Bagian 221 (Kencan Suami Istri)

753 142 13
                                    

.
.

Pacaran suami istri memang yang paling pas.

Senangnya dapat. Halalnya juga dapat.

.
.

***

Kediaman Farhan Akhtar & Erika ...

Layar televisi memperlihatkan adegan film komedi lawas, Dono Kasino Indro, yang entah ada angin apa, tetiba ditayangkan di sebuah stasiun tv swasta di pagi menjelang siang hari.

Sampai pada adegan Dono menumpang sebuah bajaj, lalu sang supir yang adalah seorang kakek tua, melaju ngebut ke arah sebuah kali.

"E ... PAK PAK!!! ITU DI DEPAN ADA KALI, PAK!! AWAS, PAAKK!!!"

Namun sang supir tetap woles. "Tenang saja, dek."

"TENANG GIMANA SIH?? DIKIT LAGI NYEMPLUNG ITU LHO PAK!! HWAAA!!" Dono panik sejadi-jadinya.

Namun sang supir tetap cool. Mendadak roda depan melayang terbang, disusul roda belakang. Kendaraan roda tiga itu kini melesat melayang di atas kali.

"LHAAAA!!!! PAAKKK!!! BAJAJNYA TERBAANGG!!"

"Lah saya bilang juga apa kan? Tenang sajaa! Ha ha!"

Namun berhubung bajaj terbang bukanlah kejadian umum, si penumpang tetap gelisah dan berteriak panik sepanjang kejadian ajaib itu.

Erika tak sanggup menahan gelaknya. Ekspresi mereka sungguh epik. Tampang mereka berdualah yang membuat adegan itu semakin lucu.

"HA HA HA HA HA!!!!" Dia terbahak lepas di meja makan.

Farhan menghela napas. "Sayang, jangan makan sambil nonton tv. Apalagi sambil ketawa begitu. Nanti keselek lho."

Yunan tersenyum geli. Sebenarnya, tertawa lebar tanpa menutup mulut semacam itu bukanlah adab yang baik, bahkan bagi seorang laki-laki di meja makan. Apalagi bagi seorang perempuan. Tapi kebiasaan Erika sudah terbentuk seperti itu. Dan lagi, yang lebih berhak untuk menasehati Erika adalah suaminya sendiri. Sementara Yunan tetap harus menjaga kesopanan terhadap orang tua.

"Oh ... maaf maaf. Habis, lucu sekali. Aku sudah lama tidak nonton DKI. Sungguh menghibur. Ha ha ha!!" Lagi, Erika tertawa lepas.

Farhan menatap istrinya dengan lelah. "Kalau ketawa, mulutnya ditutup. Nanti kemasukan lalat lho."

"Iya iya. Aduh sayang. Kamu cerewet banget sih kayak emak-emak. Ha ha ha!" Erika masih mentertawakan adegan komedi di tv, tanpa menggubris suaminya.

Farhan menahan kesal, tapi seperti biasa, dia tak bisa marah pada Erika. Pria itu hanya diam, melirik sedikit ke arah Yunan. Yang dilirik hanya merapatkan bibirnya menahan geli.

Maaf aku tidak bisa bantu apa-apa. Ini adalah tugas Ayah. Tugas berat hingga akhir hayat. Selamat berjuang, Ayah!

"Yunan, nanti Ayah sama Ibumu mau belanja ke super market di mall. Kamu mau ikut? Kalau kamu ikut, kita panggil Mbak Surti saja untuk jaga Raesha di rumah."

Pertanyaan Farhan tak langsung dijawabnya. Dia diam sesaat. " ... Tidak. Aku di rumah saja. Ada tugas yang harus kukerjakan. Biar aku yang jaga Rae."

Erika bereaksi. "Yah Yunan ... enggak asik deh kalau enggak ada kamu."

Yunan cekikikan. Barusan komentar Ibunya terdengar mirip dengan teman-teman sekelasnya. "Maaf Bu. Tapi tugasnya buat besok soalnya. Ibu sama Ayah saja ya."

"Ya sudah. Biarkan saja dia, sayang. Nanti kalau tugasnya enggak selesai gara-gara jalan ke mall gimana coba?"

Erika manyun mendengarnya.

ANXI 2 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang