Rindu [Byungchan Wooseok]

325 36 10
                                    

BxB area
Crack pair area
DLDR
Typo bertebaran.

Selamat membaca
.
.
.
.
.

Seorang lelaki mungil bermalas-malasan di kasur, sesekali diliriknya ponsel pintarnya. Wooseok-si mungil- menghela nafas mengingat sang kekasih yang tak ada kabar. Inginnya sih menelfon sang kekasih, tapi yang ada telfonnya tak diangkat seperti sebelum-sebelumnya.
Sebearnya Wooseok sangat merindukan Byungchan, sudah beberapa minggu ini mereka susah bertemu. Jangankan bertemu telfon saja jarang, bertukar pesan pun kadang lama dibalas.

Memikirkan semua kejadian beberapa hari terakhir membuat matanya memanas. Sungguh dia rindu Byungchan. Wooseok ingin pelukan Byungchan, ingin mendengar suaranya, dan juga ciumannya. Wooseok Rindu.

Tanpa terasa air mata mulai membasahi pipinya. Cepat-cepat dihapusnya, tapi bukannya berhenti malah semakin deras mengalir.

"Kenapa aku jadi cengeng sih? Uhh gara-gara Uchan hiks rindu"

Yang terdengar setelahnya hanya isakan dan juga gumaman 'rindu' yang berulang sampai akhirnya tertidur karena kelelahan menangis.

.
.
.
.

Hangyul menutup pelan pintu kamar setelah memastikan keadaan sang hyung. Sebenarnya dia agak khawatir mendengar isakan dari kamar hyungnya saat keluar dari kamar Seungwoo. Dalam pikirannya demam Wooseok bertambah tinggi sampai sang hyung menangis.

Tapi setelah diperiksa ternyata Wooseok hyung tertidur sambil menggenggam ponselnya. Demamnya sudah agak turun tapi Hangyul rasa rindu sang hyung semakin membuncah.

"Haahh. Sebenarnya kasihan, tapi bagaimana lagi"

Hangyul menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ada perasaan menyesal ketika melihat wajah sang hyung yang penuh lelah.

"Kalau sampai Wooseok hyung semakin sakit Choi Byungchan akan ku tendang"

Hangyul berjalan menuju tempat Yohan membicarakan rencananya untuk menendang Byungchan. Mungkin Yohan akan membantunya kali ini?
.
.
.
.

Wooseok bangun dengan kepala yang sakit. Sangat sakit sampai dia enggan untuk membuka matanya.

"Uh? Jam berapa?"

Dibukanya ponsel pintarnya. Tatapannya semakin sendu melihat foto sang kekasih.

"Rindu Uchan"

Wooseok bisa merasakan air mata yang berdeskan ingin tumpah. Tapi dia tahan, dia tidak mau terus menerus menangis. Tapi dia juga rindu.

"Huhuhu rindu Uchan"

Diusapnya air mata dipipinya cepat saat mendengar pintu kamarnya dibuka.

"Seok? Ayo makan"

"Hyung dan yang lain duluan saja. Aku tidak nafsu makan"

Seungwoo mengerutkan dahinya mendengar suara serak Wooseok. Dilangkahkan kakinya mendekat kearah Wooseok.

"Kenapa? Nanti semakin sakit Seok"

Diusapnya pelan rambut lepek Wooseok, bisa dirasakannya suhu tubuh Wooseok yang lebih dari normal.

"Makan sedikit lalu minum obat hm? Demammu naik Seokie"

Diusapnya dahi itu lembut. Seungwoo meringis pelan melihat wajah dan hidung Wooseok yang memerah. Dia semakin khawatir demam naik turun membuatnya takut Wooseok terkena radang

"Aku tak mau hyung mulutku pahit"

Rengekan Wooseok membuatnya agak goyah ditambah tatapan anak kucing minta dipungut.

memori [one]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang