Birthday [Byungchan Wooseok]

270 43 13
                                    

BxB area
Crack area
Typo dimana mana
Alur kecepatan
DLDR

Selamat membaca
.
.
.

Seorang pria tinggi dengan balutan pakaian hitam dan topi hitam berjalan tergesa memasuki area apartemen. Langkahnya cepat, cenderung berlari kecil. Dalam pikirannya hanya ada sosok pria mungil yang menunggunya di apartemen mereka.

Dibukanya pintu apartemen agak kasar. Masabodo jika pintunya rusak yang terpenting adalah sang istri.

"Sayang? Seokie?"

Aneh kenapa apartemennya gelap. Tangannya meraba dinding mencari tombol lampu. Lampu menyala dan memperlihatkan Wooseok dengan senyum lebar membawa cake coklat.

"Selamat ulang tahun sayang"

Byungchan menarik tubuh mungil itu kedalam pelukannya. Biar saja kuenya jatuh. Yang terpenting kesayangannya dulu.

"Kenapa kamu keluar kamar sayang. Badanmu masih panas."

"Hehe. Tak apa kan semalam belum merayakan. Kamu malah merawatku yang sakit."

Byungchan menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher Wooseok. Hawa panas masih bisa dirasakannya dari tubuh mungil sang istri. Tapi yang terpenting panasnya sudah turun, tak seperti semalam.

"Tapi kamu masih lemas sayang. Jihoon bilang kamu sempat muntah tadi. Apa sudah tak apa? Kita kedokter?"

Ditangkupnya pipi pucat Wooseok dan menatap wajah cantik dihadapannya penuh khawatir. Wooseok jarang sakit seperti ini, Byungchan semakin khawatir melihat wajah Wooseok yang masih agak pucat.

"Tidak apa-apa. Aku tidak apa Chanie."

"Tapi wajahmu pucat sayang."

"Tidak apa, ayo duduk dulu aku ingin memelukmu. Sebenarnya ingin makan cake bersama tapi cakenya hancur"

Byungchan hanya tertawa pelan melihat cake yang sudah tak berbentuk di lantai.

"Tidak apa besok kita makan cake ditempat kesukaanmu ok?"

"Benarkah? Seokie cinta Uchannn"

Byungchan tertawa lepas ketika tubuh kecil Wooseok memeluk erat tubuhnya.

"Ayo kita kekamar. Cuddle sampai pagi ok? Besok aku dapat ijin"

"Lets go~ ayo kita cuddle~"

Byungchan hanya pasrah mengikuti Wooseok. Dalam hati dia bahagia setidaknya Wooseoknya sudah kembali ceria dan aktif.

.
.
.

Jam sudah menunjukan pukul setengah dua belas malam. Disinilah mereka berpelukan dibawah selimut hangat dengan kasur yang acak-acakan. Byungchan menyeka peluh yang membasahi dahi Wooseok lembut. Senyum lembut kembali menghiasi wajah tampan Byungchan saat tubuh kecil Wooseok semakin menenggelamkan diri dalam pelukannya.

"Tak apa? Maaf aku kelepasan sayang"

Diusapnya bahu telanjang sang istri lembut. Yang hanya dibalas dengan tawa kecil dari sang empunya.

"Tidak apa. Toh aku juga yang mau. Ehe"

Byungchan mengertakan pelukannya. Sungguh Wooseoknya imut sekali.

"Ey sudah mulai nakal hm? Siapa yang mengajari?"

"Uchan"

Tatapan mata indah Wooseok selalu bisa membuat Byungchan jatuh cinta lagi, lagi dan lagi.

"Jadi ini hadiahku hm?"

"Hehehe."

"Terimakasih sayang."

"Uh huh. Aku yang harusnya berterimakasih. Terimakasih sudah mencintaiku. Terimakasih sudah membuat hari-hariku berwarna. Aku mencintaimu Choi Byungchan"

Ditatapnya wajah Wooseok yang semakin bersinar terkena cahaya bulan. Dan jangan lupa senyum lebarnya. Indah.

"Aku juga mencintaimu Choi Wooseok"

Senyum lebar menghiasi wajah tampan Byungchan.

Malam itu mereka habiskan dengan bertukar cerita. Dengan sesekali diselingi kecupan dan candaan.

End

Haiiii saya kembali dengan cerita baruuu... ehehe.
Maaf jika ceritanya aneh terkesan terburu-buru alurnya.
Dan juga endingnya yang maksa.
Semoga sukaaa

See you soon❤

memori [one]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang