13. What about me?

941 50 4
                                        

"Assalamualaikum! I'm Home!" Suara teriakan dari lantai bawah membuat Zania menutup telinganya malas. Sekarang yang terdengar hanyalah suara langkah kaki dari tangga, seperti seseorang sedang berlari, dan disusul gedoran pintu.

"Nia! Gue bawa martabak nih!" Teriak Manu dari luar.

Dengan sigap, Zania langsung membuka kunci kamarnya, membiarkan Manu masuk.

"Martabak doang nih?" Tanya Zania sok judes.

"Masih untung gue bawain. Udahan kan betenya?" Manu mengeluarkan puppy eyes nya yang membuat Zania langsung luluh.

"Abisan ngomongnya dateng jam 2, sekarang udah jam berapa? Sampe ngantuk gue nunggu lo."

Sebenenarnya Manu dan Zania ingin belajar bersama sekalian latihan presentasi untuk ujian praktik bahasa. Manu mengatakan bahwa ia akan datang jam 2 tadi. Sekarang sudah jam 4. Ia ngaret 2 jam.

Manu membeli 2 martabak, yang satu martabak coklat kacang, kesukaan Zania, dan yang satunya martabak asin, kesukaan Manu. Mereka makan dengan santai sambil menonton YouTube.

Saat sudah satu per empat porsi martabak mereka habiskan, saatnya mereka belajar.

"Kalo kecepatan benda dalam keadaan diam itu satu meter, berati kecepatan gerak bendanya..." Zania berfikir sambil bergumam.

"0,6." Jawab Manu, tiba-tiba.

"IH PINTERNYA." Zania langsung mengacak-acak rambut Manu dengan gemas.

"Percuma lo les kalo ginian doang lama jawabnya." Cibir Manu.

"Yaudah gih sana lo yang les, gue yang males-malesan di rumah."

"Enak aja. Cepetan kerjain lagi." Perintah Manu.

Zania hanya bisa mendecih pelan. Ia sengaja menjahili Manu agar bisa berhenti belajar sebentar. Tapi apalah daya, Manu yang kalau sudah belajar, harus benar-benar serius.

Sekitar satu setengah jam mereka mengerjakan kumpulan soal, akhirnya selesai. Mereka sampai mengabaikan martabak yang tadi Manu beli.

"YAH MANU. MARTABAKNYA JADI KERAS KEK BATOK KELAPA." Zania teriak histeris saat martabaknya menjadi keras karena suhu kamarnya yang dingin.

"Kok gue?! Siapa suruh sukanya martabak manis. Ini martabak gue masih krispi. Uh enak bener." Jawab Manu sambil sok menikmati makanannya.

"Ah gatau ah." Ucap Zania, sambil memakan martabaknya yang sudah dingin.

Tiba-tiba ponselnya bergetar beberapa kali. Ada pesan masuk.

'Ka.'

'Lusa pagi CFD yuk!'

"Siapa?" Tanya Manu.

"Aliga."

"Ngapain?" Manu yang tadinya duduk berhadapan dengan Zania, langsung berpindah ke sampingnya.

"Ngajak CFD." Zania sedikit memiringkan ponselnya agar Manu bisa melihat.

"Gak. Gaboleh."

"Idih ngatur-ngatur." Ledek Zania bercanda.

"Oh jadi pengen CFD bareng?" Tanya Manu, tiba-tiba sewot.

"Mau banget." Jawab Zania sambil sok memelaskan mukanya.

"Serah lo." Wajah Manu sedikit mengeras, kemudian ia langsung bangkit dari duduknya, pergi ke kamar mandi.

"Eh marah beneran. Uh ni mulut suka kebablasan." Gerutu Zania sambil menepuk-nepuk mulutnya.

S(He) is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang