"KEBO BANGUN!" Teriak Manu dari depan kamar Zania. Sekarang hari sabtu. Yang seharusnya menjadi hari bermalas-malasan Zania, di hancurkan oleh Manu karena sebuah rencana.
Semalam Manoli dan Julian, orang tua Manu, beserta dirinya sedang bermain kerumah keluarga Keanu untuk sekedar bersilaturahmi. Memang sejak Zania dan Manu masih berusia 3 tahun keluarga mereka sudah dekat. Julian merupakan kolega Richard dan mereka menjadi dekat karena kerja sama antar perusahaan.
Sebenarnya semalam orang tua Manu sudah pulang dari rumah Zania. Tetapi Manu yang sudah keasikan main PS bersama Vano, akhirnya memutuskan untuk menginap. Dan semalam Vano, Manu dan Zania sudah berencana untuk pergi berenang di apartemen keluarga Rios. Sebenarnya di rumah Manu maupun Zania memiliki kolam renang, tetapi mereka ingin sekalian pergi untuk menonton bioskop selesai berenang.
"No! Ade lu gak bangun-bangun nih!" Demi keteknya kuli bangunan, sekarang baru jam 5 pagi. Manu benar-benar tidak sabaran.
"Ya lu mikir aja Nu, sekarang baru jam 5. Adzan subuh aja baru 15 menit yang lalu. Mending lu sholat dulu dah." Ucap Vano sambil bersender di pintu kamarnya.
"Iya juga." Akhirnya Manu berjalan menuju kamar Vano. Baru beberapa langkah, tiba-tiba pintu kamar Zania terbuka, di susul suara teriakan.
"HEH SABLENG! GUE LAGI SHOLAT LU GEDOR-GEDOR! PENGEN MARAH TAPI KAGA BISA. GUE JADI GAK SAH KAN!" Sejurus kemudian, Manu sudah tergeletak mengenaskan di lantai karena mendapat serangan cubitan dari Zania.
"SAKIT ANJIR!" Manu mengusap perutnya. Cubitan Zania sesakit di gigit beribu-ribu semut merah. Katakanlah Manu terlalu mendramatisir. Tetapi memang begitulah adanya.
"Bisa gak gausah teriak-teriak? Masih pagi woy! Di samperin Pak RT lu berdua ya yang keluar." Vano berkecak pinggang.
"Ampun!" Kemudian Manu langsung berlari menuju kamar Vano.
Selesai menunggu Vano dan Manu melaksanakan sholat, mereka langsung turun ke ruang makan untuk sarapan.
Di meja makan sudah ada kwetiau seafood goreng, pancake dengan sirup cokelat, dan juga salad buah.
"Percaya sama gue, nanti semua menu bakal di makan sama Manu. Gak mungkin terlewatkan." Bisik Vano.
Jana dan Richard keluar dari kamar mereka.
"Pagi-pagi udah heboh ya." Ucap Jana sambil duduk di meja makan.
"Itu tuh si Manu teriak-teriak di depan kamar Zania Bun." Adu Zania.
"Udah-udah, sekarang makan dulu." Lerai Richard, takut-takut Zania dan Manu malah bertengkar.
Benar seperti prediksi Vano. Manu mencoba semua hidangan sarapan dalam porsi yang cukup banyak. Ya Allah, perut apa karet sih:( Keluarga Keanu hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Mba tuh seneng loh kalo Manu main kerumah sini." Ucap Mba Ina, pembantu rumah tangga keluarga Keanu.
"Kenapa tuh Mba In?" Tanya Jana dengan senyuman.
"Itu loh bu, makanan yang saya masak jadi nggak nyisa. Terus juga piringnya jadi bersih. Jadi ibu juga gak perlu beli sabun cuci piring banyak-banyak!" Jawab Mba Ina antusias. Yang lainnya langsung tertawa mendengarnya.
Selesai sarapan, Vano, Manu dan juga Zania langsung bersiap untuk menuju apartemen keluarga Rios. Vano yang mengendarai mobil Jeep Wrangler berwarna hitam miliknya.
Sesampainya disana, mereka menuju ke kamar Manu yang di depannya sudah terdapat kolam renang pribadi. Ruangan bertipe Classic Six tersebut bernuansa maskulin bergaya dark neutral. Sangat pas dengan kepribadian Manu.
KAMU SEDANG MEMBACA
S(He) is Mine
Ficção Adolescente"Gue gak tau, ini namanya apa. Tapi, setiap gue ngeliat lu bareng sama cewek lain, hati gue sakit. Apa perasaan ini sebatas takut? Takut lu pergi dari gue karena kita sahabat dari dulu?"- Zania. "Rasanya gak rela, liat lu berdua sama cowok lain. Apa...