Senja [Kogyeol-Wooseok]

248 25 25
                                    

BxB area
Alur kecepetan
DLRD

Selamat membaca
.
.
.

Angin berhembus pelan, membuat rambut kecoklatan pemuda manis berperawakan mungil itu bergoyang lembut. Matanya terpejam merasakan hembusan angin menyejukkan hatinya. Sudut bibirnya terangkat ketika potongan memori muncul begitu saja di otaknya.

.
.

Gambaran seorang pemuda berperawakan tinggi dan bertubuh tegap. Rambutnya hitam legam senyumnya menawan, sampai hatinya pun langsung tertawan oleh sosok itu.
Cahaya langit senja dan senyum sang pemuda dihadapannya membuat waktu seakan berhenti berjalan. Yang menjadi fokusnya hanyalah pemuda dihadapannya saja.

"Hey? Kau tak apa?"

"A-Aku tak apa?"

Suara tawanya sangat indah, membuat pipinya bersemu merah samar.

"Kau sangat imut. Seperti kucingku dirumah"

"Aku bukan kucing!"

Suara tawa itu kembali terdengar. Membuat sudut bibirnya terangkat keatas tanpa sadar.

"Seok ayo pulang!"

Wooseok menoleh melihat Jinhyuk disana. Pandangannya kembali terlalih pada pemuda didepannya. Tersenyum dan berucap salam kemudian berlari kearah Jinhyuk.

.
.

Mata Wooseok terbuka senyum terkembang dibibirnya. Senja mempertemukan mereka. Diusapnya liontin berbentuk cincin yang kini bertengger dilehernya.
Senyumnya perlahan menyendu. Cincin pemberian Seungwoo yang selalu dia jaga sampai sekarang. Cincin yang seharusnya disematkan Seungwoo dijarinya saat pernikahan mereka.

Pernikahan yang gagal berlangsung, karena kecelakaan merenggut nyawa tunangannya. Matanya seketika terpejam saat angin mulai berhembis kencang. Sakit, hatinya saat mengenang kejadian itu.

.
.

Wooseok masih ingat bagaimana paniknya dirinya ketika Seungyoun mengabarkan tentang kecelakaan yang dialami sang tunangan. Diperjalanan Byungchan terus mencoba menenangkan dirinya yang menangis terisak.

Sesampainya dirumah sakit tangis Wooseok semakin menjadi ketika Seungyoun berkata Seungwoo sudah tak ada.

"Ada perdarahan hebat dikepalanya. Dokter bilang kemungkinan karena benturan saat kecelakaan sangat keras."

Dan setelahnya dunia Wooseok gelap.

.
.

Airmata keluar begitu saja mengenang masa lalunya. Masa dimana dia berada dititik terendahnya.
Wooseok masih ingat bagaimana dia mengurung diri dikamar. Dan enggan untuk keluar. Sampai Byungchan datang dan memintanya membuka pintu sambil menangis sesenggukan.

Ah benar Byungchan, sahabatnya itu selalu ada untuknya. Dan mereka sangat lengket, Wooseok masih ingat bagaimana Seungyoun-suami Byungchan- cemburu padanya ketika Byungchan lebih memilih menemaninya. Tapi jika bukan karena Byungchan dan juga keluarga serta teman-temannya Wooseok tidak akan bisa bangkit seperti sekarang

.
.
.

Entah sudah berapa lama disini, tapi yang Wooseok sadari langit siang sudah berganti senja.
Matanya menerawang pada langit bernuansa orange. Ingatannya kembali memutar apa saja yang telah dilaluinya selama 7 tahun terakhir.

Pelukan dari belakang membuatnya terperanjat dan kembali realita. Senyum kembali terukir diwajahnya ketika aroma maskulin yang familiar menyapa penciumannya.

"Sudah kuduga kau akan kemari sayang"

"Hmm? Sudah kau duga?"

"Uhummm. Tempat dimana kita pertama kali bertemu. Tempat dimana aku pertama kali bertemu kucing kecil kesayanganku"

"Aku tidak kecil"

Tawa kencang menyapa pendengaran Wooseok. Perlahan sudut bibirnya tertarik keatas. Hanya mendengar tawa darinya saja sudah bisa menaikkan mood Wooseok.

"Ayo pulang. Sudah malam, kau harus istirahat."

"Bisa kita disini lebih lama lagi?"

"Angin malam tak bagus untukmu. Apalagi kau baru saja sembuh. Kita pulang hm?"

"Baiklah. Tapi kau harus memelukku sampai pagi"

Pria didepannya hanya tersenyum dan mengangguk. Lagipula mana bisa dia menolak permintaan Wooseok. Kata Yohan sih terlalu bucin.

Digenggamnya jari lentik Wooseok erat. Perjalanan kembali kerumah diisi oleh keheningan. Tapi senyum terpatri diwajah keduanya.

"Terima kasih"

Ucapan Wooseok membuat langkah kaki disampinnya berhenti. Wooseok hanya tersenyum memandang wajah bingung sang suami.

"Terima kasih sudah menemaniku dan membantuku bangkit kembali. Terimakasih sudah membuatku bahagia."

"Dan aku juga berterima kasih karena kau tak berhenti untuk bangkit sayang. Terima kasih sudah mau menerimaku."

Wooseok tersenyum dan memeluk tubuh tinggi dedepannya erat.

"Aku mencintaimu Kogi"

"Aku juga mencintaimu Sunshine"

Senyum Wooseok semakin melebar ketika pelukan pada tubuhnya semakin erat. Semilir angin malam tak terasa, hanya hangat tubuh sang suami yang memeluknya.

"Senja membawaku pertamakali menemuimu, senja juga yang membuatku kehilangan kekasihku dulu. Tapi aku berterimakasih, karena senja jugalah yang menyatukan kita"

The end

Hallo aku kembali setelah sekian lama menghilang
Aku kembali dengan cerita aneh nan gaje disini
Maaf jika ada penulisan dan penempatan kata yang salah.

Terima kasih sudah membaca.

See you. ❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

memori [one]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang