungchan hanya merengut sebal dan bergegas ke kamar mandi.

.
.
.

Suara debuman agak keras mengalihkan etensi Seungwoo pada Byungchan yang datang dengan muka ditekuk. Diusapnya rambut itu lembut dan diciumnya pipi Byungchan.

"Kenapa hm?"

"Dosennya menyebalkan. Tadi bilangnya disuruh menemui jam sepuluh, giliran ditemui diundur jadi jam dua sore. Adek tunggu lama lho mas sampai jam tiga sore dan dosennya malah bilang 'besok saja ya dek, besok temui saya jam 9 pagi'. Dan adek ditinggal begitu saja mas. Ditinggal."

Mata itu mulai berkaca-kaca, lelah pikiran dan fisik, revisian menumpuk belum lagi dosen yang suka php membuat Byungchan kesal, sungguh dirinya sangat lelah hari ini. Seungwoo yang melihat itu hanya bisa memeluk tubuh Byungchan disebelhanya lembut.

"Kita beli es krim dulu hm? Mas yang traktir. Adek mau?"

Anggukan dari si manis membuat Seungwoo tersenyum. Dikecupnya rambut lembut Byungchan sebelum melepas pelukan mereka. Mobil yang mereka tumpangi berjalan pelan menuju salah satu toko es krim kesukaan Byungchan.
Seungwoo tersenyum melihat kekasihnya memakan es krim secara brutal.

"Makannya pelan-pelan dek. Nanti kalau kurang mas beliin lagi"

Diusapnya sisa eskrim disudut bibir Byungchan.

"Adek masih sebel. Pokoknya sebel"

"Iya sayangnya mas masih sebel. Tapi apa adek gak rindu mas?"

"Rindu? Mas, kita juga tiap hari ketemu lho. Mas juga tadi pagi habis anterin adek"

Seungwoo hanya menatap Byungchan dengan tatapan yang sulit diartikan, membuat Byungchan bingung sekaligus khawatir. Sebenarnya apa yang terjadi sama mas tercintanya ini?

"Ada apa mas? Mas gak papa kan?"

"Dek, kita udah pacaran berapa tahun?"

"Tiga? Mau jalan empat tahun ini mas. Kenapa memangnya?"

"Kamu ngerasa gak dek? Hubungan kita stuck disini? Gak maju-maju? Mas pengen kita melangkah lebih jauh dek"

Yang lebih tua menggenggam jari mungil yang lebih muda. Diusapnya cincin platinum yang tersemat dijari mungil Byungchan.
Pertanyaan Seungwoo membuat Byungchan kembali teringat pertemuannya dengan mama Seungwoo tempo hari, percakapan mereka kini berputar dikepala Byungchan bagai kaset rusak. Rasa sesak dan sakit kembali menerpa hati Byungchan. Tanpa sadar dia mengeratkan genggaman tangan mereka.

memori [one]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang