12. Dimana?

806 39 6
                                    

Terhitung 3 hari semenjak Aliga mengantar Zania pulang. Dan sudah 3 hari juga Aliga tidak pernah berbicara ataupun sekedar menyapa Zania. Ia benar-benar menepati janjinya kepada Ayanda.

Tidak, Zania tidak merasa kehilangan sesosok hantu yang suka menggentayanginya. Malah Zania merasa senang dan tenang.

Sebenarnya, sehari setelah Aliga mengantar Zania pulang, Aliga bertemu Ayanda di pinggir lapangan. Ada yang aneh dari Aliga. Itu yang Zania pikirkan sejak kemarin.

Saat tidak sengaja berpapasan, Ayanda melihat luka yang cukup dalam di pipi Aliga. Seperti terkena suatu benda tajam. Ayanda langsung menyampaikannya kepada Zania. Tapi apa pedulinya Ayanda? Dalam hati ia merasa senang. Mungkin ia habis terkena cakaran gadis yang ia berikan harapan palsu karena suka tebar pesona.

Sekarang Zania, Manu, Romi dan Roni sedang menunggu Ayanda di D Cafe.

Pikiran Zania melayang entah kemana, padahal kembar idiot dan Manu sedang berbincang 'hangat'.

"Lagi mikirin apa sih lu sampe-sampe babang ganteng ini di hiraukan." Romi melempar kentang ke arah Zania yang langsung membuat Zania kaget.

"Ye kutu! Kalo gue jantungan gimana?" Omel Zania.

"Abisan lo daritadi bengong aja. Kita lagi ngomongin si lebay. Masa dia kepo banget sama hubungan lo berdua." Kali ini Roni yang bersuara, sambil menunjuk Zania dan Manu.

"Si lebay?" Tanya Zania kebingungan. Siapa lagi itu?

"Syanin. Gebetannya si kembar idiot." Tiba-tiba Ayanda menyambar. Ia langsung duduk di antara Romi dan Roni.

"Lah itu mah bucinnya si Manu! Dimana ada Manu, disitu si lebay memainkan dramanya. Yang pura-pura jatoh lah, kepeleset lah, apalah. Eneg gue liatnya." Cerocos Romi sambil sok merinding.

"Ha? Ohh yang numpahin jus mangga gue waktu di kantin? Gila-gila. Udah lama juga gue gak ketemu tuh orang." Zania baru engeh.

"Kepoin gimana?" Kini, Manu yang angkat bicara.

"Nih ya, setiap gue sama Roni lagi—"

"Mba! Rokus coklat kacangnya satu ya!" Teriak Ayanda memotong cerita Romi.

"Ni anak mulutnya gue bekep nih lama-lama. Baru dateng udah rusuh!" Romi langsung memasukkan kentang goreng secara paksa ke mulut Ayanda.

"Tai!" Marah Ayanda.

"Lanjut-lanjut."

"Pokoknya setiap gue sama Roni lagi mabar di kelas, tiba-tiba itu anak ngambil hp gue atau gak Roni, terus maksa-maksa nanya tentang kalian. Apalagi kalo salah satu dari kita kedapetan kelompok sama dia. Uh nyerocos terus kayak kereta api lagi jalan." Cerita Romi menggebu-gebu.

"Pernah nih ya, gara-gara dia maksa-maksa nanya, gue sampe di lempar spidol yang masih kebuka tutupnya sama Pak Wardoyo, guru Math Science. Baju putih gua langsung item. Dianya sok bego lagi!" Lanjut Romi.

"Dan...?" Tanya Zania yang masih ingin tahu.

"Naasnya, gue, Romi, sama dia sekelompok buat bikin makalah. SIAL BANGET GAK SIH IDUP KITA BERDUA?!" Roni langsung menelungkupkan kepalanya di meja. Sial bukan main bos namanya:')

"Gue mah jadi lu ogah sekelompok sama dia. Mana gue denger-denger katanya dia sok bossy banget di kelas kalian." Ayanda ikut kesal.

"Gue udah nyari-nyari orang biar kelompok kita penuh, tapi ya dia langsung ngadu ke guru bahasa pake acara nangis-nangis an, katanya kita pilih-pilih temen. Bocah banget sumpah!"

S(He) is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang