Bagian 237 (Masa Pemulihan)

922 153 24
                                    

.

.

Obat dari rasa sakit, adalah rasa sakit itu sendiri.

~ Rumi

.

.

***

Johan mengamati layar ponselnya dengan alis berkerut. Pesannya belum ada satu pun yang dibaca Yoga.

Dia menghela napas kasar, lalu akhirnya memutuskan akan menelepon Tuan Muda itu. Setelah menekan tombol di layar, alat komunikasi itu kini ditempelkan di telinganya.

"Nomor yang anda tuju, sedang berada di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi."

Keningnya berkerut heran. Sedang berada di Gunung mana dia?

Johan mematikan sambungan. Dia membuka kembali sebuah pesan dari orang suruhannya di Pesantren.

Bos, Yunan sudah lima hari ini tidak kelihatan di Pesantren. Saya mendengar dari percakapan teman-temannya, anak itu dijemput Ayahnya sekitar seminggu yang lalu. Tiba-tiba saja Ayahnya datang dan memintakan izin supaya Yunan bisa belajar di rumah saja untuk seminggu ke depan selama dia dinas ke luar kota. Tapi rupanya, Ayahnya kemudian kecelakaan mobil di dekat bandara, dan tewas seketika. Beberapa perwakilan dari para Ustad dan teman-temannya hadir melayat ke rumahnya.

Johan syok saat membaca berita itu. Awalnya, dia agak heran kenapa sudah beberapa hari berlalu dan orang suruhannya itu tak memberi kabar apapun tentang Yunan. Lalu dia yang lebih dulu bertanya. Ternyata sudah banyak yang terjadi, dan dia tak diberitahu sama sekali.

Kenapa kamu baru bilang? Seharusnya laporkan pada saya sejak Yunan dijemput Ayahnya pulang!

Agak lama sebelum pria itu membalasnya dengan kata maaf. Johan berdecak kesal. Kalau bukan karena kasihan pada orang itu, dia sudah menggantinya dengan orang lain. Ini sebabnya dia tidak suka bekerja sama dengan orang lain. Andai penyelidikan ini bukan di Pesantren, dia lebih suka bekerja sendiri saja.

Sekarang, saat dia ingin melaporkan kejadian ini, bosnya malah tak bisa dihubungi.

Johan duduk di teras kecil kosnya. Meletakkan sebatang rokok di bibir dan menyalakan racun alami itu dengan korek api gas. Dia menghisap batang rokok dalam-dalam, lalu mengembuskan asap putih ke udara.

Farhan Akhtar, nama Ayah angkat Yunan. Meninggal seketika saat tabrakan beruntun menuju bandara. Dia melihat berita itu di televisi sebenarnya, tapi saat itu tak menyangka kalau Farhan yang dimaksud adalah orang yang sama.

Dan sekarang, Yoga Pratama, klien tetapnya, mendadak menghilang. Kebetulan? Tidak mungkin. Johan selalu merasa, ada hubungan yang aneh antara ketiga orang itu. Yoga - Farhan dan Erika istrinya. Cinta segitiga, tebakannya. Kalau bukan cinta, apa lagi? Hanya persoalan cinta yang bisa membuat orang rasional menjadi gila. Lalu sekarang, ada anak itu juga. Yunan.

Batang rokok disematkan di sela jarinya. Asap putih mengepul dari bibir.

Ya sudah. Dia terpaksa harus menunggu Yoga bisa dihubungi. Sementara itu, sebaiknya dia mengerjakan tugas-tugasnya yang lain. Daftar nama pencarian orang yang diminta Yoga.

Daftar nomor tiga : 15 tahun lalu. Tukang parkir Mall SS shift siang. Laki-laki usia 30 tahun. Kulit putih, rambut pendek, mata agak sipit, hidung pesek, berjanggut pendek. Tubuh agak gempal. Tinggi sekitar 170 cm. Suku Sunda.

Setelah mondar-mandir kesana-kemari, akhirnya dia mendapatkan sebuah nama. Dadang Nasir. Hanya saja, rupanya pria ini hidup nomaden atau berpindah-pindah tempat. Sepuluh tahun lalu, kabarnya dia kembali ke kampungnya di Bandung. Saat Johan berusaha melacaknya, rupanya dia dan keluarga besarnya sudah pindah ke rumah saudaranya di Cirebon. Lalu saat dicek, ternyata Dadang sudah tidak ada di sana. Dia mendapat warisan sebuah rumah mungil di Banten, katanya. Warisan dari keluarga istrinya. Namun begitu diselidiki, ternyata rumah itu sudah dijual oleh Dadang. Dan kabarnya mereka menggunakan uang hasil penjualan rumah untuk sekolah anak-anak. Sekarang, mereka kembali hidup dengan cara yang sama seperti belasan tahun silam : mengontrak rumah. Dugaannya, Dadang dan keluarganya masih di Banten. Pindah dari satu kontrakan ke kontrakan yang lain. Ini yang membuat Johan agak kelabakan mencari keberadaannya.

ANXI 2 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang